Ribut diluar, untuk pertama kalinya ribut, cekcok antara ayah, kakak, abang dan ibu. Aku tidak paham apa yang mereka ributkan?
Jujur saja hanya saat aku keluar dari kamar ayah diam, ibu nangis, abang masuk kamar dan kakak pergi keluar.
"ibu kenapa menangis? Ibu jelek jika menangis"
"adek, adek mau tidak jika kita pindah?"
"pindah? Tapi kenapa ibu?"
"hanya ingin suasana yang baru untuk kiel"
Senyum, senyuman ibu ini aku suka sekali sungguh sangat cantik dan indah.
"apapun jika bersama ibu dan ayah kiel mau bu"
Ayah tertawa sungguh, ayah tertawa walaupun mata ayah mengeluarkan air mata.
Aku tidak tau bahwa itu awal mulanya hidupku keluargaku hancur. Jika saja aku menjawab seperti kakak dan abang aku rasa aku tidak semenyedihkan ini.
Kurus aku terlalu kurus saat ini, umurku 14 tahun sekolah menengah pertama ditahun kedua. Hancur sungguh hidupku hancur yang kurasakan hanya kesendirian.
Pukul 6 pagi ketika aku ingin berangkat sekolah. Dikala itu juga kakak dan abang pulang ugh sungguh bau menyebalkan itu lagi.
Aku capek sungguh, apa mereka tidak pernah memikirkan diriku sekali saja? Menyebalkan.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinite Regret [PROSES PUBLIKASI]
Fiksi Remaja"ayah, anak ayah itu empat, bukan tiga yah" ini kisahku, dan juga rasa sesalmu. kisah seorang anak laki laki yang ada dan nyata hadirnya. Mature content. Adult. Violence. Drunk and cigarette. #16 in sadness #2 in yuwin #11 in jaemin Start : 03 De...