8

80 13 1
                                    

Pandangan kosong Chenle setelah turun dari mobil yang tadi disupiri pak Asep menandakan betapa kacaunya isi otak Chenle sekarang.

Bibirnya sudah tidak perawan lagi!Chenle jadi merasa bersalah kepada Lea atas perbuatan bejatnya itu *padahal Chenle mau mau aja.

cklekk

Chenle akhirnya memutuskan untuk masuk kedalam rumahnya, nampak sepi seperti biasa. Jalan Chenle ia percepat menuju anak tangga saat mendapati ibunya ternyata berada di rumah.

"Anak kurang ajar, tidak memberi salam kepada ibu mu saat masuk? dimana sopan satun mu!" itu Rena ibu tiri Chenle, ibu kandungnya sudah memiliki keluarga baru di Amerika, kedua orang tua mereka bercerai dan Chenle terpaksa hidup bersama ayahnya dan juga ibu tirinya.

"Ada apa ma?" Chenle mencoba menurunkan emosinya saat berbicara dengan nona Rena, si mulut cabai ini sering sekali mengadu hal hal kecil tentang Chenle kepada ayahnya dan berujung Chenle akan dimarahi sang ayah.

"Cepat cuci piring dibelakang sampai bersih, aku tidak mau ada noda yang tertinggal disana, paham kau!" Sudah sering ibunya itu bertindak kasar padanya, keinginan ibu tirinya tidak bisa dibantah.

"iyaa maah" Chenle merasa ia seperti pembantu dirumah, berdua bersama ibu tirinya karena ayah Chenle harus bekerja diluar negeri, membuat Chenle sangat tertekan berada dirumahnya sendiri.

"AAGHHHH" Chenle merenggangkan tubuhnya yang pegal akibat ulah sang ibu tiri menyuruhnya melakukan banyak hal dirumah, sekarang hanya tersisa 5 jam sebelum malam semakin larut, Chenle bergegas membereskan PR PR yang menggunung dari sekolah.

beep

Fokus Chenle terpecah saat suara dering ponsel itu berbunyi, notifikasi dari Jisung?

Dengan malas Chenle menggeser tombol telfon itu menjadi hijau.

"Gue lagi sibuk Jie"

"Cepet turun, gue ada di bawah sama mama lo"

"tut tut"

Telfon itu dimatikan sepihak, Chenle ngefreez sebentar diatas tempat duduknya, ga salah dengar kan tadi? Jisung ada dibawah?

Segera Chenle memeriksa lantai bawah ruang tamu, dengan tergesa gesa menuruni tangga untuk mencari kebenaran atas apa yang tadi dikatakan Jisung, dan benar saja!

Cowo tampan itu lagi duduk di sofa menatap binar Chenle yang berdiri sebari terperangah saat mengetahui Jisung benar berada di rumahnya.

"Sini" Jisung menepuk nepuk sofa kosong disebelahnya, yang terkode pun menghampiri.

Jisung tidak memberi ruang Chenle untuk berbicara karena dia tau Chenle pasti akan menolak ajakannya itu, jadi Jisung menerobos awal percakapan mereka sebelum Chenle membuka suara.

"Gue kesini mau nagih utang lo buat jalan bareng gue, urusan mama? udah gue urus, tadi mama keluar buat ketemu temen temennya, udah ya sekarang lo ikut gue" Chenle tidak bisa berkutik saat Jisung menyeretnya dengan paksa naik keatas motor, semua terjadi begitu cepat.

"Jie, lo mau bawa gue kemana?" Bingung Chenle hanya dibalas kekehan kecil.

"Gue bakal buat lo seneng malam ini, gue janji" Motor itu melesat menembus dinginnya malam, Chenle merekatkan tubuhnya pada punggung Jisung, hangat rasanya karena Chenle kini hanya mengenakan kaos serta celana pendek, wajar si manis kedinginan.

bersambung..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

tanpa status || JiChen || 13+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang