🍒 Duta Fakultas

456 68 6
                                    

“Coba angkat kepalanya sedikit!” Ceri langsung menurut sementara Sona menatapnya dengan raut serius lalu mengangguk-angguk puas.

Ayu ne pol!” ujar Sona tersenyum memamerkan giginya.

“Udah selesai Mbak?”

“Udah, aku yakin kamu pasti lolos.” Ceri terkekeh. Sona adalah teman kosnya yang kebetulan jago makeup, jadi daripada mahal-mahal menyewa jasa MUA, Ceri minta tolong saja pada Sona untuk memoles dirinya sebelum malam pemilihan duta fakultas, dan hasilnya ternyata tidak mengecewakan. Tangan berbakat Sona berhasil mengubah Ceri menjadi perempuan yang sangat cantik.

“Doain aja ya Mbak.”

“Udah jelas itu Cer, kan bangga juga nih kalau ada anak kosan kita yang jadi duta kampus.”

“Aku lolos duta fakultas aja udah seneng Mbak. Kalau duta kampus aku mah nggak yakin soalnya kan banyak yang lebih cantik dari aku. ”

Ojo pesimis toh. Kamu juga ndak kalah cantik Cer.”

“Masih cantikan Mbak kemana-mana.”

Sona hanya tertawa. Meski cantik bukan main, tapi Ceri menyukai kepribadian Sona yang ramah dan ceria. Ceri mengagumi teman satu kosnya itu, karena Sona adalah tipe ideal perempuan sempurna menurut Ceri.

“Mbak kenapa nggak nyoba daftar duta kampus juga?” tanya Ceri tiba-tiba.

“Ndak tertarik aku Cer, lagian aku udah sibuk. Bisa-bisa kuliahku keteteran kalau terlalu banyak kegiatan.”

“Iya juga.”

“Udah sana kamu siap-siap. Nanti berangkat sama siapa? Mau aku antar?”

“Nggak usah Mbak, aku berangkat sama temenku.”

Yowes semangat! Apapun hasilnya kamu udah berusaha, tapi firasatku kamu bakal lolos sih Cer.”

“Aku bakal teraktir Mbak kalau aku lolos.”

Tenan yo?”

“Iya.” Ceri berdiri dan merapikan bajunya yang sedikit kusut lalu menatap tampilannya di cermin. Ia takjub dengan dirinya sendiri.

“Makasih ya Mbak, aku jadi cantik gini ih terharu.”

“Teteh mojang Bandung,” kata Sona ikut berdiri di sebelah Ceri. Meski Sona dua tahun lebih tua, tapi tingginya kalah jauh dari Ceri.

“Aku siap-siap dulu, Dah Mbak Son!” Kemudian Ceri berlari kembali ke kamarnya dan bersiap-siap untuk berangkat. Sebentar lagi Akmal akan menjemputnya.

***

Acara pemilihan duta fakultas berlangsung sangat meriah. Beberapa organisasi yang berada di bawah naungan fakultas ikut memeriahkan. Salah satu teman jurusan Ceri hadir bersama teman-teman tarinya. Mereka dengan apik membawakan tari serimpi.

Ceri terpukau melihat penampilan mereka. Dulu waktu SD ia pernah ingin menari Jaipong untuk perayaan kenaikan kelas—di tempatnya disebut samenan—tapi teman-temannya bereaksi dingin dan sang guru bahkan menolaknya walau secara halus. Namun Ceri bersikeras hingga akhirnya dia pun diijinkan bergabung bersama tim tari.

Setiap hari setelah pulang sekolah mereka akan berlatih. Ceri cukup kesulitan karena tubuhnya tak mau bekerjasama. Beberapa kali ia dimarahi teman-temannya karena menghambat, tapi Ceri tidak menyerah.

Ia pun berhasil menampilan tari Jaipong di acara samenan. Sepanjang penampilan Ceri tersenyum bangga, bahkan senyumnya tak luntur setelah ia turun dari panggung.

“Anak Mama keren banget.” Begitu puji mamanya yang membuat perasaan Ceri semakin melambung. Ceri pikir usahannya tidak sia-sia.

Namun ketika dia berniat menghampiri teman-temannya lagi untuk merayakan kesuksesan penampilan mereka, saat itulah Ceri mendengar obrolan tak terduga yang sukses menghempaskan perasaannya seketika.

Panasea [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang