Sinbi duduk termenung di kloset itu. Setelah mengetahui fotonya beredar luas, Sinbi memutuskan pergi ke toilet. Rasanya ia ingin menghilang saja sekarang, pasalnya semua orang menatapnya dengan pandangan aneh.
Ia sama sekali tidak menduga kejadian ini akan terjadi padanya, apalagi dirinya yang tidak suka menjadi pusat perhatian justru dalam semalam menjadi topik pembicaraan terhangat seantero kantor. Bagaimana ia melalui harinya setelah ini? Sinbi tidak habis pikir.
Tok! Tok! Tok!
Pintu toilet itu diketuk dari luar, Sinbi mengusap air matanya. Rasanya kedua matanya sudah membengkak karena menangis.
"Sinbi, apakah kau ada di dalam?" tanya suara itu. Sinbi tahu jika orang yang menanyakan keadaannya itu adalah Nayeon. Wanita itu juga yang memberitahunya mengenai skandal fotonya.
"Entahlah, rasanya aku ingin menghilang saja saat ini," jawabnya lirih.
"Sinbi, aku tahu kau pasti merasa tidak nyaman sekarang. Tapi trust me, ini akan segera berlalu." Nayeon nampak berusaha menenangkan teman sedivisinya itu.
"Aku tidak melakukan sesuatu hal yang buruk, tapi aku tidak tahu kenapa foto itu bisa ada dan tersebar kemana-mana."
"Aku tahu, apakah kau mau keluar? Kau bisa menceritakan semuanya kepadaku."
Cklek!
Pintu terbuka dari dalam, Sinbi muncul dengan kantong mata yang sudah membengkak. Wanita itu terlihat berantakan, Nayeon langsung memeluknya. Alhasil Sinbi kembali menangis, dadanya terasa begitu sesak.
"Apa yang harus aku lakukan, Nayeon? Wajahku harus ku taruh mana? Aku pasti dicap wanita murahan setelah ini," ujar Sinbi mengeluarkan uneg-unegnya.
"Sinbi, jangan berpikir begitu. Apakah kau mau pulang lebih awal? Kau benar-benar berantakan, aku akan mengantarmu."
Sinbi mengusap air mata yang membasahi wajahnya. Ia pikir perkataan Nayeon ada benarnya, pasalnya Sinbi tidak bisa melanjutkan aktivitasnya hari ini. Ia hanya ingin menenangkan diri.
"Sepertinya itu ide yang bagus. Aku tidak ingin bertemu dengan orang-orang hari ini."
Nayeon mengangguk, wanita itu merapikan rambut Sinbi yang berantakan. "Baiklah, kau bisa langsung pergi ke depan. Aku akan mengambil tasmu dan izin ke manager kita jika kau merasa tidak enak badan."
"Terima kasih, Nayeon. Aku tidak akan melupakan kebaikanmu hari ini."
"Anytime, Sinbi."
Dan mereka pun berpisah, Sinbi bergegas keluar dari kantor itu dan menunggu Nayeon diluar seperti intrupsi wanita itu. Semua orang nampaknya mengetahui skandal foto itu, pasalnya banyak orang yang berbisik-bisik sambil memandang ke arahnya. Sinbi tidak tahu bagaimana caranya dirinya melewati semua ini.
Tin! Tin!
Terdengar suara klakson dari mobil yang Nayeon kendarai. Wanita itu melambaikan tangannya ke arah Sinbi, ia pun segera masuk ke dalam mobil.
"Are you okay?"
"Bagaimana aku bisa baik-baik saja dalam situasi gila seperti ini? Aku tidak tahan, Nayeon. Rasanya aku mau resign saja."
Ya, Sinbi tidak tahan menjadi pusat perhatian begini. Ia merasa tidak akan bisa melewati ini. Sinbi tidak mau bertemu dengan orang-orang kantor lagi, ia sudah terlanjur malu.
"Sinbi, kau akan baik-baik saja. Percaya padaku."
Sinbi menoleh ke arah Nayeon yang fokus menatap ke arah jalanan di depannya. Ia tidak tahu mengapa sedari tadi wanita itu hanya mengatakan jika dirinya akan baik-baik saja, padahal sudah jelas keadaannya begitu buruk. Mungkin saja Nayeon hanya ingin menenangkan dirinya yang merasa kalut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kontrak Dengan Mantan Kekasih Kakak
CasualeSinbi tidak pernah mengira karena sebuah insiden di klub malam itu, ia harus dinikahi paksa oleh seorang pria yang notabenenya mantan pacar kakaknya, Jeon Jungkook. Namun setelah pernikahan terjadi, Sinbi menemukan fakta bahwa ternyata otak dibalik...