9. terkejut

7 2 0
                                    

Endra merasa gusar. Dari tadi ia menyelusuri area kampus tapi tak satupun ia melihat tanda-tanda keberadaan Villia. Ia mengacak rambutnya asal. Ia menarik nafas dalam sembari berkacak pinggang.
" Sayang "
Suara seseorang yang amat ia tunggu berasal dari belakangnya. Senyum Endra terbit ia langsung berbalik.







Deg. Bibir yang semula melengkung ke atas membentuk senyuman seketika pudar. Bahkan nafasnya terasa tercekat karena sangking terkejutnya.
" Cami kenapa bengong? "
" Oh eh engggak "
Mellody menyunggingkan senyumannya melihat Endra yang sepertinya salah tingkah karenanya. Padahal Endra bukan salting ia lebih takut kalau semuanya akan berantakan karena Mellody.







" Ouh ya cami, kenalin ini temen baru aku. Namanya Mellody. Mellody kenalin in...... "
" Kita sudah kenal kok Villia "
Potong Mellody membuat Endra terbelalak. Ekspresi wajah Endra itu semakin di nikmati oleh Mellody.
" Kenal? "
" Iya, kita dulu per...... "
" Dia temen masa kecil aku "






Potong Endra dengan mengelus pucuk kepala Villia sembari tersenyum.
" Ya udah yuk pulang. Udah telat kita "
Kata Endra kemudian menarik tangan Villia halus tanpa memperdulikan Mellody. Langkah Villia tertahan membuat langkah Endra pun terhenti.
" Mellody pulang barengan aja sama kita "
Kata Villia berbalik Endra terlihat gusar karenanya.








" Eee emmm kan gi...gini sayang. Mellody biasanya di jemput supirnya"
" Iyah dia bilang juga ke aku. Tapi katanya supirnya kali ini ga bisa jemput. Kasihan. Biarin ya dia ikut kita "
Endra terdiam ia menatap Mellody yang sepertinya sangat puas memainkan hatinya seperti ini. Seulas senyum Endra layangkan untuk Villia.








" Good girl. Ya udah ayo bareng kita aja "
Kata Endra ramah namun dengan senyuman keterpaksaan yang tak bisa ia sembunyikan. Mellody membuang perasaaan jengkelnya jauh jauh. Ia pun duduk di belakang dan juga Villia.
" Jadi ceritanya aku supirnya nih? "
Tawa Villia pecah seketika membuat Endra ikut tersenyum tulus. Senyuman yang sudah amat di nantikan Mellody.






" Jalan pak supir "
Endra terkekeh kecil kemudian mengikuti kata Villia. Ia seperti melupakan kejengkelannya karena kehadiran Mellody. Mereka akhirnya pulang. Endra terus mengintip Villia dari center mirror. Kegiatannya itu di sadari oleh Mellody. Mellody dengan sengaja ikut menatap ke arah sana. Dan pandangan mereka saling bertemu walaupun tak langsung. Endra langsung memalingkan pandangannya.








Terjebak di peristiwa yang amat canggung itu cukup membuat kepala Endra terasa pening. Sebelum mereka pulang terlebih dahulu mereka mengantarkan Mellody pulang.
" Makasih ya Vil, Ndra "
" Iya sama sama "
Kata Villia menepuk bahu Endra keras karena cowok itu diam tak merespon. Akhirnya Endra mengangguk saja. Setelahnya Endra melanjutkan perjalanannya. Villia sekarang sudah duduk di sampingnya.








" Ndra? Katanya kamu sama dia teman masa kecil. Kok kaya ga akrab sih? "
Endra tak menjawab ia masih sibuk dengan lamuanannya. Villia kesal ia memukul lengan Endra hingga cowok itu terkejut. Sangking terkejutnya ia sampai kehilangan kendali. Endra menginjak pedal rem dengan mendadak. Membuat tubuh Villia terhuyung ke depan. Hampir saja tubuh itu menghantam dashboard tapi tangan besar Endra menghalanginya.







Endra langsung mengusap wajahnya kasar. Wajahnya terlihat pias. Ia menatap Villia dengan tatapan kawatir. Viliia menunduk. Ia takut kalau Endra marah. Di luar dugaannya tubuh itu tiba-tiba memeluknya erat.
" Kamu gak papa kan? Maafin aku ya?"
Kata Endra sibuk meneleti badan Villia takut gadis itu terluka.








" Gak kok En, maaf "
" Syukurlah. Maaafin aku cais. Maaf ya "
Villia tak mengerti dengan Endra. Mengapa ia yang sibuk meminta maaf padahal yang salah adalah dirinya.
" Maaf En.... "
" Hutssss "
Jari telunjuk Endra mendarat di bibir pink Villia.
" Kita cari penjual es krim mau? "








Bola mata Villia langsung berbinar mendengarnya. Endra mengendarai lagi mobilnya. Untunglah mereka tak menabrak apapun karena memang jalanan sore ini sangat lenggang.  Mereka berhenti di taman anak anak. Disinilah pedagang es krim mangkal.
Sudah ada 10 menit mereka disini. Tapi Villia tak kunjung puas.
" Endra tiga lagi "
Kata Villia yang masih sibuk dengan kedua es krim di tangannya.
" Udah ya? Udah habis lima tadi "
Muka Villia langsung cemberut.









" Dua lagi ya? Terakhir "
" Tiga!!!! "
" Dua atau nggak sama sekali? "
" Iya iya pelit!!! "
Kata Villia kesal. Ia memakan es krimnya dengan amarah. Sampai eskrim itu bukan hanya mengotori bibirnya namun juga hidung dan kedua pipinya. Endra yang melihat itu langsung terkekeh. Ia kemudian mengulurkan tangannya. Ia membersihkan noda es krim dari wajah Villia dengan tangannya.







" Nih es krim nya "
Kata Endra kemudian menyerahkan kedua es krim itu ke arah Villia. Villia mengambilnya dengan girang.
" Berasa jajanin anak TK tau nggak? "
Kata Endra yang menatap Villia intens. Di tatap seperti itu membuat Villia gugup. Walau di tatap seperti itu oleh Endra bukan yang pertama kalinya. Mungkin berkali-kali dalam sehari tetap saja wajah itu memanas.







" Habis ini pulang ya? Pipimu dah semerah tomat kebanyakan es krim "
Kata Endra kemudian. Ia beranjak dari duduknya dan membayar semua es krim yang Villia makan. Setelahnya ia kembali duduk di samping gadis itu. Ia duduk sila dengan menompanng dagunya. Senyuman manis tersungging di bibirnya. Tatapan matanya tak pernah mau teralihkan oleh apapun.








" Cami.... Jangan gitu ihhh maluuu "
Endra tetap pada posisinya. Villia segera saja menghabiskan eskrimnya. Tentunya dengan wajah yang belepotan. Endra dengan sigap membersihkan pipi Viliia lagi dengan tangannya.
" Lupa gak bawa tisu! Jadi tisunya sementara pake tanganku ya "
Kata Endra kemudian.









Villia tersenyum lebar. Mereka saling menatap. Endra menggandeng tangan Villia dan membawanya masuk ke dalam mobil. Di seberang sana Mellody menahan amarah. Kegiatan menguntitnya ini cukup membuat darahnya mendidih.
" Lihat aja nanti!!Lo akan hancur Vill. Dan lo EN. Lo gak bisa berkutik lagi dari gue... Ya, gue Cinta sama Lo. Dan gue akan berjuang dengan cara apapun buat dapetin lo lagi!!. "
Kata cewek itu kemudian kembali melajukan mobilnya perlahan.













Jangan lupa vote and comment. Makasih udah mau baca cerita aku. Dan jangan lupa mampir ke cerita aku yang lain.

one promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang