Pernikahan Kontrak Dengan Mantan Kekasih Kakak

5 - Putus Asa

Satu hal yang membuat Sinbi tidak pernah menyukai tentang hidupnya hingga saat ini. Pertama, ia merasa kesepian meski keluarganya utuh. Kedua, ia bahkan tidak tahu arah hidupnya akan kemana. Ketiga, meski ia sangat menyukai kakaknya, tapi Sinbi merasa hidup dibawah bayang-bayang Eunbi. Pasalnya mamanya dan papanya selalu memprioritaskan kakaknya itu lebih dari apapun. Mereka selalu membangga-banggakan Eunbi kepada orang-orang yang mereka temui seakan-akan putri mereka hanyalah Eunbi.

Mungkin itulah alasan dibalik mengapa ia memilih menarik dirinya dari dunia sosial. Sinbi hanya ingin tenang dengan hidupnya, meski kedua orang tuanya tidak mengusik dirinya harus menjadi apa, tapi secara tidak langsung mereka hanya memprioritaskan Eunbi sebagai anak emas mereka. Sangat menyedihkan.

Ya, Sinbi merasa hidupnya amat menyedihkan. Dia berusaha yang terbaik pada suatu ketika agar mama dan papanya juga melihat ke arahnya, dia berusaha untuk menjadi anak berprestasi di sekolah dulu, tapi mereka tidak pernah melihatnya sedikitpun. Bagi mereka, hanya Hwang Eunbi lah yang bisa melakukannya. Bahkan dengan usahanya sendiri Sinbi bisa berkuliah di perguruan tinggi bergengsi, orang yang bekerja di kantornya pun juga bukan orang sembarangan. Tapi sekali lagi, mama dan papanya tidak menganggap hal itu adalah pencapaian terbaiknya.

Kesepian, sepertinya sudah menjadi temannya dalam kesehariannya. Sinbi sangat menyukai hidupnya saat ini, tapi ia juga membutuhkan perhatian lebih kedua orang tuanya. Dan tampaknya sekarang berhasil, tapi sayangnya terasa tragis. Mama dan papanya akhir-akhir ini selalu menghubunginya, namun bukan menanyakan tentang kabarnya, tapi mengenai insiden yang bahkan tidak ia lakukan.

Mereka memaksakan kehendak agar ia menikah dengan pria itu dengan alasan agar karir cemerlang Eunbi terselamatkan dan tidak terancam. See, hidupnya selalu berada dibawah bayang-bayang wanita itu.

Saat ini ia dilarang tidak boleh pergi kemanapun, bahkan ia juga mengambil cuti dari kerjaannya. Papanya mengambil alih hidupnya, ia diatur tidak boleh begini dan begitu seakan-akan dirinya adalah si pembuat masalah. Rasanya amat sangat menyesakkan tidak ada yang mempercayainya, mungkin hanya Eunbi yang ingin membantunya keluar dari masalah ini, tapi semenjak terakhir kali wanita itu mengatakan ingin melakukan sesuatu tentang permasalahan yang terjadi, sejak saat itu juga ia tidak pernah mendapatkan kabar kakaknya lagi. Dia seakan hilang ditelan bumi, bahkan mama dan papanya mengatakan padanya untuk tidak membebani Eunbi.

Selama ini Sinbi masih bisa menerima jika kedua orang tuanya tidak pernah menganggapnya sama seperti Eunbi, tapi saat ini justru ia sadar jika pada dasarnya ia tidak benar-benar memiliki tempat untuk pulang.

Sinbi memandang pemandangan di depannya, saat ini ia sedang berada di jembatan sungai Han. Meski kedua orang tuanya melarang pergi keluar, tapi Sinbi tetap melakukannya. Ia tidak mau menjadi gila hanya berada di apartemennya saja.

Ia menghembuskan nafasnya kasar. Dadanya terasa sesak, akhir-akhir ini ia tidak makan dan tidur dengan baik. Rasanya dunianya hancur seketika. Kadang Sinbi berpikir, bagaimana ia bisa melanjutkan hidupnya jika pernikahan itu benar-benar terjadi? Hal yang bahkan tidak dilakukannya, justru membuatnya masuk ke dalam masalah.

Jeon Jungkook, pria itu... padahal ia begitu mempercayainya. Bagaimana si sialan itu melakukan hal ini padanya? Apa motifnya? Sementara malam itu adalah pertemuan pertama mereka. Sinbi tidak pernah merasa bertemu dengannya sebelumnya.

Sinbi lagi-lagi menghembuskan nafasnya kasar sambil memejamkan matanya. Kemudian ia menengadahkan kepalanya dan memandang langit cerah di atasnya. Cuaca sangat amat bagus hari ini, tapi tidak dengan perasaannya.

"Aish! Jeon Jungkook sialan, gara-gara kau hidupku hancur!" teriaknya keras berusaha menyuarakan uneg-unegnya. Sehabis itu nafasnya jadi tidak beraturan, namun Sinbi merasa kesesakan di dadanya jadi sedikit berkurang.