👦🏻👦🏻🏠🔗 Neighbour (end)

600 51 2
                                    

"Permisi paket!" teriak Sunghoon di depan pintu rumah Jake, tak lupa juga memencet bel dan mengetuk pintu rumah cukup brutal.

Pintu pun terbuka memperlihatkan wajah malas Jake yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya.

"Kan pencet bel aja udah cukup Hoon. Kenapa harus pake teriak-teriak segala sih." kesal Jake yang berjalan mendahului Sunghoon yang nyengir-nyengir ga jelas di belakang.

Sunghoon yang tersadarpun segera menyusul Jake yang sudah berjalan cukup jauh didepannya. Motor Sunghoon sudah selesai diperbaiki satu hari setelah mereka berangkat sekolah bersama pertama kali.

"Skuy naik, jangan lupa dipake helmnya ya cantik." Sunghoon menaiki motornya setelah memakai helm dan menstarter motornya. Setelah mengaitkan tali helm, Jake naik kejok belakang motor Sunghoon dan segera melingkarkan tangannya di pinggang Sunghoon.

Hanya bentuk antisipasi saja. Karena demi apapun, saat Sunghoon menaiki motornya dengan kecepatan tinggi, Sunghoon seperti ingin mengajaknya menjemput kematian. Sunghoon dan motor adalah hal yang Jake hindari.

Setelah kejadian Sunghoon mengebut, Jake langsung memarahinya dan mengancam tidak mau berangkat dan pulang bersama Sunghoon bila dia terus-terusan kebut-kebutan saat membawa motor. Sunghoon yang memang sudah terindikasi bucin tingkat tolol hanya mengangguk pasrah dan menurut.

Untuk masalah Jungwon. Karena sekarang Sunghoon selalu berangkat dan pulang sekolah bersama Jake, akhirnya Jungwon selalu berangkat bersama Jay dengan senang hati.
"Kamu udah ga di ganggu lagi kan di sekolah?" tanya Sunghoon khawatir.

"Engga sih, lagian juga ga ada yang main fisik sama aku, jadi ga masalah." balas Jake enteng.

Sunghoon masih saja terkejut dengan sikap Jake yang santai saat dirinya mendapat berbagai bullyan walaupun tidak ada yang secara terang-terangan main fisik, tapi tetap saja Jake patut diacungi jempol dengan ketahanan mentalnya.

"Lagian mau aku deket kamu, mau jadi temen atau pacar pun ya terserah aku lah. Buat apa takut sama anceman ga jelas kayak gitu." lanjut Jake yang kemudian turun dari motor Sunghoon yang sudah terparkir di tempat parkir sekolah.

"Iya sih, lagian ini juga salah aku yang ga mau nembak si cantik ini cepet-cepet." goda Sunghoon yang mendapat geplakan sayang dari Jake dengan senyum manisnya.

"Iya sayang, makanya jangan kebanyakan tebar pesona sana-sini. Kan jadi banyak yang baper sama kamu." kata Jake kemudian berlalu pergi meninggalkan Sunghoon yang sedang mengusap-usap kepalanya.

"Gila makin cinta aja deh sama dek Jake." Sunghoon cengengas cengenges ga jelas sambil jalan nyusulin Jake yang udah lumayan jauh di depannya.

•┈┈┈•┈┈┈•┈┈┈

Jake sedang berjalan pelan menuju kearah perpustakaan, sendirian tanpa Sunghoon yang menemani. Dia hanya tidak ingin saja banyak orang yang salah sangka dengan dia dan Sunghoon.

Sunghoonnya sih enak, ga enaknya ada di Jake. Fans maniak si pria bermarga Park itu terus mengirim ancaman aneh kepada Jake. Jake tidak takut, hanya saja hal itu membuatnya risih.

Saat sedang asik melamun, Jake tidak mengetahui bahwa ada seseorang yang sengaja menumpahkan air ke lantai agar Jake terjatuh. Jake terpeleset dan jatuh dengan keras membentur lantai. Orang yang menumpahkan air tadi tertawa puas kemudian meninggalkan Jake yang mengaduh kesakitan.

"Gila, siapa sih yang numpahin air di lantai kayak gini." gerutu Jake pelan sambil bangkit berdiri dan putar arah menuju loker untuk mengganti celananya yang basah karena tadi terkena air sehabis terpeleset.

Addicted | SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang