Enam

211 28 0
                                    

" Aku tidak Bohong, Karna aku juga sedang butuh bantuan mu." sejujurnya pemikiran ini terlintas begitu saja di kepala gojo.

"Tapi hutang ku terlalu banyak? "

" Hei, kau lupa aku seorang CEO? Uang segitu tidak berarti apa pun bagi ku, jadi bagaimana?" ucapan gojo membuat utahime mendengus kesal, mungkin ini lebih baik dari pada renternir tadi.

" Bantuan apa yang bisa dilakukan oleh orang biasa seperti ku ini?" Senyum Gojo tersenyum lebar.

" jadi patner ku di acara pernikahan teman ku." Utahime dapat melihat sekilas sirat sedih di manik biru laut milik gojo.

" Kapan?"

" Minggu depan, aku akan mengantarkan baju mu besok. kita harus benar benar terlihat seperti pasangan nantinya." Ucap gojo sambil memainkan ponselnya, entah utahime tidak terlalu peduli. ia terlalu bingung dengan semua ini.

" Lalu?"

" Lalu?" Gojo ikut binggung.

" Aku tau kau kaya, tapi bagiku itu tidak setimpal. hutang ku terlalu banyak untuk di bayar dalam satu hari? apa kau yakin?" Utahime memastikan.

" Um...ya? tapi untuk sekarang jangan lakukan apapun, aku sudah memanggil seorang pembantu dan memesan beberapa makanan karna aku sangat lapar." gojo menarik plastik di tangan utahime dan meletakan nya ke meja, kemudian merangkul utahime menuju sofa dan menyalakan televisi.

" Kau lagi lagi seenaknya saja."

" Nah utahime, bagaimana kalau kau keluar saja dari pekerjaan mu. hutang mu sudah lunas bukan?" usul gojo.

" Jangan bodoh, aku bekerja bukan untuk membayar hutang saja." utahime sedikit menggeserkan tubuhnya memberi jarak dengan manusia aneh di sampingnya yang sialnya sudah sangat membantu dirinya.

" maksud mu tentang biaya hidup?" Utahime tak menjawab, ia kembali fokus ke acara di depannya dan sengaja mengabaikan gojo.

Sang surai putih itu mendengus kesal kemudian berjalan menuju lemari es untuk mengambil sekotak jus, tidak lupa dengan dua gelas kaca. ia meletakan nya di meja tepat dihadapannya, kemudian beralih pergi menuju pintu luar yang ternyata sudah berdiri kurir pengantar makanan.

" Saatnya makan~ " Gojo menyajikan beberapa makanan juga cemilan di hadapannya, lalu tangan nya beralih mengambil sebutir jeruk.

" Mau ku kupas kan?" Utahime menatap sekilas mengangguk, kemudian kembali melanjutkan acara menontonnya dengan serius.

Tangan gojo terjuntai di hadapan utahime berniat menyuapi, namun tak di sangka gadis itu malah menerima suapan tersebut dengan masih berfokus pada televisi. melihat hal itu entah mengapa membuat gojo tersenyum tipis, dan tanpa sadar ia mulai melupakan rasa sakit hatinya.

Gojo mengambil sepotong pizza sebelum bersandar di sofa, menikmati makanan tersebut sambil fokus pada acara di hadapan nya.

" Aku yakin Pencurinya itu adalah kakak nya sendiri" Ucap gojo masih setiap menatap televisi.

" Tidak mungkin, aku yakin tetangganya." sela utahime menggeleng tak setuju.

" Kakak nya sangat mencurigakan, gerak geriknya aneh." Gojo meraih cheeseCake dan menyuapi utahime dan bergantian dengan dirinya sendiri.

" Tcih, dasar bodoh. malah yang kelihatan biasa saja lah yang ternyata penjahatnya.” ketus utahime kesal dan hanya di tanggapi cengiran oleh gojo.

Setelah menghabiskan waktu hingga dua jam, acara tersebut berakhir dan mengungkapkan bahwa tetangga nya sebagai tersangka.

“ Kan apa kata ku, tetang- ” utahime menatap gojo yang tertidur nyenyak sambil memeluk bantal sofa.

sang surai hitam itu tersenyum tipis tanpa sadar, segera ia bangkit dan memeriksa rumahnya yang sudah sangat sangat sangat bersih ulah dari pembantu yang dipekerjakan oleh gojo tadi.

Gojo To UtahimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang