TB-7

7 4 0
                                    


Fadhli menatap datar langit yang sudah mulai berubah terang

Matahari tampak malu-malu menunjukkan dirinya keseluruh dunia

Kicauan burung, kokokan ayam dan hembusan angin pagi tak membuat Fadhli beranjak darisana

Tepan Dibalkon kamarnya, tempat nya duduk sepulang dari rumah Andra tadi malam

Fadhli merenung memikirkan perkataan ayah Andra tadi malam, itu membuatnya sakit hati sekaligus kesal, marah, sedih semuanya bercampur aduk

Flashback on

Amak masih setia memeluk Fadhli erat, mengelus punggung bergetar Fadhli lembut, berharap bisa meringankan beban Fadhli sedikit

"Lagipula, veny sudah dijodohkan"  celetukan ayah Andra membuat Fadhli kaget sontak melepaskan pelukannya

"Maksud ayah??" Tanya Fadhli kaget

"Yah, putriku akan menikahi nak yozi" ucap ayah Andra santai sembari meminum kopinya

"Omong kosong apa ini ayah!!" Andra menyambar tak terima

"Omong kosong katamu?? Aku sudah menjodohkan adikmu dari lama dengannya"

"Aku tak setuju!!" Andra berdiri menentang sang ayah

"Aku yang akan menikahkan putriku, pendapat mu takkan kuterima"

"Ayah jangan egois!! Aku tau seperti apa bajingan brengsek itu!! Dia tempramental dan aku tak Sudi jika adikku menikah dengannya!!"

"Turunkan nada bicaramu Uda!! Dari tadi kudiami kau semakin melunjak!! Berani kau melawanku sekarang hah!!"

"Demi Allah ampuni aku jika aku melawanmu ayah!! Aku hanya tak ingin adikku menderita!!"

"Tak usah bawa-bawa nama Allah dalam kata-kata basi mu itu!! Kau semakin dewasa seperti mau menginjakku!! Apa ini hadiah dari pergaulan mu dengan Fadhli!!"

"Pembahasan ayah kenapa menjadi mengambang seperti ini!!"

"Masih berani kau meninggikan suaramu DEANDRA!!!"

Amak berdiri memegang lengan suami nya yang hendak berdiri memukul putranya "jangan terlalu terbawa emosi, tenanglah.."

"Lihat kelakuan anakmu!! Ia berteman dengan orang yang salah membuat kepribadiannya juga ikut berubah!!"

"Tak usah salahkan temanku ayah!! Aku hanya tak mau adikku berada dibawah lingkup yang salah!! Aku kakaknya!! Dan aku juga berhak menentukan masa depan adikku!!"

Veny keluar dari kamar karna mendengar ayah dan kakaknya yang adu mulut, ia memeluk Andra dari belakang, membenamkan wajahnya dipunggung tegap si kakak

"Sudah Uda... Tak usah bertengkar... Sudah..." Isak tangis veny terdengar membuat Fadhli berdiri ingin menghampirinya

"Berhenti disana!!" Ayah Andra berteriak membuat Fadhli otomatis berhenti "Nova!! Bawa anakmu pulang sekarang!!"

"Baik Uda, maaf jika ia membuat kekacauan, dia memang selalu seperti itu" balas ibu Fadhli enteng

Sedangkan ayah Fadhli masih setia duduk menyesap minumannya "ayolah pulang, aku harus bekerja"

"Jaga anakmu agar tetap dijalurnya teo!!"

Ayah Fadhli mengacungkan jempolnya menyetujui saran dari temannya, "si brengsek kecil ini akan kunasehati, sekarang urus saja Anak mu itu" saut ayah Fadhli menunjuk Andra dengan dagunya

DEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang