🍒 Dia dan Mereka

379 48 5
                                    

Ceri yang semula sedang anteng di depan laptop mengerjakan tugas kuliahnya, merasa terganggu dengan suara getar dari ponselnya. Ia melepas kacamata dan melihat banyak notifikasi pesan dari grup teman-temannya. Ia pun membukanya dan membacanya satu persatu.

Lulu : Cer foto lu kok bisa kesebar di base?

Akmal : iya anjir rame banget. Siapa yg ngirim?

Gladis : foto apa?

Lulu : *send link

Lulu : jahat banget replyannya.

Ceri memang tak menggunakan akun twitter, tapi tautan yang Lulu kirimkan masih bisa diakses lewat web. Kata 'foto' yang Lulu tulis di awal pesannya membuat Ceri waswas.

Jangan-jangan ....

Damn!

Napas Ceri langsung tercekat. pupilnya melebar melihat potretnya tahu-tahu sudah terkirim di base kampus.

Siapa yang mengirimnya?

Dengan tangan yang gemetar, Ceri menggulir layar dan membaca komentar anak-anak kampusnya.

Untuk beberapa saat, ia seakan lupa bagaimana caranya bernapas.

Gila, ini duta kampus yg baru bukan sih?

Anjay ternyata dulunya gendut gaes

Body shamming lu!

Eh, ini siapa sih kok rame banget repnya?

SIAPA YG NGIRIM INI? KELUAR LU SENDER BIAR GUE GEPLAK PALA LU!

Ngirim foto orang sembarangan, gk sopan banget!

Sisi kelam duta kampus kita nih bos

ADMIN MANA ADMIN WOY BALES DM GUE!

Dan komentar lainnya yang tidak sanggup Ceri baca sampai habis.

Meski banyak yang membelanya, bukan berarti foto itu akan terlupakan. Karena yang menghujat akan tetap ada dan jejak digital itu tidak mudah untuk dihapus.

Sekarang semua orang sudah mengetahui rahasia terbesar Ceri. Semua orang sudah tahu bagaimana Ceri di masa lalu.

Tanpa sadar air matanya sudah mengalir membanjiri pipi. Bibir Ceri bergetar menahan isakan agar tidak keluar dari mulutnya. Ceri merasa dunianya hancur dalam sekejap.

Bagaimana besok dia harus mengahadapi orang-orang?

Bahkan membayangkannya saja Ceri tidak sanggup. Ia tidak mau melihat pandangan teman-teman terhadapnya berubah.

Satu panggilan masuk dari Lulu, tapi ia tidak berani untuk mengangkatnya. Gladis dan Akmal juga bergantian meneleponnya, tapi Ceri mengabaikan semuanya. Ia melempar ponselnya ke sembarang arah.

Seharusnya hari itu dia tidak pernah bertemu Nuka.

🍒🍒

“Jer, kamu udah lihat ini belum?” pekik Ceisya tiba-tiba.

“Aduh, Sya suaramu loh!”

Ceisya mengabaikan protesan Jerando dan menyodorkan ponselnya ke dapan wajah lelaki itu.

“Siapa ini?”

“Baca dong captionnya!”

Jerando menurut, dan seketika itu pula matanya melotot. “Ceri?”

Panasea [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang