Kepergian mu di minggu pertama September ini meninggalkan kesenduan. Harusnya ini jadi September yang ceria untuk ku.
Kau yang sempat meminta aku untuk membelikan makanan kesukaan mu dan mengajaku pergi ketempat dimana kita pertama kali kencan. namun, itu semua hanya wacana yang belum terlaksana.
Yang aku kecewakan, kenapa tak ada obrolan dan kabar sebelumnya, prihal kepergian mu dari tempat ini wahai wanita yang lahir di akhir bulan Juni.
Yaa... Memang aku belum begitu lama mengenal dan memahami mu, tapi ijinkan aku untuk lebih mengenalmu dan berikan sedikit waktu utuk ku agar aku dapat menggelar kenyaman di hatimu.
Prihal nyaman tidak, itu urusan nanti yang terpenting saat ini aku biarkan perasan ini ngalir dengan kehendaknya.
**
Meja ini sepi, tak ada tas hitam, laptop, tempat minum, serta handpone yang berbaring di atasnya. Kini hanya tinggal buku-buku yang menangis bertumpukan, lantaran tak lagi dijamah oleh jemari manismu, serta kartu nama darimu.
Satu bulan setelah dia resaign.
Tak hanya pekerjaan ku saja yang menumpuk, rasa kangen pun mulai menumpuk rupanya, ahhh... kenapa akau jadi memikirkannya.
Sekarang tuh waktunya fokusnya karja... kerjaa... dan kerja... bukan malah memikirkan perempuan itu, perempuan yang sudah jelas-jelas meningalkan mu.
yaaa ini terkesan seperti di film film atau di cerita romans saja, tapi begitulah nyatanya.
Lusa, aku dan Kiana berencana memberi kejutan untuk Dita yang tahun ini genap berusia 18 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Niatnya Begini Jadinya Begitu
Short Story"Bagi saya salah satu nikmat terindah dalam hidup ialah ketika kita bisa menjalani suatu pekerjaan sesuai dengan apa yang kita inginkan dan kita mencintainya" Kata Elang. Cerita pendek tetang anak muda yang ingin menjadi musisi dan pencipta lagu te...