Aku pun terbangun keesokan harinya, terlihat cahaya matahari yang perlahan lahan terbit dan bersinar terang dari jendela kamarku. Aku beranjak dari tempat tidurku, namun anehnya tubuhku terasa segar bugar tidak seperti hari kemarin yang sangat lemas seperti orang sakit.
Saat melihat jam dinding di kamarku ternyata masih menunjukkan pukul 6 pagi, aku pun keluar kamar dan berjalan menuju wastafel yang ada di dalam kamar mandi untuk cuci muka. Setelah itu, aku sengaja berkeliling rumah untuk melihat keadaan sekitar dan sesampainya di ruang tamu aku melihat Beomgyu yang sedang duduk di sofa.
Tanpa ragu, aku pun menghampirinya dan aku melihat Beomgyu dengan wajah murung, aku langsung bertanya padanya, "Gyu, kenapa kamu terlihat murung begitu? Apa ada masalah?" Beomgyu langsung terkejut mendengar suaraku itu lalu menengok ke arahku, dia tidak menduga bahwa akan ada yang mendatanginya, "Yeonjun hyung? Kenapa kau bisa tahu bahwa aku ada disini?" Tanya gyu.
"Aku sengaja berkeliling rumah ini untuk melihat sekitar dan secara tidak sengaja aku melihatmu di ruang tamu sedang duduk sendirian di sofa. Btw, boleh aku duduk di sampingmu? Ada sesuatu yang ingin ku tanyakan juga." Jawabku, "Oh, tidak apa apa hyung, duduk saja." Mendengar itu, dengan sigap aku langsung duduk di samping gyu.
"Jadi, kenapa wajahmu tadi murung begitu gyu?"
"Ternyata hyung benar-benar melihat wajahku seperti itu?"
"Ya, ada apa sebenarnya? Cerita saja padaku, tidak apa-apa." Jawabku sambil menepuk pundak gyu dengan sedikit pelan.
"Aku tidak tau harus menjelaskannya seperti apa, tapi ini tentang masa laluku sendiri."
"Masa lalumu?" Jawabku.
"Oh ya, sepertinya aku lupa menceritakannya kepadamu saat kita pertama kali bertemu di Magic Island beberapa tahun yang lalu."
"Apa yang lain tahu tentang masa lalumu itu?"
"Mereka tidak tahu, aku memilih untuk tidak menceritakannya, namun saat hyung bertemu dengan kami di Magic Island, aku sangat ingin menceritakan masa laluku ini setelah mendengar ceritamu bagaimana bisa sampai di pulau itu, namun aku lupa menceritakannya."
"Ooh, tidak apa-apa tapi sekarang kau bisa menceritakannya kepadaku dengan rinci dan hanya ada kita berdua disini."
"Jadi gini, hyung tahu kan bahwa aku mempunyai duri di punggungku? Nah itu bukan sihir atau semacamnya."
"Lalu duri di punggungmu itu apa?"
"Itu adalah hasil eksperimen gila yang dibuat para ilmuwan kepadaku."
Aku sangat terkejut mendengar jawaban gyu itu, "Apa?! Sebuah eksperimen gila katamu?!"
"Iya hyung, dulu saat malam hari aku sengaja jalan-jalan ke luar untuk mencari udara segar sekaligus menghilangkan rasa bosan di rumah. Namun tidak beberapa lama berjalan ke luar, dari belakang ada yang memukul kepalaku dengan keras sekali sehingga aku pun langsung tidak sadarkan diri saat itu."
"Apa orang yang memukulmu itu adalah para ilmuwan yang kamu maksud itu?"
"Ya, dan saat aku terbangun tiba-tiba aku sudah berada di sebuah ruangan, dindingnya serba putih, dan di sekitarnya banyak peralatan-peralatan yang biasanya terlihat di ruang laboratorium. Dan setelah beberapa detik kemudian, aku baru sadar bahwa aku diikat di sebuah tempat tidur. Saat aku lagi berusaha lepas dari ikatan itu, tiba-tiba ada dua ilmuwan masuk, mereka mengenakan mantel lab putih dan masker, karena saat itu mulutku ditutup oleh lakban sehingga aku sama sekali tidak bisa berteriak meminta pertolongan."
"Lalu, apa yang mereka lakukan padamu setelah itu?" Tanyaku.
"Mereka mengambil cairan berwarna sedikit kemerahan dari botol menggunakan alat suntik, saat itu aku sangat panik sekali karena aku sudah tahu bahwa mereka akan menyuntikkanku dengan cairan itu. Tetapi, sebelum mereka menyuntikku, salah satu ilmuwan itu seperti mengeluarkan sesuatu dari tangannya lalu menggerakkan tangannya seperti lingkaran, setelah terbentuk ia seperti berkomunikasi dengan seseorang dan aku tidak bisa melihat jelas siapa orang itu, intinya setelah mereka berkomunikasi dengan orang tersebut mereka langsung menyuntikku dengan cairan itu di tanganku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Evil Magic || TXT
Fantasy5 anak remaja yang tidak sengaja bertemu di pulau bernama Magic Island, mereka membuat perjanjian satu sama lain di pulau itu, lalu mereka pun hidup bersama dan bahagia. Namun semua itu berubah saat sihir berbahaya dan sangat ditakuti oleh penyihir...