Delapan

220 29 2
                                    

18.50, Gojo corp cabang kyoto.

Nanami mengangkat alisnya sebelah menatap gojo heran, sadari tadi pemilik surai putih itu tersenyum tidak jelas. Bukan hanya kali ini, kejadian ini sudah berlangsung selama tiga hari setelah hari pernikahan nya.

Sebenarnya nanami telah di beri cuti pernikahan untuk honeymoon oleh gojo, namun nanami tolak dengan cepat. Bukan hanya karna ia segan pada sang sahabat, nanami juga hanya ingin dirumah saja menemani sang istri yang sedang mengandung dan takut kenapa kenapa.

“ Satoru, Berkas yang tadi ku berikan sudah selesai di lihat dan tanda tangani belum?” Ucap nanami masih setia menatap gojo yang masih tersenyum, namun kini sambil melihat ponselnya.

Nanami mendekati gojo dan menatap layar ponselnya, ia tersenyum tipis kemudian memukul kepala sang atasan dengan beberapa lembar kertas di tangan nya sebelum kembali menormalkan wajah nya.

“ Bos, kita sedang kerja sekarang. ” sindir nanami.

“ Tcih, Nanamin ganggu! ” gojo mendengus kesal.

“ Kau suka utahime satoru?” pertanyaan langsung dari sang sahabat membuat ia terdiam sejenak.

“ha- hah? Tidak. ”

“ Kau menatap foto utahime cukup lama tadi” sela nanami cepat.

“ Ti- tidak, aku melihat foto ku sendiri yang kebetulan ada utahime nya.” gojo mematikan layar ponselnya dan kembali berkutat pada kertas di hadapan nya.

“ Kau lembur tiga hari ini, kau sudah menghubungi nya?” yakkk! Gojo lupa itu, padahal malam itu dia sudah meminta nomor telepon utahime.

“Belum.”

“ Kau masih harus belajar memahami perasaan wanita.” geleng nanami mengambil Berkas di hadapan gojo yang sudah di tanda tangani.

“ Tapi aku tidak suka dia?” ucap gojo (Denial).

“ Ohh begitu~, seperti nya kau juga tidak belajar tentang masa lalu. Hmmm aku tidak terlalu tau  utahime seperti apa, namun yang aku tau. Banyak orang yang tertarik dengan nya waktu dulu, ya aku salah satu. Tapi itu dulu, mungkin sekarang makin banyak? Entah lah” setelah berbicara panjang, nanami tersenyum miring menatap reaksi gojo .kemudian pergi dari sana karena pekerjaan masih sangat banyak.

Gojo buru buru mengambil jas nya yang tersangkut di kursi, kemudian segera pergi dari sana.

.....

19.40, Mall butik.

“ Bagaimana? Apa aku terlihat cocok dengan ini?”

Utahime menatap pria berjas rapi di hadapannya sambil tersenyum ramah.

“ Tentu tuan, itu sangat cocok dengan anda.” Pria itu tersenyum tipis, kembali menatap cermin.

“ Bisa bantu gulung ini, aku sedikit kesulitan. Maaf menyusahkan mu.” sang pria kembali berujar tak enak untuk menggulung lengan tangannya.

“ Tidak apa apa, ini memang pekerjaan kami” utahime menggeleng pelan, segera membantu.

Di waktu yang sama, gojo masuk dan menatap pemandangan di hadapan dengan perasaan yang menggebu-gebu.

Ia segara menghampiri dan menari lengan utahime dari pria tersebut.

“ Jauhi dia.” ucap gojo datar menatap pemuda di hadapannya, sedangkan yang di tatap ketakutan dan bingung tentunya.

“Ha? Kau kenapa sih?” utahime yang awalnya di buat terdiam dengan ekspresi wajah Gojo yang berbeda kini bersuara.

“ Utahime, dia modus tau! Kamu gak lihat apa? Dia kan bisa gulungin sendiri!” kini gojo beralih ekspresi wajah nya yang biasa saat menatap utahime.

Gojo To UtahimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang