Perjalanan Pulang Kampung

2.2K 15 0
                                    

cerita ini cuma khayalan belaka dan fantasi penulis saja. Seluruh tokoh adalah bapak2 usia 40 tahun keatas berbadan gempal dan berkumis

Selasa, 23 Mei 2017

PERJALANAN PULANG KAMPUNG (THREESOME DENGAN PAK WIRA DAN PAK BARA)


Perjalanan Pulang Kampung ( Threesome dengan Pak Wira dan Pak Bara)

Cerita ini hanyalah fiktif dan khayalan belaka 
Tokoh dalam cerita ini :

Aku ( Pak Cipta) : Umur 45 tahun, Karyawan Swasta, perawakan body gempal, tinggi 170 berat 80 kg, berkumis tebal, Maried, manly, macho, rule sex : Bot

Pak Bara: umur 45 tahun, PNS perawakan, tinggi 175 cm berat 85 kg, berkumis, Maried, Duda, Rule Sex : verst Top.

Pak Wira : umur 50 tahun, TNI perawakan tinggi 170 cm berat 80 kg, berkumis, macho, gempal, berbulu dada, Maried, Rule Sex : Bi Top.

Malam ini aku berencana setelah pulang kerja nanti akan langsung pulang ke kampungku di daerah jawa timur dengan menggunakan bus. Karena ada keperluan yang sangat mendesak dan penting, karena orang tuaku sakit. Perkiraan perjalanan kurang lebih akan memakan waktu sekitar 12 Jam. Bus yang aku tumpangi akan berangkat sekitar pukul 20:00 kemungkinan aku akan sampai di kampungku keesokan harinya. Aku pulang kampung sendirian saja karena istri dan anak anakku tidak bisa ikut karena mereka sedang ujian sekolah. Aku suka pulang dengan naik bus dan berangkat pada malam hari karena perjalanan pasti lancar. Aku tiba di terminal pulo gadung pukul 19:00 malam kemudian aku membeli tiket bus executive,setelah membeli tiket kemudian aku naik ke kursi yang aku dapatkan, disebelahku masih kosong , semoga saja teman dudukku nanti adalah bapak2 bapak seumuranku atau lebih tua dariku karena aku adalah seorang bisexual yang juga menyukai laki laki paruh baya dan berkumis. Karena aku membeli tiket nya mendadak aku mendapatkan tempat duduk di pojok belakang. Tak lama kemudian ada dua orang bapak bapak yang datang bersamaan, kedua bapak ini menarik perhatianku karena mereka sangat ganteng dengan kuminya yang lebat sungguh macho pikiranku saat itu. nampaknya kedua orang ini saling mengenal karena mereka nampak sambil ngobrol saat itu. salah satu bapak itu duduk disebelahku, dan satu orang lagi duduk didepanku sebelum duduk bapak itu melihat kearahku dan tersenyum manis, akupun membalas senyumnya

Penumpang bus malam ini lumayan hampir penuh, karena bis executive maka disediakan selimut dan bantal kepala. Bapak ini kemudian duduk disebelahku, kaki kami bersentuhan saat itu karena bapak ini duduknya mengangkang, ada perasaan nyaman kurasakan karena kaki kami bersentuhan ini, dan dia suka menggoyang goyangkan kakinya. Sambil menunggu bis ini berangkat aku memulai obrolan basa basiku menanyakan arah tujuannya kemana dan ternyata kami satu tujuan. Dan ternyata orangnya sangat bersahabat. Akhirnya kami berkenalan saat itu, namanya Pak Wira, dari obrolan tersebut aku mengetahuinya bahwa dia adalah seorang TNI yang bertugas di Jakarta, keluarganya ada di kampung sehingga tiap sebulan sekali dia akan pulang kampung. Pantes saja bapak ini gagah sekali pikirku saat itu dia mengenakan celana jeans biru yang ketat, tonjolannya nampak besar terlihat dalam posisi dia sedang duduk, aku beberapa kali mencuri pandang  saat ngobrol dengan dia. Mendadak aku menjadi horny sekali saat itu, karena aku sudah lama tidak bercinta dengan sesame pria, aku jadi ingin ditembak lubang pantatku oleh kontol, tak butuh waktu lama untuk kami menjadi akrab karena memang kami berdua tipikal yang gampang berteman. Akhirnya bus pun siap untuk berangkat karena penumpangnya sudah terisi penuh, dan lampu di dalam bus pun dimatikan. Beberapa saat kami masih mengobrol mengenal lebih jauh, kadang kami selingi dengan candaan.

Karena udara ac didalam bus sangat dingin membuat aku kedinginan saat itu, aku ambil selimut yang tersedia dan menyelimuti tubuhku. Tangan kami sama sama memegang pembatas kursi sehingga membuat bersentuhan. Ada perasaan nyaman kurasakan aku merasakan pergelangan tangan Pak Wira penuh bulu, aku jadi membayangkan badannya dalam keadaan polos apakah bulunya juga selebat bulu ditangannya. Nampaknya Pak Wira pun tidak tahan juga dengan dinginnya AC sehingga dia juga menyelimuti tubuhnya.  Sepanjang perjalanan kami mengobrol , Pak Wira tipikal orang yang suka ngobrol dan bercanda sehingga waktu jadi tidak berasa tidak sangka kami sudah keluar tol Cileunyi Bandung. Karena aku merasakan kantuk akupun ijin pada Pak Wira untuk tidur, dan dia pun juga ingin tidur. Aku yang terlelap dikursiku tiba tiba terbangun karena merasakan kepala Pak Wira Menyender di bahuku,  dalam keremangan aku memandang wajah Pak Wira yang terlelap menyender di bahuku, aku mengaggumi ketampanan dan kemachoan pada dirinya. Kumisnya sangat tebal dan rapi bibirnya merah, seandainya saja dia suka pada ku pikiranku mulai melantur hehehe.

Cerita acakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang