Gugur 1 tumbuh 7

178 15 5
                                    

"KAK GENTAR," teriak Yaya yang histeris melihat kejadian itu.

"Heleh, ingin membunuhku tapi dia sendiri yang terbunuh. Dasar lemah." Vargoba mengambil handphone milik Gentar dan mengklik tombol off setelahnya membanting handphone itu ke tanah.

Sopan yang sudah tidak terpengaruh lagi dari kemampuan Ying, menatap Vargoba marah. Ia tidak akan memaafkan Vargoba yang sudah membunuh saudaranya.

"VARGOBA!" teriak Sopan penuh amarah.

Vargoba menoleh ke arah Sopan dengan tersenyum tipis. "Apa? Mau aku buat kamu sepertinya juga?"

"Hish. GERAKAN CAHAYA, TEBASAN KERIS SURYA."

Sopan berlari secepat cahaya menuju Vargoba, di tangannya muncul sebuah keris yang siap menebas leher Vargoba.

"GOLEM TANAH."

Sayangnya lagi-lagi Tim B menghalangi dengan kemunculan tiba-tiba sebuah raksasa dari gumpalan tanah yang keluar dari bawah tanah.

WAARG ... BUGH

Belum sempat Sopan menebaskan kerisnya ke Vargoba. Raksasa golem itu berdiri tepat di belakang Vargoba dan meninju Sopan sampai terpental jauh.

"Ck." Sopan berusaha berdiri dengan memegangi perutnya yang sakit.

"Hahahah. Mau membunuhku? Lawan dulu pengawalku."
Vargoba berjalan menghampiri Tim B lalu duduk di batu besar yang memang sudah disediakan oleh mereka.

"Cih. Mentang-mentang kamu menjadi Raja se-enaknya saja seperti itu." Sopan menatap sinis Vargoba.

Sopan mulai memikirkan bagaimana caranya mengalahkan Tim Merah yang 5 orang ditambah Rajanya, sedangkan dirinya hanya sendirian. "Huft. Saya bakalan kalah kalau begini," pasrah Sopan.

"Aku akan membantumu, Sopan."

Sopan menoleh ke samping kirinya, dan mendapati Yaya yang berdiri tegak menatap Vargoba dan Tim B dengan serius.

"Tapi, Ya, perutmu terluka," ujar Sopan. Ia melihat perut gadis itu yang disumpal kain biru miliknya dengan sebuah ikat pinggang berwarna kuning menahan kain tersebut. Ia bahkan tidak tahu di mana Yaya menemukan ikat pinggang itu.

Yaya perlahan menoleh menatap Sopan yang sedang menatapnya cemas. "Aku bisa menahannya. Tenang saja."

"Apa kamu yakin?" tanya Sopan ragu. Ia melirik kain biru miliknya sudah tercampur dengan warna darah milik Yaya.

"Ini hanya luka terkena panahan, Sopan. Aku masih bisa untuk bertarung," jawab Yaya mantap.

"Huft, baiklah." Sopan menghela napas pasrah.

"Kapan pertarungannya dimulai? Aku sudah tidak sabar ingin melihat kekalahan kalian," ujar Vargoba yang sudah bosan menunggu.

Sopan mendecak kesal. "Ck. Kamu yang akan kalah, Vargoba!"

"LEDAKAN CAHAYA." Sopan mulai berlari menghampiri Tim B dengan sebuah cahaya muncul dari telunjuknya mengarah ke mereka.

DHOM ... DHOM ... DHOM

"PELINDUNG TANAH." Gempa membuat pelindung tanah untuk mereka.

DHOM ... BOOST

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Game For Kokotiam 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang