Cuman cerita yang demi apapun random banget! Tapi mungkin bisa jadi seru buat kalian! Dan ceritanya tentu aja punya plot yang berbeda. Jadi kalo misal ada yang panjang baangett atau pendek baangett, sorry banget ya... terus kemungkinan besar i will...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Heh Jeong, lo tau gak sih kalo..... sekolah kita itu sebenernya berhantu?" Suara yang dibuat se-mengerikan mungkin itu terlihat mengusik ketenangan seorang Yang Jeongin dalam membaca catatannya.
Bukannya ekspresi takut, Jeongin malah menatap temannya itu dengan ekspresi terlampau jengah. "Lo tau gak sih Chan kalo... cerita kayak gitu tuh udah basi banget?" Juteknya sembari menoyor kepala teman yang jauh lebih tinggi darinya itu.
"Jauh lebih basi dari makanan yang udah dibiarin membusuk selama puluhan tahun! Nih ya, daripada lo kebanyakan omong trus akhirnya minta contek gue pas UH nanti, mending baca buku lo. Nyoh!" Dengan kekuatan seribu bulan Jeongin menemplokkan buku catatan penuh rumus di wajah tampan yang sayangnya suka dimanfaatkan untuk maksiat itu.
Buku catatan yang ditemplokkan secara perlahan merosot jatuh dari wajahnya hingga akhirnya terjatuh di paha si pemuda bermarga Jung. Menampilkan ekspresi kesal yang minta untuk ditampar. "Dibilingin juga, malah gak percaya. Awas lo ntar diganggu." Ucapan yang seperti doa diucapkannya enteng tanpa beban sebelum ia membaca buku catatannya.
"Sialan lo." Toyoran sayang kembali Jeongin torehkan pada kepala yang otaknya sudah goyang tapi malah ia buat lebih goyang lagi.
"Udah ah! Geger otar nih lama-lama guenya!"
"Lebay!"
"Heh! Ini kelas bukan bengkel! Ngegas aja lo berdua!"
"Lo juga sama aja ya, kutil anoa! SD kek!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Brak!
Suara bantingan pintu yang terdengar memekakkan telinga secara otomatis menarik atensi semua orang yang sudah duduk melingkar seperti akan melakukan ritual itu.
"Sorry Kak, telat. Tadi gurunya korupsi waktu." Dengan jantung yang masih berdetak sangat cepat dan nafas terengah-engah ia melangkah mendekati lingkaran itu, tentunya setelah menutup pintu ruangan.
"Gak masalahh, lagian Hyunjin sama Haechan juga belum dateng kok." Ucap sang ketua osis sembari menyolong salah satu jajan yang disediakan ditengah-tengah lingkaran. Pelototan pun ia dapat dari wakilnya yang juga merangkap sebagai mantan kekasihnya. Acara belum mulai tapi masa jajannya sudah keburu hangus duluan di tangan durjana ketuanya, sih?
