18. Little Did I Know

2.1K 375 25
                                    

"Eh, anak ganteng udah bangun," sapa Sea dengan ceria ketika menghampiri Sekala yang terlihat anteng bermain dengan Lionel di ruang tengah.

Mendengar suara ibunya, bayi laki-laki itu menoleh detik itu juga dan seketika wajahnya langsung semringah melihat keberadaan Sea. Tanpa bisa ditahan, hati Sea menghangat melihat senyum Sekala yang ditujukan hanya untuknya.

Sea duduk di samping Lionel bersama Sekala dalam gendongannya. "Mana sih yang besok mau ulang tahun?" ujarnya sambil menciumi anak itu. "Kamu mau hadiah apa dari aku?"

"Abajabajabaja. Bbbrrr...."

Ocehan Sekala membuat Sea dan Lionel tertawa bersamaan. Terutama saat menyaksikan pemandangan air liur Sekala yang menetes-netes setiap kali bayi itu bicara, menjadi hiburan tersendiri untuk mereka.

"Dia kok bisa mirip banget sama kamu, sih?" tanya Lionel sambil mencubit pelan pipi Sekala karena tidak bisa menahan gemas.

"Kamu sama Kak Lio yang cuma saudara satu ayah aja bisa mirip banget, apalagi aku sama Kala."

"Iya juga, sih," sahut Lionel. "Kamu sayang nggak sama adik kamu?"

"Ya sayang dong, Nel. Kamu ini ada-ada aja."

"Lebih besar mana sayang sama Kala atau sama aku?"

"Maaf, untuk yang satu itu kamu harus ngaku kalah."

Lionel menyeringai dan menampakkan lesung pipinya yang seketika muncul di samping kiri-kanan.

Setelah itu obrolan mereka terhenti karena kemunculan Daniar dari dalam kamar.

"Mama mau ke mana?" tanya Sea saat melihat mamanya sudah berpenampilan rapi.

"Mama titip Kala sebentar ya, Se. Susu Kala habis. Mama mau beli di minimarket depan."

"Mau saya antar, Tante?" tawar Lionel, dan Mama menolak.

"Tante udah pesan ojol. Kalian makan aja. Ajak Kala makan juga. Makanannya Kala udah Mama siapkan di slow cooker."

"Oke, Mama," jawab Sea sebelum mamanya berlalu meninggalkan rumah menggunakan ojek online yang sudah dipesan.

Setelah kepergian Mama, Sea berdiri dengan satu tangan menggendong Sekala dan tangan satunya lagi menarik tangan Lionel. "Makan sekarang, yuk?" ajaknya

"Baru datang masa langsung makan."

"Kamu belum makan dari tadi pagi. Lagian Mama udah masak buat kita."

Lionel pasrah saja ketika Sea menarik tangannya dan mengajaknya duduk di meja makan. Sea menempatkan Sekala di baby chair dan memberikan finger food untuk anak itu, sebelum menyiapkan makanan untuk Lionel.

Selama makan, sesekali Sea membantu Kala yang sudah belajar makan sendiri. Perempuan itu terlihat sangat telaten dan penuh perhatian. Tentu saja hal itu tidak luput dari perhatian Lionel yang sejak tadi terus memperhatikan interaksi Sea dan Sekala. Entah kenapa, naluri Lionel mengatakan Sea dan Sekala lebih mirip ibu dan anak alih-alih kakak beradik.

"Malam ini kamu nginap di sini aja, Nel. Pulang ke Bandung besok pagi aja," saran Sea di tengah-tengah acara makan siang itu.

"Nggak enak sama orang tua kamu."

"Orang tuaku pasti ngerti. Aku nggak tega biarin kamu nyetir Bandung-Jakarta bolak balik. Lagian Papa udah biasa pulang malam."

"Setiap hari rumah kamu memang sepi gini, ya?" tanya Lionel.

"Dari kecil aku memang udah biasa sendirian di rumah. Paling cuma ditemani sama Mbak aja. Makanya, aku selalu berusaha cari kegiatan positif apa pun di luar rumah supaya aku nggak kesepian."

You And Me Against The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang