Desa Biru yang aneh

243 19 29
                                    

Diharapkan baca Game For Kokotiam di akun silfasilfia06 terlebih duhulu ya. Karena part ini dan seterusnya adalah lanjutan cerita dari sana.

Aku sengaja ngebedain cover bukunya, takut nanti Bestie bacanya malah kebalik😅Tanpa menunggu lama lagi, kuy, gasskeun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku sengaja ngebedain cover bukunya, takut nanti Bestie bacanya malah kebalik😅
Tanpa menunggu lama lagi, kuy, gasskeun ...

Selamat membaca, Bestie ^v^
.
.
.

"Maaf, hiks ... maafkan aku. Hiks ..." lirih Yaya. Ia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri, karena dirinya lah yang menyebabkan semua ini terjadi.

"Percuma kamu menangis dan meminta maaf, semuanya sudah terjadi. Lebih baik sekarang kita cari di mana Desa Biru berada," ujar Halilintar yang sudah lelah dengan semuanya.

"Aku tahu Desa Biru ada di mana. Mau aku antar?" celetuk seseorang.

Solar dkk langsung menoleh ke belakang dan mendapati seorang Alien berkulit hijau berkepala dadu dengan antena di atasnya, dan sebuah robot berbentuk seperti kepiting berwarna ungu di sebelahnya.

Solar dkk langsung menoleh ke belakang dan mendapati seorang Alien berkulit hijau berkepala dadu dengan antena di atasnya, dan sebuah robot berbentuk seperti kepiting berwarna ungu di sebelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ka-kamu yang waktu itu mengintip kami, 'kan? Di malam hari setelah pertarungan antara Kak Gopal dan Kak Gempa," tanya Yaya setelah melepaskan pelukan Solar dan menghapus air matanya.

Ia masih ingat bagaimana suara yang bisik-bisik di belakangnya waktu itu. Bahkan Yaya samar-samar juga melihat sesuatu berwarna ungu di saat sedang mengejarnya.

"Err ... i-itu bukan kami. Mu-mungkin yang lain," jawab Alien hijau dengan gugup.

"Lah, waktu itu kita memang ngintipin mereka, Bos," celetuk robot ungu di sebelahnya dengan jujur.

Alien hijau itu memukul kepala robotnya dengan kesal, "Hish ... diamlah."

"Iya, Bos, maaf. Adduuh ..." ringis robot itu dengan mengelus kepalanya.

"Oh, jadi kalian ngintipin kami?" Taufan dan Thorn sudah siap dengan kemampuan mereka.

"Baiklah, aku mengaku. Memang kami berdua yang mengintip. Tapi kami hanya mengintip saja kok, tidak melakukan apa pun." Alien hijau itu menjawab ketakutan sembari bersembunyi di belakang robotnya.

Game For Kokotiam 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang