"CHENLEEEE" suara menggelegar Jisung dari jauh terdengar begitu mengerikan bagi Chenle. Nafas Chenle masih tersengal sengal, untung saja dia bisa kabur dari kejaran Jisung.
"mati gue!" Chenle bersembunyi didalam bilik toilet, berdiri diatas closet dan mengunci pintu, udah berasa di film film aja, batin Chenle.
tililit tililit
"Anjing banget yang telfon gue diwaktu kaya gini" Chenle mengangkat nomor itu dan ternyata Jaemin yang sedang menghubungi nya.
"Chenle lo baik baik aja?"
"Menurut lo? gue hampir aja mati anj*ng!"
"Tadi Jeno ngajak gue makan bareng terus gue lupa sama lo, jadi gue ninggalin lo"
Chenle menarik nafas banyak banyak agar dirinya dapat lebih sabar menhadapi kelakuan sahabatnya yang satu ini.
"Jeam! lihat aja entar kalau udah dikelas!"Chenle memutus obrolan tersebut karena mendengar suara langkah sepatu dari luar bilik.
"Chenle, gue tau lo didalam! keluar apa gue yang keluarin lo dengan paksa!" Alamak! kenapa Chenle ga tau sisi iblis Jisung yang satu ini, jika Chenle tau ga akan dia mau dipepet sama Jisung, ogah dia mah takut kdrt.
"Iya iya gue keluar" Pelan pelan pintu bilik itu terbuka, ditatapnya Jisung didepan layaknya malaikat pencabut nyawa yang sedang menunggu targetnya, Chenle hanya bisa pasrah.
"G-gue"
"Diem!" Jisung menarik Chenle dalam pelukannya, pria manis itu terkejut, jantung Jisung berdetak dengan cepat tidak seperti biasanya.
"Jie?" Chenle mencoba memastikan Jisung baik baik saja, karena Chenle merasa Jisung terlihat sangat frustasi.
"Kita gini dulu sampai gue siap bicara" Pelukan hangat itu sangat nyaman, apalagi tubuh Jisung hitungannya lebih tinggi dari Chenle dan terasa besar jadi Chenle semakin larut dalam dekapannya.
Jisung mulai merenggangkan dekapan itu, dengan halus mendorong keluar tubuh Chenle lalu menatapnya selayaknya sebuah barang berharga.
"Kemana aja lo kemaren? gue khawatir sama lo" Perasaan ini tidak pernah Chenle rasakan sebelumnya, ternyata masih ada orang yang perhatian dengan keadaannya.
"Gue baik baik aja Jie" Jawab halus Chenle membuat Jisung bernafas lega.
"Syukurlah, lain kali kalau lo emang ga bisa jalan bareng gue, lo bisa bilang Le, jangan bikin gue khawatir dengan ngilang gitu aja, chat ga dibales, telfon ga diangkat, gue takut lo kenapa kenapa!" Perhatian Jisung memang tulus, meski mereka belum memiliki status yang resmi namun perhatian lebih itu akan tetap Jisung beri pada Chenle layaknya seorang kekasih.
Chenle terdiam sejenak, dalam benaknya bertanya tanya, apakah Jisung tau jika Chenle sudah berpacaran dengan Lea? jika belum apa Chenle harus jujur padanya? atau lebih baik ini dirahasiakan?
"Jie gue-"
"Ssshhttt, don't talk alot baby" Jisung berjalan mendekat secara tiba tiba,Chenle reflek berjalan mundur hingga tak disadari Jika dibelakangnya sudah tidak ada ruang lagi untuk nya melangkah.
Kesempatan bagi Jisung, kedua tubuh mereka sekarang benar benar berdekatan, keduanya dapat merasakan nafas hangat yang dikeluarkan masing masing.
"Jie jangan!" Wajah Jisung semakin maju, sementara Chenle membuang mukanya kesamping.
"why baby?" seringai Jisung mengembang saat tau jika telinga Chenle menjadi merah.
"is this your first time?" Diri Chenle bingung harus menjawab apa, apa yang dimaksud oleh Jisung Chenle tidak mengerti.
Satu tangan Jisung mengunci kedua pergelangan Chenle kebelakang, lalu dengan cekatan tangan yang lain menarik dagu Chenle agar fokus menatapnya.
"I promise I'll make this taste good" tanpa A I U E O, bibir itu saling bertaut, yang dominan mulai bermain dan yang merasa sub hanya diam mematung tak berdaya.
Jisung semakin mendalami perannya, lumatan pertama ia beri dengan lembut hingga lumatan kedua menjadi semakin panas, lidahnya mencoba menaklukkan benteng pertahanan lawan dan berhasil, lidah itu menerobos masuk dan bibir mereka saling melumat, Chenle terbawa alur permainan itu.
Semakin cepat Jisung melumat, semakin nikmat yang Chenle rasakan, saliva mereka berceceran dibibir lawan, lidahnya masih bertarung dengan lincah didalam, sampai akhirnya Chenle sadar jika ini berlebihan.
"AHH,shhiittt" Chenle sengaja menggigit bibir Jisung hingga berdarah, lalu melihat kesempatan untuk kabur Chenle berlari dengan sisa tenaga yang ia miliki. Beruntung bel masuk berbunyi, Chenle akhirnya terselamatkan.
Jisung tersenyum miring lalu mengusap darah segar yang keluar dari bibirnya, rasa bangga akan dirinya sendiri karena berani melakukan hal bejat itu bersama Chenle.
"Gue ga akan menyerah sampai lo nerima gue, lihat saja"
bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
tanpa status || JiChen || 13+
Romancesetengah tahun? 1 tahun? sudah 2 tahun Jisung berjuang mati matian untuk bisa mendapatkan pengakuan resmi dari Chenle jika mereka berdua pacaran, namun nyatanya Chenle masih ragu untuk membuka pintu hatinya. Apa Jisung menyerah? pastinya tidak, teta...