3/Yang Tercatat dan Yang Di Ingat

51 7 1
                                    

#I

Sebelum tali sepatu ku ikat, sepotong roti terlebih dulu ku sikat. Lumayan untuk menunda rasa lapar dua sampai tiga jam ke depan. Sementara itu suara Liam Gallagher dan melodi gitar dari Noel Gallagher berkumandang memenjakan telinga ku di hari ini.

Because maybe
You're gonna be the one who saves me ?
And after all
You're my wonderwall

Yaa. Itulah sepenggal lirik dari lagu Wonderwall milik Oasis, band asal Manchaster Inggris.

Bagi ku pertemuan dengannya Minggu lalu, bukan sebuah kebetulan tapi sudah direncanakan oleh sang maha adil.

Aku ingat betul saat dia mengagetkan orang yang sedang minum di sebelah ku yang dia kira itu adalah aku. Wajahnya pun langsung memerah, sama dengan warna baju yang di kenakannya malam itu, di kedai milik pak Rohim. Merah jambu, yang dia bilang itu adalah warna kesukaannya

Aku pun masih ingat betapa bodohnya aku membuang karcis parkir ke tempat sampah yang aku kira itu struk belanjaan.

Alhasil kita mencari karcis parkir tersebut.

Eit.. tunggu dulu.

Kita (?)

Bukan kita, lebih tepatnya aku.

Aku yang mencari karcis parkir itu, dia hanya melihat dan memvideokan ku saat mencari karcis tersebut.. Sialan bagiku. Sementara dia, begitu girangnya mentertawaiku.

***

"Wangi bener ka Elang"

"Iya dong wangi, kan udah mandi. Emang kamu bau asem. Parah ih anak perempuan jam segini belum mandi"

"Yeh. Enak aja. Walaupun aku belum mandi, tapi tetep wangi tau"

"Iya wangi, kalo pake parfumnya satu galon di siramin semua ke badan"

"Uzzzuzhh, udah ah males sama ka Elang"

"Ciee ada yang ngambek... nanti cantiknya ilang loh, mana senyumnya" Goda Elang pada Dita yang mulai kesal sama Elang. Dita pun pergi meninggalkan Elang yang sedang merapikan kamar tidurnya.

Dari kecil Elang dan Dita memang kerap saling ledek, jail satu sama lain, tapi mereka juga saling sayang sebetulnya. Hanya saja gengsi dari keduanya yang tinggi unyuk menyatakan itu.

"Mah ka elang ngeselin banget, masa kata ka Elang aku bau asem"

"Memang, betul yang dibilang Elang itu" Saut Ibu Dita meledek anak perempuannya itu.

"Ih si mamah"

Sambil memesang muka musam Dita bergegas menuju kamar mandi. Sementara itu ibunda Dita lajut menjemur singkong di depan rumahnya yang sudah di iris tipis semalam yang nantinya akan dijadikan cemilan.

***

#II

Motor ku sudah merengek minta untuk di tunggangi, dan aku pun sudah siap untuk menungganginya lagi. Yaa.. Hampir sepekan lebih dia tak aku ajak berkeliling kota untuk menelusuri jalan dan tempat-tempat yang tak begitu ramai. Sudah berbagai medan dia lalui bersama ku, dari landai sampai terjal, dari keramain kota dan keasrian pedesaan.

"Udah glowing ka motornya, di lap mulu motornya"

"Iya dong, biar makin Glowing Dit. Kamu juga Glowing tuh, Wangi pula.

"Iyaa lah, kan udah mandi"

"Nah gitu dong, anak perempuan tuh jangan males mandi"

"Iyaa iyaa, Bawel ih"

Cuaca hari ini tampaknya bersahabat dengan Elang, cerah seperti kaca sepion motornya, dan itu semua berbanding terbalik dengan isi hatinya dita saat ini: mendung. Tak ada lagi bias terang yang bermukim dihatinya.

"Kinclong betul, motor mu lang."

"Iya dong bun, seperti yang punya nya kan bun"

"Ah.. kalo yang punya nya mah Kusam"

"Masa sih Bun. Engga kusam ini kan Dit ka Elang, udah seperti Liam Gallagher belum (?)"

Tanya Elang kepada Dita sambil mengusap pipinya dan sesekali merapikan rambutnya.

"Oh ya.. Bun, makasih ya. Bunda sama Dita udah izinin Elang tinggal disini"

"Pake terimaksih segala sama bunda. Ini kan rumah kamu juga Lang. Bunda malah seneng, kamu tinggal disini, jadi rame. Iya kan dit ?"

"Iya bun belul tuh, malah bukan rame lagi bun, tapi rameeeeeee.... kelewatan rame nya bun"

"Dan Dita juga jadi ada temennya kalo kamu disini. Kamu sering-sering main kesini"

"Iya bun, pasti itu mah"

"Kamu juga hati-hati bawa motornya. Jangan ngebut. Salam buat ibu mu"

"Oke bun, siaap. Nanti Elang sampaikan salam dari bunda"

Ransel sudah memeluk punggung Elang, jaket pun sudah melekat ke badannya, dan motor berwarna putih itu sudah merengek-rengek minta untuk di tunggangi oleh Elang.

"Dita, ka Elang pamit ya. Kamu baik-baik disini, jaga bunda."

Ucap elang kepada Dita sambil mengusap kepala Dita yang berada di halaman depan rumah tepat sebelah kanan motor Elang yang sedang parkir.

"Asalamualikum"

"Waalaikumaalam"

________

"Tak akan lahir perpisahan jika tak di buahi oleh pertemuan, dan tak akan ada air mata tanpa kesedihan dan kebahagiaan. Perpisahan sejatinya ialah pengukuhan kenangan akan masa silam dan permulaan rencana akan masa depan "

Niatnya Begini Jadinya BegituTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang