Hari ini adalah rapat pertama Tokyo Manji generasi ke dua. Mereka berkumpul di kuil Musashi hanya dengan 50 anggota.
Terdengar gila apalagi mereka akan melawan kanto Manji yang berjumlah 500 orang.
(M/n) yang melihat kegilaan ini langsung tertawa kaku. Sial, kenapa tekad Takemichi benar benar lebih mengerikan daripada keadaan yang menyudutkan mereka sekarang?
Pemuda itu datang dengan pakaian Tokyo Manji baru nya, Surai putih sebahu dengan wajah cantik.
Mereka yang belum mengenal nya langsung bertanya tanya"bukan kah Sanzu tak akan pergi dari sisi Mikey?"
"Kenapa Sanzu di sini?"
"Kenapa Sanzu memilih Takemichi?"itu lah yang di katakan oleh mereka semua yang belum mengenal nya.
Pemuda yang datang seorang diri-,ralat! maksud ku berdua dengan Izana yang sejak tadi duduk di pundak nya hanya bisa menggeleng pasrah.
"(M/n) san, apa kau tak keberatan jika masuk dalam divisi nya Senju?"tanya Takemichi, entah kenapa ia memiliki insting bahwa itu merupakan keputusan yang bagus.
Chifuyu mengernyit"kenapa Sanzu di Toman partner?"tanya nya
Takemichi menekuk alis kebingungan. Ah!benar juga!dia belum memperkenalkan nya.
"Bukan Chifuyu, dia Miyazono (m/n) san. mantan orang kepercayaan Mendiang Izana Kun. Bukan Sanzu"
"HAH?!"Pekik merdeka yang tak pernah melihat (m/n) berada di sisi Izana.
"Apa?!jika memang mantan orang kepercayaan Izana kenapa ia tak pernah terlihat di dalam pertarungan waktu itu?!"ucap hakkai kebingungan sekaligus curiga?
Semua yang berbau Tenjiku memang mencurigakan.
Dan entah kenapa mereka baru menyadari dua anting milik Izana yang di pakai oleh orang ini.
".......apa aku terkesan seperti orang mencurigakan?ah ayolah, raja ku sudah mati"ucap nya mengusap wajah nya dengan kasar
Pemuda itu menghela nafas, bersidekap dada lalu berkata"aku kemari karena menolak kanto Manji. Menurut ku jika aku tunduk pada orang yang membuat Izana terluka aku akan terlihat seperti seorang pengkhianat, lagian aku lebih tertarik pada Takemichi"ucap nya
"Tapi tujuan kami untuk menyelamatkan Mikey. Bukan kah sama saja?"
Izana yang sejak tadi diam mulai bergerak, memainkan rambut panjang (m/n) sambil berkata"kau tau sendiri (m/n), sebenarnya tujuan mu apa?"
(M/n) menggeleng mendengar ucapan Mitsuya"aku tak punya tujuan lain. Seharusnya aku ada di penjara karena membunuh Terano south dalam keadaan tidak sadar, tapi ada orang yang sudah menyiapkan pengganti nya"
Nafas mereka tercekat, Chifuyu mendekat dengan ekspresi tak percaya"jangan bilang kau adalah orang yang di beritakan kerasukan itu sebelum nya?"
.
.
.
.....
Markas Kanto Manji
Sanzu bukan orang yang memiliki tipe sangat tenang. Ketika ia tau (m/n) masuk ke dalam Tokyo Manji ia mulai tak tenang.
Bagaimana pun juga orang itu lebih kuat dari nya. Akan sulit melindungi Mikey dari nya.
Orang itu seperti seekor kuda putih yang berlari cepat menerjang ke arah mereka.
'aku harus apa?melawan seorang time leaper?!sialan!jika seperti itu aku tak akan punya peluang menang!'batin Sanzu frustasi sambil menjambak rambut nya sendiri
Pemuda itu menggeram, sialan!ia sudah menyadari bahwa (m/n) memang seorang time leaper sejak pertama kali mereka terlibat perseteruan.
Sanzu sendiri sangat terkejut. Seharusnya tak seperti itu kan?seharus nya bukan (m/n) yang menjadi pemegang kekuatan itu karena Sanzu berpikir bahwa (m/n) mendapat kekuatan itu dari orang lain tanpa mengetahui bahwa kekuatan itu sebenarnya memang sudah tertanam untuk nya sejak ia lahir di dunia.
(M/n) adalah lawan alami Shinichiro. Sama seperti Takemichi, berarti seharusnya ia sangat bertentangan dengan Takemichi.
Sanzu bingung. (M/n) benar benar kuat, meski ia sangat menyadari bahwa pemuda itu hanya lepas kontrol dari kutukan nya. Tapi Sanzu tau.
Menghentikan kutukan seperti itu adalah hal yang merepotkan. Bahkan terkesan tidak mungkin jika ia tak memiliki tekad untuk membangunkan sisi manusia nya.
'...bukan kah dia punya adik perempuan?'batin Sanzu mengingat sosok Kaori yang dengan berani berdiri di depan Mikey dan berteriak lantang pada nya bahwa ia tak setuju (m/n) di bawa bawa dalam sebuah geng motor.
Pemuda itu tersenyum miring, ia memang tak bisa melukai (m/n) karena insting nya berkata jangan. Tapi ia memiliki rencana yang lebih baik.
Seminggu lagi adalah waktu di mana kanto Manji dan Tokyo Manji akan bertarung
Pemuda itu tertawa, untuk menyingkirkan satu orang penuh tekad hanya perlu mematikan api semangat nya bukan?
Benar..
Hanya perlu mematikan cahaya kecil yang menjadi penerang bagi nya
Bayangan Kaori yang berdiri di dalam kegelapan terlihat, berbalik ke belakang dengan wajah kebingungan lalu menghilang dalam sekejap.
Sanzu bangkit, merasa ide nya cukup bagus lalu berkata "kita lihat apa yang akan kau lakukan (m/n)"ucap nya
.
.
.
.
.
Satu Minggu kemudianHari penentuan nya adalah hari ini.
Nampak (m/n) yang tengah bersama Kaori berjalan berdua.
Kaori masih tak tau kakak nya ikut tergabung ke dalam Toman. Gadis itu hanya dengan senang hati memeluk sebelah tangan sang kakak sambil tersenyum lebar
"Nii Chan,"ucap Kaori memanggil (m/n) yang menoleh ke arah nya.
"Ada apa hum?"
Kaori menggeleng, tersenyum lebar lalu berkata"tidak, aku cuman merasa bersyukur bisa memiliki kakak seperti mu"
(M/n) tersenyum tipis, mengajak gadis itu lalu menyuruh nya menunggu di depan taman Playground yang terlihat cukup sepi lalu berkata"tunggu sebentar okay?"
Kaori mengangguk, gadis dengan rok panjang berwarna hitam, kemeja coklat dan Luther berwarna Putih itu terlihat sedang memegangi roti yang sempai mereka beli sebelum nya.
Gadis itu terdiam, mengedipkan mata nya beberapa kali ketika sang kakak sedang pergi dari nya.
"Untuk membunuh gadis lemah seperti mu bukan lah hal yang cukup sulit"
"?!"
BUAGH
TBC
Jangan lupa Vote nya Minna (人 •͈ᴗ•͈)Maaf, ambil Canon aja. Toh Kaori emang udah wasted walau bukan ini alasan nya
Tenang, inget emen itu time leaper murni!mati pun bukan masalah buat diaUwU
KAMU SEDANG MEMBACA
(END)I'm not your servant-Male reader
FanficLost twin series bagaimana jika Sanzu memiliki saudara kembar yang terpisah sejak bayi? Miyazono (m/n) nama nya. seorang pemuda yang datang dan menjadi pusat semua orang untuk mendapatkan sosok nya. mampukah Sanzu menyadari bahwa (m/n) adalah kakak...