Kala itu umurku memasuki 5 tahun, pukul 9 pagi jam makan di tk ku waktu itu, aku diajak temanku untuk pulang katanya ingin bermain denganku.
Kebetulan jarak tk dan rumahku hanya terpaut beberapa rumah haha lucu sekali bolos hanya karna ingin cepat bermain.
"permisi ibu arin"
"eh iya bu kenapa?"
"jeviannya ada bu?"
"ada bu kenapa?"
"belum pulang bu, kok jevi nya udah pulang duluan?"
Haha aku ingat kala itu ibu memahariku, guru itu menjemputku menggunakan sepeda lucu sekali muka ibu yang menahan kesal.
"kamu ini katanya pulang cepet, pakai lagi bajunya trus sekolah"
"kami ke sekolah dulu ya bu"
Aku nangis di sekolah, aku sayang ibu tapi aku takut pulang alasannya klasik aku tidak ingin di cubit. Karena sungguh cubitan ibu itu sakit sekalii.
Pulangnya benar aku di cubit ibu seperti radio diperutku, biru menghiasi perutku. Aku makan siang, dan selepas itu aku pergi les kata ibu biar aku pintar. Tentu siapa yang tidak ingin pintar benar?
Aku mengusap air mata di muka ku sungguh kenangan itu senang sekali, rasanya setiap hari doaku masih sama aku ingin kembali ke masa itu bukan sekarang.
Sungguh aku tidak rela, lihat perpecahan terjadi bagaimana bisa terjadi perubahan besar yang secepat ini.
Sakit, sakit sekali melihat keadaan keluargaku saat ini. Rasanya seperti ingin bunuh diri saja.
Ah aku kiel umurku saat ini sudah 14 tahun dengan 2 kali percobaan bunuh diri tapi gagal, lihat tuhan tidak sayang padaku.
Aku baru tersadar dari tidurku atau bisa disebut pingsan? Kulihat pukul 1 dini hari. Sendirian lagi, lagi dan lagi sial, aku berharap mati saja.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinite Regret [PROSES PUBLIKASI]
Ficção Adolescente"ayah, anak ayah itu empat, bukan tiga yah" ini kisahku, dan juga rasa sesalmu. kisah seorang anak laki laki yang ada dan nyata hadirnya. Mature content. Adult. Violence. Drunk and cigarette. #16 in sadness #2 in yuwin #11 in jaemin Start : 03 De...