Ada banyak orang yang tidak pandai menyusun kalimat dengan baik, sehingga maksudnya menjadi samar. Sementara disisi yang lain, ada orang yang tak bisa menerima kalimat bertele-tele, sehingga belum sampai pada inti permasalahan, sudah memangkas dan mengambil keputusan.
Dua elemen kontra itu ketika disatukan, mereka tak bisa memiliki tujuan yang sama. Seperti saat ini, Baekhyun yang pusing sendiri dan cepat berspekula tentang kakaknya Sehun setelah ia mendengar keluh kesah Sehun. Ia kesal, murka, marah, dan ingin menjambak rambut milik Suho, kakaknya Sehun.
"Kesel banget sumpah, Hun. Kakak lo gak punya hati kah? Ngejadiin lo babu sampe sakit kayak gini?!" monolognya sambil uring-uringan. Sehun hanya diam, dia juga merasa sakit setelah dipikir-pikir, tinggal bersama orang yang membencinya sama sekali tak enak.
"Gue harus laporin ke kantor polisi, sih serius," kata Baekhyun. Sehun yang mendengar itu langsung membolakan matanya dan menarik tangan Baekhyun.
"Ngga, Baekhyun, ngga kayak gitu. Kakak gue ngga sejahat itu heh! Gila aja mau dilaporin. Nanti aku tinggal sama siapa?"
"Ya sama ...." Baekhyun berpikir keras atas jawaban apa yang akan dia berikan. Benar juga, tidak mungkin dia akan menampung Sehun ke rumahnya, dia pun bukan dari kalangan orang berada, untuk menghidupi dirinya sendiri pun kadang kewalahan.
"Iya, sih. Sama siapa?" tanya Baekhyun. Sehun kembali menunduk.
"Emang orang tua asli lo di mana? Kalo ada ya lo tinggalin aja itu kakak bajingan terus balik ke rumah orang tua lo."
Sehun menggeleng, "aku ngga tau, aku gatau orang tua aku siapa, apakah mereka masih hidup atau ngga, apakah mereka nyari aku atau ngga, aku gatau apapun."
"Miris banget, Hun, kisah lo tragis ya, kisah hidup gue juga sih, hehe," balas Baekhyun, ia menunjukkan empati dan kemudian dia menepuk-nepuk bahu Sehun, "gapapa, gue juga kayak gitu. Gak punya memori indah ataupun runyam tentang keluarga. Hampa, hidup gue juga hampa. Ck. Gapapa gapapa, lo keren, kita keren udah bertahan sampai detik ini kan?" ujar Baekhyun, ekspresinya kali ini tiba-tiba murung.
"Hhhh, nasib kita hampir sama, ya. Sedih banget. Aku kadang iri sama kehidupan orang-orang di luar sana. Mereka ngga perlu susah payah kayak kita, mereka cuma nikmatin hasilnya, mereka bersenang-senang tiap hari. Pengen, deh, sehariiii aja aku bisa baik-baik aja."
"Huss, apa yang lo pikirin itu belum tentu bener. Mereka yang lo liat hidupnya baik dan damai, belum tentu kayak gitu. Setiap orang pasti punya masalah, Sehun. Ga mungkin hidupnya seneng-seneng bae. Paham?"
"Tapi masalah kita kebanyakan, ga, sih?" Pertanyaan itu membuat Baekhyun menggelengkan kepalanya.
"Ada ada aja anying hahaha." Baekhyun tertawa garing mendengar pernyataan Sehun barusan, cukup menghibur dirinya.
Chanyeol dan Kyungsoo baru saja sampai di Rumah Sakit, mereka langsung menuju ruangan tempat Sehun dirawat. Pintu dibuka dan memunculkan Chanyeol yang berlari kecil ke arah Sehun.
"Gimana? Tadi lo kenapa pingsan? Ada masalah? Terus sekarang udah gapapa?" Sederet pertanyaan dari Chanyeol itu membuat Sehun tersenyum, dirinya senang lantaran Chanyeol merasa khawatir. Sementara Kyungsoo, terselubung rasa iri dan tak suka jika kakaknya bersikap peduli selain pada dirinya. Egois memang, tapi dia hanya merasa takut kejadian 8 tahun silam terulang lagi.
"Aku cuma anemia aja Kak. Selebihnya ngga papa," jawab Sehun.
"Berati butuh darah dong?" Chanyeol. Sehun pun mengangguk.
"Iya. Di sini ada stok darah kok. Tapi kata dokter, aku harus hati-hati kalo misalnya nanti bakal ambruk lagi. Semoga jangan sih, soalnya darah aku lumayan langka."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M CURSED [On Going]
FantasyKyungsoo, seorang laki-laki yang bisa melihat bayang-bayang kematian. Dia seseorang yang menginginkan kehidupan normal seperti yang orang lain lakukan. Selama 17 tahun hidupnya bergantung pada kacamata hitamnya. Semenjak dirinya bertemu kembali deng...