"Jadi kamu sudah tau kalo aku kayak gini karena Kak Beliung?""[Your Young Brother] yang cerita. Biasa, dia gak bisa diajak kerjasama buat bohong. Kayak Thorn."
Solar sedikit terkekeh, "tapi kalopun misal kita beneran cerai, kamu mau nikah sama Kak Beliung?"
"Ya mau, lah! Siapa yang gamau sama orang ganteng kayak Kak Beliung??"
Godaan dari [Name] itu mampu membuat senyum Solar luntur seketika. Haish, nampaknya ia masih bisa bersikap tak suka jika istrinya ini memuji pria lain.
"Daripada sama Kak Beliung, aku lebih sudi kamu sama Beliungnya Bang Upan."
"Kamu cemburu?"
"Pikir aja sendiri."
"Fiks, cemburu."
Solar hanya diam dengan mata yang sengaja ia putar malas. Sebelum akhirnya suara tangis bayi terdengar dari samping ruangan.
Astaga, mereka lupa jikalau ada Cahaya yang tidur di kamar [Name]. Saat ini keduanya berada di kamar Solar, awalnya sih mau di ruang tamu, tapi karena [Name] takut Solar kabur lagi dari pembicaraan ini, akhirnya ia menunggu Solar mandi, ganti baju di dalam kamar Solar.
"Haish, sebentar, ya, Lar. Cahaya akhir-akhir ini rewel banget tiap malem. Aku juga gak tau kenapa."
"Kita bahas di kamarmu aja. Yuk, bangun cepet, sebelum Cahaya makin nangis kejer."
Setelahnya, pasangan suami-istri itu pindah ruangan ke sebelah. Disana sudah ada anak laki-laki mereka yang wajahnya memerah karena menangis.
"Ayaaa, kebangun kenapa lagi iniii? Aya haus? Atau mau sama Mami?"
"―atau sama papi."
"Cahaya gak kenal kamu kayaknya."
JLEB.
Aduh, apa-apaan ini. Solar tak terima, ya.
"Aku Ayahnya!"
"Aku Ibunya wleee."
Kan, awas kalau habis ini gelud lagi.
❛❛想い出辿るたびにひどく 、押し潰されそうになる.
Every time I trace back my memories, I feel as if I’m going to be crushed.❜❜Akhirnya, setelah Cahaya tenang dan tidur di pelukan [Name], keduanya bisa kembali mengobrol lagi, kali ini obrolan serius dengan diselingi sedikit candaan.
"Tapi aku gak nyangka kalo kamu bakal sampe berlutut kayak gitu ke Ayah."
"Demi kamu apa yang engga sih, Yang?"
"Berisik, Buaya."
Tak apa, Solar sudah biasa.
"Tapi ... dari omongan Ayah juga aku pikir gak cuma Kak Beliung doang alasannya. Aku pikir Ayah juga masih gak rela ngelepas kamu."
"Kalo itu gak heran, sih. Bukan cuma Ayah aja, tapi Kakak sama Adekku juga gak rela. Kamu selalu dipantau mereka, tau."
Aduh, serem banget bapak mertua.
"Memangnya aku itu orang kayak apa, sih!? Sampe harus dipantau begitu."
"Kamu kayak buaya, sih."
"Gini-gini udah tobat, ya!"
"Halah, bohong."
Keduanya saling bertatapan tajam, tak ada niatan ingin mengalah sampai pandangan itu diputuskan oleh Solar.
"Hish, udah deh, gak selesai-selesai kalo adu mulut sama lo, tuh."
Nah, kan, keluar gue-lonya.
"Ya lo yang mulai."
"Kan gue cuma meluruskan, lo harus tau faktanya, fakta kalo gue udah tobat."
"Boong."
"NAH, LO YANG MULAI YA AN—"
"APAA? MAU APA LO?"
Syukur Cahaya masih terlelap, ya, tadi sempat kejang dan membuka mata karena terkejut, sih, tapi tak lama ia kembali menutup mata dan tidur.
"Iya-iya, ah, dasar cewek. Tapi gue kepo. Lo pernah suka sama Kak Beliung gak, sih?"
"Pernah, waktu SMA. Eh tapi setelah gue pikir lagi, itu sekedar rasa suka sebagai kakak aja, sih. Gue lebih nganggap Beliung itu Kakak."
Aduh, jika Solar di posisi Beliung, kayaknya Solar sudah membuat playlist galau dengan lagu isinya prenjon semua.
"Kalo sama cowok lain selain gue gitu?"
"PD banget, emang gue ada bilang gue suka sama lo?"
"Lah, lo pikir siapa yang minta cepet-cepet di lamar waktu mau lulus kuliah?"
"... DIEM YA SOLAR."
Iya, [Name] yang minta Solar untuk melamar dirinya secepat mungkin. Katanya sudah lelah dengan masa pacaran, maunya nikah.
Kata Solar, pas lulus bakal dia lamar, tapi nyatanya, dilamarnya setahun setelah lulus.
Solar butuh ngumpulin duit dulu soalnya, guys.
"Siapa ya yang dulu tiap selesai kuliah langsung nyamper gue?"
"Fans lo, lah. Ya kali gue."
"Idih, orang yang sering nyamper gue dulu tuh lo, [Name]."
"NAJISSS, NGAPAIN GUE NYAMPER."
"Lah, lo ga inget? Dulu tiap selesai kuliah pasti nyamper atau nelpon minta jemput. Atau bisa tiba-tiba bilang "aku kangen." terus meluk."
"... masa gue se-alay itu, sih, dulu?"
"Alay-alay gitu juga masa pacaran tetep jadi masa hubungan paling seru kita sih bagi gue."
"Kalo yang paling bikin nangis pas masa apa?"
"Oh, udah pasti lah masa—"
"—masa setelah nikah. Ya, kan?"
"Gak mau ngakuin tapi iya."
Setelahnya, keduanya langsung diam, tak ada yang berbicara. Solar sok sibuk melihat-lihat kamar [Name], dan [Name] sok tenangin Aya padahal Aya gak kebangun atau gimana.
Dasar pasutri yang satu ini.
❛❛私だけみて愛を伝えて.
Look only at me and convey your love.❜❜____________
WHSHSHS finally ak pakai lgu niigo, xixixi mumpung eventnya kan shshhd tp aku kayaknya ga bakal nguli atau ngejar sih. Udah hopeless banget.
ANW, aku telat lagi. Tapi disini aku ga ngasih clue sedikitpun sih. Cuma bener-bener mereka nostalgia. Karena aku ngerasa hubungan mereka lucu aja pas pacaran 😔😔
Kayak, lucu banget gitu, deh!
See u besok, ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
mistake; b. solar [√]
Fanfic❛❛BoBoiBoy Solar x Reader❜❜ 𝘚𝘢𝘢𝘵 𝘱𝘢𝘴𝘶𝘵𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘶𝘵𝘶𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘤𝘦𝘳𝘢𝘪, 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘴𝘶𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘳𝘶𝘴𝘪 𝘴𝘶𝘳𝘢𝘵 𝘤𝘦𝘳𝘢𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘪𝘢𝘱 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘤𝘢𝘱𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢...