01

21 8 0
                                    

Seekor rusa melesat dengan cepat, melompat, melewati semak belukar dan ranting pohon di kedalaman hutan—setelah menyadari sebuah anak panah yang nyaris menancap pada bokongnya. Ia berusaha pergi sejauh mungkin, mencoba menghilang dari jangkauan sang pemburu.

Namun, seberapa jauh pun rusa itu berlari, ia tak bisa pergi. Kebebasannya telah berakhir ketika anak panah pertama meleset. Aura hitam yang menyelimuti anak panah tersebut memudar, lalu mengikuti rusa yang berlari cepat. Tak ada yang tahu, namun sang pemburu cukup terlatih menggunakan kekuatannya.

Mulai kelelahan, kecepatannya menurun. Disaat itulah, beberapa anak panah baru muncul, melesat dengan cepat dan...

Jleb!

Rusa tersebut seketika tumbang oleh tiga anak panah yang muncul dari depan, menancap tepat di kepalanya.

Beberapa saat kemudian, seseorang muncul dari balik bayangan pohon besar yang terletak tak jauh dari tempat kejadian. Shou, sang pemburu dengan kemampuannya sebagai pengendali sihir gelap atau kerap disebut sebagai black mage, setiap harinya ia akan selalu pergi ke hutan Pagramantis—hutan tempat dimana hewan buruan bahkan monster kuno berkumpul, untuk apa lagi seorang pemburu pergi kehutan jika bukan untuk "berburu".

Shou mengangkat sebelah tangannya. Asap hitam pekat bergumul di udara, lalu sebuah dagger muncul, ia langsung menggenggamnya dan berjalan menghampiri seekor rusa yang terkapar dengan kepala bersimbah darah.

"Tubuhnya cukup segar dan berisi. Ditambah dengan tanduknya yang masih utuh, mungkin saja kristal jiwa di dalam jantungnya lebih bernilai dan berkualitas daripada dua rusa yang kuburu sebelumnya," gumam Shou yang kini berjongkok sambil memperhatikan rusa dan sesekali mengusap kulitnya.

"Dengan ini, aku bisa mengambil cuti agar bisa tidur sepanjang hari."

Akhir-akhir ini Shou memang kurang tidur. Beberapa hari sebelumnya ia selalu berburu hingga larut malam karena hasil buruannya yang tidak memuaskan, dan pendapatan dari hasil buruan beberapa hari terakhir tidak cukup bahkan untuk makan di kedai tiga kali sehari. Entah mengapa rasanya seolah hewan-hewan yang ada di hutan seketika menghilang tanpa jejak-bahkan setelah pergi ke perbatasan hutan yang ada di kedalaman, hanya ada burung yang tak sengaja lewat diatas langit. Terpaksa, Shou harus berburu burung yang lewat saat itu.

Shou berfikir, apakah semua hewan buruan pergi melintasi perbatasan? tapi bagaimana caranya? perbatasan yang terletak di tengah-tengah hutan merupakan sebuah dinding sihir yang membatasi hewan buruan dengan monster kuno. Pagramantis adalah hutan terluas di kerajaan Goetia, dan hanya sedikit orang yang memiliki akses untuk dapat masuk ke pedalaman hutan yang terdalam. Tentu hanya seorang pemburu dengan high-rank dan bangsawan yang bisa, rakyat biasa tidak termasuk.

Dan Shou adalah salah satu dari rakyat biasa tersebut.

Tapi, bagaimana jika kesimpulannya benar? bisa saja, di tengah malam dinding sihir tersebut menghilang. Atau bisa saja, kekuatan sihirnya melemah. Sejak datang ke Goetia, Shou tak pernah berburu di sekitar perbatasan karena ia tak pernah menduga-duga seperti ini sebelumnya.

"Tunggu, sejak kapan aku pergi kesini?"

Tiba-tiba kepalanya terasa pusing, Shou memilih untuk berhenti berfikir keras dan mulai menyayati rusa untuk mengambil bagian-bagian tubuh rusa yang akan ia jual, termasuk dengan kristal jiwa milik rusa tersebut tentunya.

Makhluk hidup yang hidup di hutan Pagramantis masing-masing memiliki kristal jiwa, sebongkah kristal ukuran kecil yang merupakan sumber kehidupan mereka. Sama halnya dengan ruh manusia, jika ruh manusia tak kasat mata, maka ruh yang dimiliki penghuni hutan Pagramantis berbentuk kristal. Masing-masing memiliki warna yang berbeda. Jika dilihat dari nilainya, maka kristal murni yang tak memiliki warna apapun dianggap paling bernilai dan berkualitas karena jarang ditemukan. Lalu kuning, biru, dan merah, ketiga warna tersebut juga tak kalah bernilai, dan dapat ditemukan pada hewan buas berjenis pemakan daging.

Magical PhantasmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang