Tujuh

223 30 2
                                    

18.45, Hotel Sizuya - Kyouto.

Sungguh, gojo tak henti henti menatap wanita yang saat ini ia genggam tangan nya. betapa indah nya wajah cantik itu dengan sedikit riasan tipis, rambut yang dikepang menggulung ke atas menambah kesan seolah sedang menggunakan mahkota. Dress hitam tanpa lengan dengan tambahan sedikit perhiasan yang menempel pada tubuh langsing itu membuat malam ini menjadi suatu hal yang sangat berbeda dari seorang utahime.

“ Ada apa?” utahime bersuara heran.

“ Tidak, ayo masuk.” gojo membawa gadis itu, sesekali menyapa orang orang yang kebetulan lewat. namun bagi utahime, ada yang tidak beres disini. kenapa orang orang menatap kasihan pada pria di samping nya itu.

namun saat sudah sampai di hadapan pengantin, seolah olah otak utahime bekerja dua kali lebih cepat.

“ Selamat.” Gojo menyalami keduanya dengan senyuman tipis. Tapi kedua mempelai itu langsung menangis, sedangkan sang surai blonde itu segara memeluk gojo.

“ Maafkan aku satoru.. maafkan aku" gojo mengusap punggung lebar sang teman.

“ Hei sudah sudah, ini hari pernikahan mu! kau tidak malu apa menangis seperti ini?” hibur gojo kemudian pelukan itu di lepas.

“ Satoru..” Kali ini sang mempelai wanita bersuara.

“ Tidak apa mei mei, ini semua memang kesalahan ku. aku yang menjadi penghalang kalian selama ini, aku cukup egois untuk mempertahan kan hubung kita sebelum nya. jadi.. sekarang kau harus bahagia ya? oh! ini utahime, dia pasangan ku. cantik kan?” Utahime tidak mencoba mencegah ucapan gojo karena entah kenapa pria itu terlihat sangat sedih.

“ Oh, hai! aku mei mei. ku rasa kita pernah bertemu sebelum nya” mei mei menjabat tangan utahime, gadis itu mengangguk sambil tersenyum tipis.

“ iya, selamat ya untuk kalian berdua”

“ Oh~ lihat lihat~ kue itu terlihat enak~, ayo utahime kita makan!” gojo buru buru menarik utahime dan menghampiri meja dengan banyak susunan kue.

“ Kau sangat mudah untuk di baca.” ucap utahime sambil menatap kue kue di hadapan nya.

“ Aku sudah berusaha.” gojo tersenyum tipis ikut memperhatikan kue kue di hadapan nya. melihat reaksi gojo yang masih terlihat murung, utahime mengambil septong kue dan menyuapi gojo.

“ Ini kelihatan nya enak, aaa~” Ucap sang surai hitam itu, awalnya gojo hanya diam. kemudian ia tersenyum tipis dan menerima suapan tersebut.

“ Iya enak. kau mau?”

“ Tidak. itu manis.” geleng utahime.

“ Mau makan ramen? aku tau ramen yang enak di dekat sini?” tawar gojo lagi.

“ Mau, dengan ekstra gyoza?.” Gojo mengangguk antusias ikut tergiur dengan ucapan utahime.

“ Oke let's go!” Gojo kembali menggenggam utahime menariknya pergi dari sana dengan semangat yang mereka tak sadari sedang di perhatikan.

“ Aku cukup senang melihatnya” nanami berucap menatap kepergian gojo dan utahime, tentu ucapan tersebut di angguk oleh sang istri.

“ Tcih dasar ubanan, padahal aku sudah jauh jauh dari tokyo. dan dia pura pura tidak melihat ku?! awas saja, ku bangkrut kan perusahaan nya.” pria berjas rapi dengan rambut panjang di kuncir itu mendengus kesal.

“ Biarkan saja suguru.” gadis di samping nya menimpali.

“ Shoko benar.” nanami ikut bersuara.

“ Kalian tidak asik. ” ketus seguru lagi.

malam itu gojo dan utahime habiskan untuk memakan ramen, berkeliling kota, pergi ke taman kota membeli berapa makanan di sana, hingga hari sudah menjelang tengah malam.

Gojo To UtahimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang