Villia akhirnya menurut ketika dirinya di rias sedemikian rupa oleh kedua sahabatnya itu. Sekarang ia sedang berdiri di depan kaca besar yang menampilkan seluruh tubuhnya.
" Ini terlalu menor? "
Kata Villia ingin menghapus polesan make up tipis di wajahnya.
" Eitss "
Dengan cekatan tangan Angel menahannya." Ini gak gue banget "
" Villia lo tu cantik "
" Bener tu kata katya "
" Serius? "
Kata Villia kemudian memegangi pipinya. Ia ingin segera menghapus polesan di wajahnya. Tapi kedua sahabatnya dengan sigap menahan pergerakan sahabatnya.
" Vill ayolah. Lo mau terlihat kucel di depan selingkuhannya Endra?? "Kata Angel membuat raut wajah Villia semakin musam.
" Ak....ak.......aku.... "
" Udah udah!! Sekarang sudah jam tujuh malam. Kita harus bergegas kesana. Mereka tak boleh terlalu lama menikmati penderitaan mu kawan "
Kata Angel yang di angguk i keduanya. Mereka berdua menuju ke arah dimana tadi Endra dan selingkuhannya janjian.Terparkirlah mobil mereka di halaman cafe yang terlihat sepi.
" Lo masuk dulu Vill. Kalau kita masuk bertiga yang ada langsung ketahuan "
Villia mengangguk kemudian ia mulai memasukkan caffe yang nampak sepi. Ia mengamati sekeliling caffe yang terhias dengan rapi. Seperti cafe pada umumnya.Namun mata viliia tak sengaja menatap anak tangga yang ada di tengah tengah caffe. Anak tangga yang di hiasi bunga mawar itu terlihat sungguh indah. Pasti ia akan merasa senang jika dekorasi cafe ini memang untuknya. Tapi ia harus menerima kenyataan bahwa cafe yang di hiasi seperti ini untuk menyambut selingkuhannya Endra.
Banyak bunga mawar yang menghiasi cafe ini. Villia menaiki tangga itu dan menemukan ruangan di dalam cafe ini cuma ada satu meja dan dua kursi yang berada di pojok ruangan.
Melihat tanaman mawar yang menghiasi sekelilingnya. Hati Villia terasa hancur.
" Ternyata manismu bukan hanya ke aku En "
Villa berkeliling di antara bunga mawar. Tak lama ada seseorang menghampirinya kemudian membawanya ke tempat duduk di pojok ruang taman mawar itu.Ia tertawa hambar. Membayangkan wajah kecewa Endra. Ketika ia melihat bukan kekasih gelapnya yang datang melainkan pacarnya sendiri. Pasti itu akan menciptakan drama nantinya. Terdengar suara senar gitar di petik oleh seseorang. Villia mematung. Ia terjebak di situasi yang sangat tak ingin ia rasakan. Ia perlahan terisak mengingat semuanya ini di siapkan Endra untuk wanita lain. Dan menayangkan betapa kecewanya wajah Endra nantinya itu menjadi ketakutannya saat ini.
Gitar itu terus di petik sesuai lagu. Suara yang amat ia kenali itu sedang membawakan Dee lagu dari Harris j yang berjudul " i promise. Lagu terus berlanjut dan Villia semakin terisak.
" Having someone to go to "
" Having someone to love "
" Having both is a blessing "
" That was sent from above "" Oh i know that wherever "
" I'll go you'll be forever in my heart"
" I promise anytime you call me "
" It don't matter where i'm "
" I'll always be there. Like you've been there "
" If you need me closer "
" I'll be right over "
" I swear i swear "Pria yang seng menyanyikan lagu itupun berbalik. Melihat Villia yang menangis membuatmu terkejut. Keterkejutan yang membuat hati Villia makin hancur. Endra langsung menghampirinya.
" Don't cry baby "
Katanya kemudian berlutut di depan pujaan hatinya. Ia menyodorkan buket bunga mawar ke arah Villia." Happy birthday dear "
Kata Endra membuat Villia terdiam sejenak.
" Happy birthday to you "
" Happy birthday to you "
" Happy birthday happy birthday happy birthday to you yeyyyy "
Teriak semua orang-orang dari segala penjuru cafe ini. Viliia kembali terisak. Ketika kedua orangtuanya menghampirinya dengan membawakan kue ulangtahun.Endra terkekeh kemudian membawa Villia ke pelukannya.
" Tiup dulu lilinnya sayang "
Kata Endra berbisik. Akhirnya lilin itu mati. Setelah acara peniupan lilin sekarang tiba acara potong kue. Suapan pertama diberikan pada Tino. Suapan kedua Villia berikan pada Viana. Setelahnya baru Endra dan kedua orangtuanya. Setelahnya baru sahabatnya." Kita ngggak nih? Kita juga ikutan ngehias lo "
Kata Arkana protes. Villia mempunyai ide ingin membalas perbuatan Endra. Villia ingin menghampiri dimana Arkana dan yang lainnya berdiri.
" Stay here baby "
" No "
" Ini perintah bukan permintaan "
Sukses sudah ia membuat Endra jealous." Suka? "
Tanya Endra kemudian. Keduanya memutuskan menjauh dari kerumunan orang yang sedang makan di dalam cafe lantai satu.
" Ya suka. Tapi gak suka prank nyulik akunya pakek bius segala!!! "
" Nyulik? Bius? "
Kata Endra heran karena keduanya itu tak berada dalam rencananya sama sekali." Siapa yang ngelakuin itu ke kamu? "
" Angel Katya. Mereka kamu yang suruh kan? "
" Ayo!! "
Kata Endra membawa Villia turun. Menghampiri para manusia yang sedang duduk-duduk nyantai.
" Fer. Ikut gue "
Kata Endra langsung membuat cowok itu berdiri dan mengikuti keduanya." Julian "
Kata Fernando tanpa di tanya. Seolah ia tahu isi kepala Endra.
" Suruh dia kesini!! "
Cowok itu hanya menganggukkan kepalanya. Tatapan mata Endra menghunus tajam. Itu membuat Villia takut. Ia segera menerangkan Endra namun itu sia sia belaka. Karena Endra sudah benar-benar marah kali ini.Tak lama Julian datang dengan wajah pucat.
" Eh En, itu anu..... "
Kata Julian gugup.
" Gue ga butuh penjelasan "
Kata Endra kemudian mengepalkan tangannya. Tak lama kepalan tangan itu mengenai tengkuk Julian. Seketika itu juga Julian tak sadarkan diri. Itu membuat Villia menbelabakan matanya. Ia menggoyangkan tangan Endra ketika tangan itu menariknya untuk menjauh." Endra!!! Tu kenapa di pukuli si Julian? Di tinggalin lagi!! Kan kasihan"
Kata Villia menarik tangannya yang di pegang erat Endra. Alhasil langkah cowok itu terhenti. Ia kemudian berbalik menghadap Villia. Ia merapikan anak rambut yang menutupi pandangannya dari wajah cantik Villia." Dia pantas mendapatnya. Bagaimana bisa ia membiusmu dan aku hanya diam saja "
Akhirnya Villia mengalah.
" Cami, tadi yang kamu telpon siapa? "
" Cek aja sendiri "
Kata Endra menyerahkan ponselnya. Viliia langsung membukanya dengan tergesa. Ia melihat riwayat panggilan telepon. Tertera yang di hubungi Endra adalah Fernando. Viliia tertawa renyah membuat Endra ikut tertawa. Iya tawa memang menular apalagi tawanya Villia." Kenapa Fernan? "
" Cuma dia yang kalau di telpon itu ga di jawab. "
" Kasihan deh dah di tolak tapi masih aja pura pura ngobrol hahhahaha"
Endra merangkul Villia kemudian membawa gadis itu di rooftop cafe menikmati angin malam yang dingin.
" Julian bagaimana? "
" Bisakah kau tak usah memperdulikannya?!! "Kata Endra geram. Villia menggelengkan kepalanya. Akhirnya Endra mengalah ia menghembuskan nafas kasar.
" Fernando yang urus "
" Jangan galak galak gitu ya! Villia gak suka "
"Sesuai permintaan mu tuan putri "
Mereka tertawa bersama sambil menikmati angin malam pada rooftop.Jangan lupa vote and comment. Mampir ke cerita ku yang lainnnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
one promise
Teen Fictionsemua berawal pertemuannya dengan seseorang di masa lalunya. pertemuan yang menjadi awal dari rusaknya janji janjinya. pertemuan yang membuatnya jauh dari orang orang terdekatnya. apakah dia bisa melalui semuanya? atau perjuangannya mempertahankan j...