vote vote dulu!
Chenle masuk kedalam kamarnya dengan perasaan gusrah dan takut, masalahnya dia telah mengingkarinya janji untuk bertemu Jisung.
Chenle mengambil ponsel yang ia simpan di tas dan benar saja 112 panggilan tak terjawab dari Jisung memenuhi notifikasi ponsel. Tamat lah riwayat Chenle.
Jangan salahkan Chenle karena tidak memenuhi janjinya, salahkan saja Lea yang membuat rencana Jisung menjadi kacau. Kalian mau tau mengapa ini salah Lea?
Kalian tidak salah baca, Lea dan Chenle resmi berpacaran. Lea mengutarakan perasaanya tadi sewaktu mereka berdua berada diatas rooftop sekolah.
Bermodalkan wajah melasnya Lea mengajak Chenle berpacaran, dan tentu saja Chenle tidak menolak karena dia memang menyukai Lea. Jadi mereka menghabiskan waktu bersama hingga langit menjadi gelap dan berakhir Chenle melupakan janjinya itu.
Disisi lain, Jisung sedang berada di rumahnya lebih spesifiknya di ruang makan.
Raut Jisung nampak kecut, dia jadi ga mood untuk makan, rasa kesal memenuhi isi hatinya, "chenle lihat aja lo besok, gue ga akan beri lo ampun!"
***
Keesokan harinya....Dengan hoodie yang tebal serta kaca mata hitam, tidak biasanya Chenle berpenampilan seperti ini saat berangkat ke sekolah namun keadaan urgent yang mendesaknya menggunakan pakaian tebal itu.
Jaemin memperhatikan secara seksama dari ujung sepatu hingga ujung rambut Chenle, hampir saja ia tidak mengenali sahabat nya itu.
"Lo sakit hah? tumben bener pake hoodie segala" Ungkap Jaemin penasaran.
Chenle akhirnya berani melepas semua atribut panasnya itu dari tubuhnya. "Jaem, gue butuh bantuan lo!" Jaemin mengeryitkan dahinya.
"Gue bantu apaan?"
Chenle menggenggam kedua bahu Jaemin lalu mengucapkan apa yang dia inginkan "Lo bantu gue sembunyi dari Jisung!"
Jam istirahat pun berbunyi, Lea terlihat duduk dibangku taman seraya memainkan ponselnya, kemarin malam Chenle meminta Lea untuk menunggunya di taman sekolah karena mereka akan makan bersama disana.
Lea mulai bosan menunggu kehadiran Chenle yang benar benar telat dari waktu yang sudah mereka tentukan kemarin.
"Gimana Jie? ga ada tanda tanda pergerakan Jisung kan" Chenle dan Jaemin berjalan bersebelahan layaknya anak kembar, tadi Chenle meminta Jaemin untuk menjadi pengawal selama mereka berada dilingkungan sekolah, tapi semua ini ga gratis! akal licik Jaemin memaksa Chenle untuk membayarnya 10 ribu WON selama satu hari masa pengawalan, untung Chenle anak orang kaya jadi uang segitu mah kecil.
"Amann amaan, sono lu buruan samperin Lea di taman" Oh iya, Chenle sudah menceritakan hubungannya dengan Lea pada Jaemin.
"Boo" Lea menoleh kebelakang dimana Chenle sudah berada disana sambil tersenyum ceria layaknya matahari yang bersinar.
"Baru hari pertama udah nelat" Lea memanyunkan bibirnya.
"Maap maap, tadi aku habis dari toilet buat berak" Alasan aja si Chenle, padahal mah dia lagi ngehindar dari binatang buas yang udah berjaga dan siap menerkam.
Lea berdecak sebal lalu menyerahkan sekotak bento ya sudah dia buat sendiri tadi pagi *sweet ga sih Lea ini gais \(ϋ)/♩
"Gih dimakan, entar keburu basi" Kotak bekal itu Chenle buka dan terlihat beberapa macam lauk didalamnya seperi nugget, kimchi, sosis, omlate dan nasi ungu.
Chenle meneguk ludahnya tak sabar untuk memakan semua lauk lauk menggiurkan itu. "makasih sayang"
Ditemani Lea, Chenle mulai menyuapkan sesumpit kimchi kedalam mulutnya, cita rasa dari sayur fermentasi itu benar benar pas, Chenle menikmatinya dengan khitmat.
Namun rasa khitmat itu seketika hilang akibat seseorang yang mengusik keromantisan mereka.
"Chenle, belakang kamu..."
"hah?" Chenle secara perlahan memutar pinggulnya, betapa terkejoetnya si manis saat mendapati pria jakung dengan wajah sangar itu menatapnya dengan sinis.
"Ikut gue SEKARANG!"
update 3 hari 1 kali biar cepet kelar, tapi kalau mood upload bisa 1 hari 1 kali.
lop u ol udah mau baca.
JICHEN JAYA JAYA JAYA!
KAMU SEDANG MEMBACA
tanpa status || JiChen || 13+
Romancesetengah tahun? 1 tahun? sudah 2 tahun Jisung berjuang mati matian untuk bisa mendapatkan pengakuan resmi dari Chenle jika mereka berdua pacaran, namun nyatanya Chenle masih ragu untuk membuka pintu hatinya. Apa Jisung menyerah? pastinya tidak, teta...