21. You And Me Against The World

2.1K 390 75
                                    

"Siang, Pak Marzuki," sapa Lionel ketika berpapasan dengan ketua prodi di koridor kampus sewaktu dirinya akan menuju tempat parkir.

Pria paruh baya itu membalas sapaannya. "Kebetulan ketemu di sini, Nel. Ada yang mau saya bicarakan dengan kamu."

"Mengenai apa, Pak?"

"Mengenai pre-event mining competition. Jadi gimana itu, Nel?"

"Oh, soal itu, Pak. Rencananya saya dan teman-teman dari Himpunan akan menyampaikan soal rencana pre-event ini setelah kegiatan perkuliahan di mulai."

"Memangnya kalian sudah punya rencana apa?"

"Sejauh ini kami baru merencanakan dua event untuk mensosialisasikan kegiatan kompetisi ini. Yang pertama kami akan membuka booth untuk menggelar pameran di acara car free day Dago, dan yang kedua, kami akan roadshow ke beberapa sekolah SMA di daerah Bandung."

"Nah, itu yang harus kita diskusikan dulu, Nel. Gimana kalau kita bicara di ruangan saya?"

"Sekarang, Pak?"

"Iya, sekarang. Ayo, sebentar aja. Mumpung saya lagi lowong."

Lionel melirik sport watch di tangannya. Dia yakin Sea pasti sudah menunggunya. Namun, Lionel tidak bisa menolak ajakan kaprodinya itu, sehingga mau tidak mau Lionel menyeret langkahnya mengikuti pria paruh baya itu menuju ruangannya.

~~~~

Setelah lima belas menit tersandera di ruangan kaprodi, Lionel baru memiliki kesempatan memeriksa ponselnya begitu keluar dari ruangan itu. Lionel menemukan ada sepuluh kali panggilan tidak terjawab dari nomor Sea. Namun, ketika Lionel mencoba menelepon balik, tidak ada jawaban dari Sea.

Lionel berdecak. "Pasti ngambek, nih," gumamnya seraya mempercepat langkah kakinya menuju mobilnya.

Lagi-lagi langkah Lionel terhenti ketika menemukan seseorang yang tidak ia sangka-sangka akan  melihat wajahnya lagi. Laki-laki itu terlihat santai bersandar di kap mobil Ford Mustang milik Lionel, seolah-olah laki-laki itu memang sengaja menunggu kedatangannya.

"Akhirnya nongol juga lo," ujar Zaky sewaktu melihat kedatangan Lionel.

Lionel berdiri di hadapan Zaky dengan raut wajah yang tidak terbaca. "Boleh juga nyali lo berani datang ke kandang gue. Ngapain lo ke sini? Mau setor nyawa? Udah bosen hidup lo?" cemoohnya.

"Gue datang ke sini bukan mau nyari ribut. Gue cuma mau negosiasi sama lo."

"Negosiasi apa?"

Zaky menegakkan tubuhnya. Dengan penuh rasa percaya diri pemuda itu berkata, "Gue mau minta Sea secara baik-baik sama lo," gumamnya.

Sudah pasti perkataan itu langsung menimbulkan kenyitan di dahi Lionel. "Maksud lo apa? Gue nggak ngerti."

"Cewek lo buat gue."

"Negosiasi tai anjing. Ternyata ngomong sama lo emang nggak afdol kalau nggak pakai adu jotos."

"Gue serius. Gue bakal ngelakuin apa aja buat Sea. Apalagi setelah gue tau tentang... Sekala."

Tubuh Lionel menegang dan ekspresi wajahnya mengeras. "Dari mana lo tau tentang Sekala?"

Zaky tidak langsung menjawab. Laki-laki itu hanya tersenyum pongah, menunjukkan ekspresi penuh kemenangan yang membuat Lionel tidak tahan ingin menghajarnya. "Apa aja bisa gue lakuin kalau gue udah menginginkan sesuatu."

"Jangan sekalipun lo berani sentuh Sekala," geram Lionel dengan tatapan penuh ancaman.

"Kenapa? Gue ayah biologisnya. Itu artinya gue punya hak atas anak gue."

You And Me Against The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang