Cuman cerita yang demi apapun random banget! Tapi mungkin bisa jadi seru buat kalian! Dan ceritanya tentu aja punya plot yang berbeda. Jadi kalo misal ada yang panjang baangett atau pendek baangett, sorry banget ya... terus kemungkinan besar i will...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dunia werewolf, dunia yang manusia biasa anggap hanya terdapat dalam cerita saja. Dunia yang memiliki banyak sekali hal-hal menarik dan menantang, disertai juga dengan istilah-istilah tidak biasa yang tidak begitu mudah dimengerti. Dunia werewolf sangat berkebalikan dengan dunia manusia. Jika di dunia manusia semua orang akan cenderung melakukan pekerjaan dan urusan mereka sendiri tidak seperti zaman dahulu. Akan berbeda sekali di dunia wereworlf, mereka akan berperang untuk mempertahankan wilayah kekuasaan mereka masing-masing yang diketuai oleh satu pemimpin beserta Luna-nya. Atau jika mungkin, bisa saja mereka--antar pemimpin-- berdamai lalu bekerja sama.
Dan nyatanya dunia werewolf itu tidak hanya sekedar khayalan mereka ataupun cerita semata. Bahkan di zaman yang sudah cukup maju seperti sekarang, banyak werewolf lebih memilih tinggal di dunia manusia dibanding dunia mereka sendiri. Termasuk juga semua murid di kelas 12 ini, diam menurut untuk mendengarkan guru mereka menjelaskan tentang pelajaran kaum mereka.
"And the last thing is mate, siapa yang belum pernah mendengar tentang mate? You can raise your hand." murid-murid terdiam senyap sesaat setelah mendengar pertanyaan guru mereka, menoleh ke satu sama lain untuk melihat siapa yang akan mengangkat tangan.
Yakin tidak akan ada yang mengangkat tangan, sang guru beserta murid lain setelahnya dikejutkan dengan seorang pemuda berparas imut yang mengangkat tangan.
"Saya Kak!" serunya lantang dengan senyuman cerah masih menghiasi bibir nya.
"Ah Kim Sunoo? Kamu belum pernah mendengar apapun tentang mate sampai umur 17 tahun?" tanya ulang sang guru kepada pemuda bernama Kim Sunoo tersebut. Jarang sekali seorang remaja ada yang belum pernah mengetahui hal tersebut.
Sunoo mengangguk semangat sebagai jawaban, senyuman lembut lantas muncul dibibir guru muda tersebut.
"Baiklah, jadi simple nya mate itu adalah pasangan sehidup semati kita, just like a soulmate, kita nggak pernah bisa nentuin siapa mereka dan juga nentuin jenis kelamin mereka. Terkadang mungkin jika kita beruntung kita akan menemui mate sesuai dengan kriteria kita, terkadang pun tidak. Tapi hal yang selalu perlu diingat adalah, keadaan mate bisa saja menentukan hidup kita, bahagia atau hampa."
Dengan lihai pemuda yang berprofesi sebagai guru muda tersebut menuliskan definisi yang dapat mudah dipahami untuk kata mate di papan tulis.
"Terus kalo Kak Mark udah ketemu mate Kakak belum?" tanya seorang murid perempuan berkuncir kuda dengan senyuman penasaran.
"Jika saya tentu saja sudah, dia seorang laki-laki dan memiliki sifat yang jauh berbanding terbalik dengan saya. Dia yang masih kekanak-kanakan lalu saya yang dewasa." jawab Mark Lee--nama guru mereka-- sembari membetulkan letak kacamata yang dipakainya.
Semua murid di kelas tersebut langsung kompak bersorak dengan bermaksud menggoda guru mereka yang terlihat sedikit malu-malu. Terkecuali dengan Sunoo, pemuda berjulukan fox itu masih sibuk berpikir tentang mate, apa sebenarnya maksud dari keadaan mate menentukan hidup kita?
