***
"Dua insan itu yang membuatku ada dan dua insan itu yang menginginkanku tak ada di dunia ini"
-Achilles Gianira
***
"Ibu, ibu jangan hiks.. hiks" rintihku saat wanita 'itu' berusaha menahan kepalaku agar tetap masuk ke dalam air dingin nan dalam itu, untuk anak berusia 14 tahun
"Kau harus mati dasar anak tidak tahu diri, sebabmu suamiku mati, kau penyebab semua ini kau harus mati!" pekiknya masih mencengkram kepalaku agar lebih masuk ke dalam air itu
Gelap, dingin, sunyi
"Apakah ini akhirku? Sangat menyedihkan" bagaimana menurut kalian?
Bug bug
jujur aku tak tahu apa yang sedang terjadi di luar air, aku hanya dapat mendengar suara gelembung nafasku, aku merasa ada yang menarikku dari dalam bathtub, namun di sayangkan sebelum aku mengetahui siapa yang mengeluarkanku dari bathtub yang dingin itu aku malah tidak sadarkan diri dan berakhir di rumah sakit
Ibuku yang dulu ku anggap malaikat dalam sekejap dapat berubah menjadi iblis yang sangat mematikan
Semua bukan salahku, aku tak salah, mungkin?
Semua terjadi bukan karena keinginanku, semua berjalan begitu saja aku tidak dapat menghentikannya
Maafkan aku ibu, harusnya aku tak lahir, aku sungguh meminta maaf, aku sayang ayah dan ibu
Sebelum semakin jauh perkenalkan namaku Achilles Gianira, yang memiliki arti "seorang gadis cantik yang merupakan anak dari peri laut" kedua orang tuaku sangat menyukai lautan, mereka merupakan seniman yang sangat terkenal, ibuku seorang penyanyi pop dan ayahku seorang penulis yang banyak menulis cerita bergenre romance
Mereka sangat mencintai satu sama lain hingga akhirnya aku datang, menghancurkan kebahagian mereka
Aku berharap waktu dapat berputar kembali, dan aku bisa mengubah takdir menyedihkan ini, namun NIHIL aku tidak bisa memutar waktu kembali
2 bulan kemudian
Sekarang aku di asuh oleh nenekku tepatnya ibu dari ayahku bernama Sirena Alice Gianira, walaupun wanita itu sudah berkepala 4 ia masih terlihat cantik dimataku sangat cantik, ia juga sangat baik padaku sangat memperhatikanku
"Echi sini nak makan, nenek sudah memasakkan makanan enak untukmu dan kakekmu" ujar wanita itu sembari menyiapkan beberapa hidangan untuk kami santap
Oh iya kami tidak hanya tinggal berdua, ada juga kakekku yang tak kalah tampan bernama Marwin Zale Gianira, kakekku juga sangat baik kepadaku, ia sangat menyukai tanaman biasanya pada pagi hari ia akan pergi ke taman untuk menyiram tanaman mawar miliknya
"Baik nek, kakek ayo kita makan, nenek sudah meyiapkan makanan untuk kita" pintaku sembari menaruh beberapa perlatan taman dan mencuci tanganku yang kotor akibat tanah yang menempel di tanganku
Kami berdua masuk ke dalam rumah dan berjalan menuju ruang makan memperlihatkan nenekku yang sedang menata makanan kami
"Selamat makan" ucapku saat merasa semua sudah hadir di ruang makan itu dan sudah siap untuk menyantap makanan yang ada di meja
Kalian penasaran mengapa aku tiba-tiba ada di rumah nenek dan kakekku? Ya saat aku sudah pulih dan bisa keluar dari rumah sakit, nenek dan kakekku langsung membawaku ke rumah mereka, rumah yang sangat hangat seperti rumahku dahulu
Ibuku?
Wanita itu dimasukkan ke rumah sakit jiwa yang biasa di kenal dengan RSJ, di duga wanita itu mengalami gangguan mental setelah ayahku meninggal dengan tragisAku masih tidak bisa memaafkan diriku, namun aku tidak bisa terus terpuruk dan menyia-nyiakan hidupku bukan?
Aku harus bangkit, walaupun sulit
KAMU SEDANG MEMBACA
The pluvia
Teen Fiction"bagai hujan, hadirmu menenangkan jiwaku yang beku" Jika aku bisa, aku ingin selalu bisa berada di sampingmu ran Namun sampai kini aku masih mengunci hatiku agar tidak terurai untuk kedua kalinya, berjalan menghadapi kenyataan yang tak dapat ku teba...