Tidak afdol jika hari senin tidak ada upacara, terik matahari yang menyengat kulit para siswa ditambah kepala sekolah yang berpidato sangat panjang sudah berasa simulasi padang masyar!
Sinar matahari mengenai tepat diatas kepala Chenle, sebenarnya Chenle tidak terlalu kuat untuk berjemur dibawah matahari terlalu lama, namun apa daya dia?
Jisung yang berbaris disebelah Chenle nampaknya sangat khawatir dengan kondisi Chenle, wajah panik itu tidak bisa disembunyikan.
"Chenle, ga usah maksa buat berdiri, gue anter kebelakang ya?" ini sudah rayuan ke 11 kali Jisung agar Chenle beristirahat saja namun lagi dan lagi jawaban Chenle tetap sama yaitu gelengan kepala.
Jisung menatap ke arah sinar matahari yang berani beraninya ngebuat Chenle kepanasan, si jakung mulai mengatur posisi agar bayangannya dapat membantu menghalang sinar matahari yang mengenai tubuh Chenle.
Chenle mendongak kesamping saat merasa sebuah bayangan yang melindunginya dari terik mentari. "Jie lo ga kepanasan?" Sekarang Chenle yang menjadi khawatir akan keadaan Jisung.
"Lo ga usah khawatir, gue kuat" ucap Jisung tegas.
Sudah 45 menit mereka berdiri, tubuh Chenle semakin bergetar tak kuat dengan udara panas yang senantiasa berhempus menerpa dirinya, dan benar saja dugaan Jisung.
brugh
Chenle tergeletak dibawah tanah dengan wajah yang memucat, semua siswa mulai menaruh perhatiannya pada Chenle, petugas UKS berlarian menghampiri tubuh Chenle namun mereka didahului oleh Jisung yang tanggap menggendong tubuh Chenle lalu berlari menuju UKS.
"CEPET TOLONG PACAR GUE!"
***
Sedikit demi sedikit cahaya lampu mulai masuk kedalam pupil Chenle, kelopak matanya sudah terbuka namun Chenle masih belum sepenuhnya sadar.
"Chenle, pelan pelan duduknya" Gadis cantik yang menemani Chenle itu membantunya untuk bersandar pada dinding uks.
"Lea? gue dimana?"
"Kamu di UKS, tadi kamu pingsan" Lea mengambil secangkir teh hangat yang tadi Jisung siapkan sebelum ia keluar membeli obat dan makan untuk Chenle.
"Thanks" Chenle menerima cangkir teh itu lalu menyeruputnya dengan perlahan karena masih panas.
"CHENLE... CHENLEE LO UDAH BANGUN?" Jisung masuk dengan suara yang masih bergetar akibat rasa panik setelah kejadian Chenle pingsan tadi.
"Udah, tadi aku juga udah kasih dia teh hangat" Lea menjawabnya dengan nada datar.
"Masih pusing ga? makanya kalau gue kasih tau nurut! gue khawatir sama lo!" Jisung mengecek setiap inchi tubuh Chenle takut jika sesuatu terjadi dengan orang yang paling Jisung sayang.
"Jie, Chenle itu perlu istirahat! kamu daripada ganggu istirahatnya mending keluar deh!" Ucapan ketus Lea itu memancing amarah Jisung, enak aja si Lea mau merebut posisinya untuk menjaga Chenle!
"Lo ngapain peduli?" Jisung mengambil selangkah lebih dekat pada Lea.
"Emang kenapa kalau aku mau peduli? lagian aku juga khawatir sama keadaan Chenle! iya kan Chenle?" Lea mencoba mencari pembelaan dengan menatap wajah bingung Chenle, Chenle yang tak punya kuasa untuk menolak akhirnya dengan terpaksa membela ucapan Lea.
"Lea udah jaga gue dengan baik, lo bisa balik Jie" waduh! seketika hati Jisung hancur berkeping keping.
"M-maksud lo?" Jisung mencoba memastikan dengan pendengarannya.
"lo balik aja Jie, biar Lea yang nemenin gue" dibawah sana jari jari Jisung menggenggam dengan sangat kuat menahan gejolak amarah serta rasa cemburu yang membakar hatinya.
"Lo mau gue balik? OKE!" Jisung meletakan sebungkus nasi serta obat yang tadi sempat ia beli dia aras nakas.
"Gue harap lo bisa segera sembuh, gue balik!"
brakk
Pintu UKS terbanting dengan cukup keras akibat ulah Jisung, Chenle terdiam karena ia merasa bersalah sudah bertindak seperti itu, namun dia tak tega jika Lea dibentak seperti itu karena sejujurnya, Chenle menyukai Lea.
KAMU SEDANG MEMBACA
tanpa status || JiChen || 13+
Romansasetengah tahun? 1 tahun? sudah 2 tahun Jisung berjuang mati matian untuk bisa mendapatkan pengakuan resmi dari Chenle jika mereka berdua pacaran, namun nyatanya Chenle masih ragu untuk membuka pintu hatinya. Apa Jisung menyerah? pastinya tidak, teta...