10. makin dekat

12 2 0
                                    

Akhir pekan ini Endra habiskan di kamarnya. Entah sudah berapa kali alarm hp ia tunda.
" Endraaaaaaaa bangunnnnnnnnnn!!!!! "
Alarm spesial khusus di hari Minggu itu telah menggelegar. Endra menutup kedua daun telinganya yang terasa terdengung. Terpaksa netra yang tadi terpejam tenang itu terbuka lebar.




" Mamaaaaa "
Kata Endra jengkel. Membuat wanita paruh baya yang sedang berkacak pinggang itu geram.
" Akhhhh sakit maaaa. Iya iya Endra bangun!!! "
Jerit Endra membuat wanita yang ia panggil mama itu melepaskan jeweran di telinga kanannya. Endra mengusap ngusap telinganya yang panas akibat jewerannya.





" Cepat mandi!! Kasihan mantu mama dari tadi nungguin kamu ga bangun bangun "
" Hah?!! Villia kesini ma? "
Wanita itu mengangguk. Endra yang panik langsung meloncat dari tempat tidurnya. Gerakan reflek itu membuat Erlin mengelus dada.
" Kenapa mama gak suruh dia bangunin Endra sih "
Kata Endra protes. Erlin geleng-geleng melihat anaknya yang terlihat sibuk menyiapkan baju.







" Tadi udah di bangunin. Bukannya bangun malah nyenyak tidurmu "
" Tadi udah di bangunin? "
Erlin menganggukkan kepalanya.
" Berarti tadi Endra ga mimpi dong!! "
Kata Endra kemudian bergegas memasuki kamar mandi. Erlin keluar dari kamar sang anak. Kemudian kembali ke ruang makan untuk menjamu mantunya itu.





" Endranya bangun ma? "
" Bangun lah mama jewer sekalian tu telinganya. Kalau di halus in tu anak gak akan bangun bangun!! "
Kata Erlin membuat Rozi terkekeh.
" Yah udah kalau gitu. Papa mau berangkat dulu ya. Villia sarapan dulu gak papa. Endra kalau mandi suka lama. Nanti mantu papa kena maag lagi "
Villa terkekeh sembari menyalimi tangan Rozi. Kemudian ia mengikuti  Erlin untuk mengantarkan Rozi sampai ke depan.






Setelahnya mereka kembali masuk dan mengobrol lama. Suara derap langkah kaki yang sedang berlari itu terdengar nyaring. Membuat kedua wanita yang saling bertukar cerita itu menoleh ke sumber suara.
" Morning ma, morning cais "
Kata Endra kemudian mengambil kursi yang ada di kanan Viliia kemudian meletakkannya di antara keduanya.








" Endra Ngapain? "
" Sekali kali Endra sarapan di temenin dua bidadari di kanan kiri. "
Erlin geleng-geleng sedangkan Villia menoyor kepala pacarnya.
" Sakit sayang "
Kata Endra dengan wajah yang di imut imutkan.
" Endra suapin dong ma "
Erlin langsung menuruti keinginan anak semata wayangnya itu.






" Kamu gak mau nyuapin cami mu cais? "
" Apa sih? Kan tadi udah lo di suapin mama"
" Kapan lagi Endra bisa sarapan di suapin dua bidadari "
Akhirnya mereka berdua bergantian menyuapi Endra. Melihat Endra dengan sifat manjanya itu membuat Villia kembali menemukan diri lain di tubuh Endra. Endra yang dulu seorang yang arogan, jail, dan si penganggu itu berubah menjadi Endra yang manis romantis setelah menjadi kekasihnya. Sekarang ia melihat sisi lain dari Endra, yaitu sifat manjanya itu.







Setelah sarapan bersama mereka pamit keluar.
" Temenin aku ke mall ya sayang "
" Siap tuan putri "
Kata Endra sembari membukakan pintu mobilnya untuk Villia.
" Endra pergi dulu ma dada "
Kata Endra sembari melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan sejenak itu. Mobil melaju perlahan. Menikmati pemandangan pagi hari yang menyejukkan.







" Tumben ya gak macet "
" Emang mau macet sampai ke mall nya nanti malam? "
Jawaban Endra itu menaikan darahnya di pagi hari seperti ini.
" Ishhh Endra nyebelin!!! "
Endra terkekeh kemudian mengelus halus pipi Villia.
" Masih pagi sayang udah merah aja tu pipi "
Kata Endra membuat Villia semakin bulshing. Pipinya terlihat memerah seperti tomat. Endra terkekeh melihatnya.





" Ndra ke rumah Mellody yuk? "
" Hah? "
Endra terkejut mendengar permintaan Villia. Untunglah ia tak reflek menginjak rem secara mendadak seperti kemarin.
" Ngapain sayang kesana? "
" Yah kemarin aku udah janjian sama dia. Kalau hari ini aku mau ajak dia keluar bareng "
Endra berdecak kesal mendengarnya.






one promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang