9.hukuman

0 0 0
                                    

Malam ini liona menghampiri Alex yang berada dikamar sedang belajar. Liona bosan lantaran ia tak jadi ke rumah sakit karena tantenya aura datang menemaninya. Liona pergi menemui Alex karena ingin meminta maaf kepadanya sebab ia tak bisa menemaninya berlatih. Ia juga tak mengabari kakaknya.

Tok tok tok

"Kakak ini aku liona, boleh masuk gak?" Tanya liona
Namun tak ada jawaban dari sang kakak m 3 kali. Ia masuk Saja, begitu masuk ia mendengar suara gemericik air di kamar mandi. Liona duduk di salah satu sofa yang ada di sana. Tangan liona mengambil buku yang berada di atas meja.

Cklek

Alex keluar dari kamar mandi dengan tangan yang mengusap kepalanya dengan handuk kecil. Ia tidak sadar jika sedari tadi liona menatap kakaknya. Begitu Alex mendongak ia terkejut karena sudah adiknya yang kini duduk dengan anggun.

"Kapan kamu masuk dek?" Alex menghampiri liona dan duduk di sebelahnya

"Gak lama kok kak, tadi udah ketok pintu kok sebelum masuk"

"Oh, Kamu ada perlu sama kakak?"

"Hmm aku minta maaf karena tadi gak bisa ke tempat pelatihan kakak tadi"

"Kakak tadi chat sama telfon kamu sore tapi gak kamu angkat"

"Tadi ada sedikit masalah hehe"

"Tapi kamu gak papa kan?"

" I'm ok"

Alex sungguh lega jika adiknya tidak kenapa kenapa. jujur saja ia tadi khawatir ketika liona tak ada kabar sama sekali namun para sahabatnya menyuruhnya untuk berfikir positif saja dan ternyata saran sahabatnya tidak salah.

"Emm kak boleh tanya sesuatu gak?"

"Boleh. Mau tanya tentang apa?"

"Kakak kuliah jurusan hukum kan?"
Alex hanya mengangguk

"Kalau seumpama nih ya ada seorang melakukan pembullyan emm bukan pembullyan juga sih sebenarnya emm gimana ya jelasinnya?" Liona kini bingung sendiri.

"Coba kamu ceritain pelan-pelan oke"

"Jadi gini kak tadi...." Mengalir lah cerita dari mulut liona tentang kejadian disekolah tadi.

"...dan aku yakin tuh cowok bakal bawa pengacaranya ke sekolah besok untuk menuntut aku kak"

"Kamu tenang aja kalau dia emang niat bawa ke meja hijau kakak juga akan sewa pengacara yang handal jadi gak perlu khawatir"

"Ok i know but kakak kan kuliah hukum nih jadi kasih tau aku pasal tentang pembullyan dan pelecehan itu pasal berapa?"

"Nih kamu baca ini kakak masih ada tugas soalnya kamu cari sendiri oke" Alex memberi buku setebal 5cm ke liona.

Keadaan kamar hening kedua anak manusia itu fokus pada kegiatan masing-masing. Hingga tak lama terdengar dengkuran halus dari arah sofa. Alex menengok kearah adiknya yang sudah terlelap dengan buku yang berada di atas perutnya. Alex mengangkat tubuh liona dan meletakkannya di kasur miliknya lalu ia kembali untuk melanjutkan tugasnya.

***

Pagi ini Kelas XI IPA 1 mulai pembelajaran dengan tenang. Mereka tengah fokus mendengarkan guru fisika yang menerangkan di depan sana.

Tok tok tok

"Maaf Bu menggangu waktunya saya hanya ingin menyampaikan bahwa liona disuruh ke ruang kepala sekolah Bu" ucap siswa itu

"Liona silahkan keluar menuju keruang kepala sekolah"

Skip
Kini liona sudah berada didepan ruangan kepala sekolah ia menatap pintu itu dengan tatapan sulit.

Tok tok tok

"Masuk"
Ketika sudah masuk, seperti dugaannya bahwa Danu membawa orang tua dan juga pengacara. Di sana juga terlihat ada guru BK dan juga kepala dan wakil kepala sekolah.

"Silahkan duduk liona" ucap Rian

Liona duduk di hadapan Danu yang kini kepalanya sudah terdapat perban bahkan wajahnya terdapat memar. Kedua orangtuanya menatap liona tajam ia tak terima anaknya sampai seperti ini.

"Jadi kamu yang bikin anak saya seperti ini" ucap ayu selaku mama danu

Liona hanya menatap ayu dengan tenang.

"Jadi liona kami mendengar bahwa kamu membully danu, apakah benar?" Tanya Rian

"Iya"

"Sudah jelas kan anak saya di bully oleh dia, saya ingin masalah ini dibawa ke jalur hukum"ucap ayu

"Mohon tenang Bu, kita dengarkan dulu penjelasan liona dulu" kata Bu Dina guru BK

"Tidak perlu repot-repot kita bawa saja ke jalur hukum" kini papa Danu yang membuka suaranya.

"Anda yakin ingin membawa ini ke jalur hukum tuan?" Tanya liona dengan seringainya.

"Iya kenapa kau takut?"

"Anda pasti belum tau jika anak anda seorang yang bejat?"

"Jaga mulut kamu, anak saya tidak mungkin seperti itu" ucap ayu murka

"Hehehe maaf anda lucu sekali nyonya, baiklah silahkan anda bawa masalah ini ke jalur hukum maka saya juga akan menuntut anak kalian dengan pasal 351 KUHP tentang Tindak Penganiayaan, Pasal 170 KUHP tentang Pengeroyokan, dan Pasal 310 dan 311 KUHP tentang Perundungan yang Dilakukan di Tempat Umum dan Mempermalukan Harkat Martabat seseorang"

"Akh dan juga atas tindak pidana pelecehan seksual. Wah anak anda akan terkena pasal berlapis tuan dan nyonya. Anda tidak tau kan nyonya jika anak anda ini bejat dan juga saya punya buktinya jadi mari bertemu di meja hijau" liona lantas mengeluarkan beberapa bukti yang telah ia siapkan dan menaruhnya di meja.

"Jika sudah tidak ada yang ingin dibahas saya permisi" liona pergi tanpa menunggu respons semua orang yang sibuk melihat bukti bahkan Danu sudah berkeringat dingin ia tak menyangka bahwa liona akan menyiapkan dengan sedemikian rupa.

***
Liona kini berada disalah satu cafe untuk menikmati ketenangannya. Memang tadi liona langsung pergi keluar sekolah ia sudah tau jikalau ia akan di skor selama 3 hari ke depan. Uncle rian tadi sudah memberitahukan melalui WhatsApp.

"Hhuufftt ribet banget hidup gue" liona menyeruput minumannya dengan pandangan mata melihat ke jalan.

"I'ts okey honey masih ada aku"bisikan ditelinga kanannya membuat liona terkejut ia tak sadar jika tunangannya sudah berada di kursi sebelahnya.

"Kapan kamu dateng kok aku gak tau?"

"Gimana mau tau orang kamu ngelamun terus sampai aku duduk aja kamu gak tau"

"I'm sorry aku gak tau"

"Kalau ada masalah tuh cerita sayang jangan dipendam sendiri masih ada aku dan juga keluarga kamu"

*******

LIONA YORA DAMIAN

dark night (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang