Bigshot Gets Loved By All After Transmigrating Into A Book (1)

Bab 11: Saudara Yu Ini Adalah Penipu

Jiang Yu tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya.

Kembali ke dunianya sendiri, meskipun pada dasarnya penyendiri, dia adalah pilar utama dari kelompok temannya sendiri dan selalu dipuji oleh semua orang di sekitarnya.  Dia terbiasa dikelilingi oleh orang-orang sepanjang waktu dan tidak menganggapnya aneh.

Jiang Ze Yu memperhatikan saat dia perlahan menggigit stik drumnya.  Tanpa sepatah kata pun, dia menjatuhkan stik drumnya ke piringnya.

Jiang Yu tampak bingung.

“Saya tidak suka stik drum.  Ambillah,” Jiang Ze Yu menjelaskan dirinya sendiri.  "Aku belum makan jadi bersih."

Jiang Yu berkedip.  "Terima kasih."

Jiang Ze Yu berbalik dan berkata dengan angkuh, "Aku hanya berusaha untuk tidak membiarkannya sia-sia."

Song Bi bingung.

Kakak Yu, jika kamu tidak suka stik ayam, lalu mengapa kamu memesan hidangan ini?

Jiang Yu tidak repot-repot mempertanyakan ini lebih jauh.  Paha ayam ekstra baru saja muncul di piringnya.  Matanya berbinar dan dia mulai makan lebih cepat.

Jiang Ze Yu tetap diam dan hanya tersenyum.

Jiang Yu melewati stik drum pertamanya.  Tepat ketika dia akan memulai yang kedua, sebuah pemikiran muncul padanya dan dia berkata, “Karena kamu tidak suka stik ayam, bagaimana kalau aku membayarmu untuk itu mulai besok?  Bagaimana dengan dua kali lipat harganya?”

Jiang Ze Yu tidak bereaksi, Jiang Yu berpikir dia mungkin tidak setuju.  Dia berkata, “Tiga kali lipat harganya baik-baik saja.  Sebutkan saja harga Anda.

Jiang Ze Yu bertanya, "Maksudmu, kamu ingin makan siang denganku lagi besok?"

Pertanyaannya agak aneh tapi tidak berdasar.

Jiang Yu mengangguk.  "Saya rasa begitu."

“Itu sudah beres kalau begitu,” kata Jiang Ze Yu dengan nada ceria.  “Itu hanya paha ayam.  Tidak perlu biaya banyak, anggap saja sebagai hadiah dari saya.  Anda tidak perlu membayarnya.”

Song Bi: 'Apakah Kakak Yu sudah gila?'

Kenapa dia begitu baik padanya?

Song Bi tidak sendirian dalam pemikiran ini, semua anak laki-laki yang duduk di meja memikirkan hal yang sama.  Mereka tampak seperti telah melihat keajaiban atau hantu.

Kakak Yu ini penipu, kan?

"Tidak, aku tidak suka berutang pada orang."  mengerutkan kening Jiang Yu.  "Perlakukan saja ini seperti pertukaran, aku akan membalasnya di masa depan."

Jiang Ze Yu tidak menganggap serius kata-kata Jiang Yu.  Lagipula, apa yang bisa dilakukan gadis kecil seperti dia?

Namun, ketika dia menatap matanya, dia tersentuh oleh betapa seriusnya dia.

Pikiran irasional tiba-tiba tiba-tiba muncul di kepalanya.

Dia ingin mendengar Jiang Yu memanggilnya 'Kakak'.

"Kakak Yu," kata Song Bi sambil menunjuk Jiang Ze Yu seolah-olah dia adalah benua baru yang dia temukan.  “Kenapa wajahmu merah semua?”

"Diam!"  Jiang Ze Yu menyentuh wajahnya dan bersikeras, “Pasti ada yang salah dengan matamu!”

“Tapi… telingamu juga merah…”

Jiang Ze Yu, "Pergilah!"

…

Setelah makan siang, Jiang Yu berjalan di depan Jiang Ze Yu, yang diikuti dari belakang oleh sekelompok besar anak laki-laki.

Jiang Ze Yu memperhatikan bahwa Jiang Yu sedang menuju gerbang sekolah bukannya kembali ke gedung kelas mereka.  "Apakah kamu akan keluar?"

"Ya, aku perlu minum obat."

"Obat-obatan?  Apakah kamu sakit?"

Jiang Yu tampak dalam kesehatan yang sempurna.  Dia begitu kuat sehingga dia telah melemparkannya ke atas bahunya.

Jiang Yu terdiam.

Jiang Ze Yu bertanya lagi, “Apakah kamu tahu di mana apotek itu?”

Jiang Yu mengeluarkan ponselnya.  "Aku bisa mencarinya."

Jiang Ze Yu melihat alamat Apotek China yang muncul di layar ponselnya.  Jaraknya cukup jauh dari sekolah.  Dia mengerutkan kening, “Itu sangat jauh.  Bagaimana Anda berencana untuk sampai ke sana?”

"Dengan taksi."

“Berbahaya bagi seorang gadis untuk keluar sendiri.  Ada banyak penipu dan pembohong di luar sana.  Bagaimana Anda tahu apakah supir taksi itu orang baik atau tidak?”  Jiang Ze Yu menolak idenya.

Dia menghela nafas.  “Ah, lupakan saja.  Lagipula aku tidak punya apa-apa untuk dilakukan sekarang.  Aku akan membawamu ke sana.”