Clara terlihat cantik dalam balutan gaun selutut berwarna peach itu. Rambut panjangnya digulung rapi dengan hiasan pita berwarna senada dengan gaunnya. Membuat penampilannya jadi semakin menawan. Siapapun yang melihat Clara pasti akan langsung jatuh cinta padanya. Mungkin.
Clara mematut bayangannya di cermin sekali lagi. Berputar beberapa kali. Membuat ujung gaunnya mengembang. Clara tersenyum.
Penampilannya sempurna. Clara sudah siap untuk bertemu calon suaminya itu.
Clara berjalan menuruni anak tangga. Rumahnya sudah sepi sejak beberapa hari lalu. Pertemuan keluarga yang selalu menjadi ajang bagi para wanita yang lebih tua untuk bertanya 'kapan nikah' pada Clara sudah pergi. Makanya Clara bisa dengan santai berjalan di rumahnya.
"Kamu mau kemana, Clar?!" tanya mama yang heran melihat anak gadisnya yang bahkan jarang mandi tiba-tiba berdandan dengan begitu cantik.
"Nyariin mama mantu biar Clara nggak ditanya kapan nikah mulu!" kata Clara sembari tersenyum.
"Sip! Nyariin yang kaya sama mapan, ya." kata mama yang sedang duduk menonton televisi sembari mengangkat jempolnya.
"Siap, mama! Clara pergi dulu, ya!" kata Clara sembari melambaikan tangannya.
Mama kembali mengangkat jempolnya dengan mata yang masih fokus menatap layar televisi. Adegan sinetron yang mama lihat sedang mencapai klimaks. Antagonis dalam ceritanya sudah berhasil dikalahkan. Jadi, mama tidak mau melewatkan adegan yang sudah lama dia tunggu ini.
Clara berjalan dengan hati yang riang. Entah sejak kapan, semua hal yang dia lihat terasa begitu indah. Anjing tetangga yang selalu menggonggong saat melihat Clara terlihat lucu sekarang. Tempat sampah di ujung gang yang selalu mengeluarkan aroma yang lebih buruk dari bangkai terasa seperti aroma bunga. Apa ini yang namanya jatuh cinta? Atau, mungkin Clara terkena penyakit yang membuat mata dan hidungnya jadi tidak berguna?
Entahlah, yang jelas Clara sedang senang sekarang.
Jika kencan buta ini tidak berjalan seperti yang Clara mau, tidak masalah. Clara bisa mencoba kencan buta yang lain. Di dunia ini kan masih ada banyak pria yang bisa dia kencani. Salah satu dari mereka pasti adalah jodohnya. Jadi, Clara tidak perlu menyesal atau sedih jika kencan buta yang ini tidak berjalan sesuai harapannya.
Semuanya akan baik-baik saja.
Yang penting, Clara akan menemukan pasangannya dan menikah. Lalu, punya keluarga kecil dan hidup bahagia selamanya seperti dalam kisah dongeng yang biasa dia baca. Tapi, sayangnya Clara lupa, dia tidak hidup dalam buku dongeng.
Dan, siapa yang menyangka kalau kencan buta ini akan benar-benar membawa Clara pada pasangannya. Tapi, di dunia yang berbeda.
Clara melambaikan tangannya. Memberhentikan sebuah taksi berwarna putih. Clara membuka pintu belakang taksi dan duduk bersebrangan dengan sopir.
"Ke resto caramellatte ya, Pak!" kata Clara.
"Baik, mbak!"
Sopir taksi itu menginjak pedal gas. Melesat di jalanan bersama kendaraan lain. Berhenti di depan lampu merah. Berbelok di perempatan dan pertigaan. Sampai, akhirnya tiba di tempat tujuan.
Clara turun dari taksi setelah menyerahkan selembar uang kertas berwarna biru tua. Clara menatap restoran dengan gaya eropa di depannya. Langkah kaki Clara membawanya masuk ke dalam restoran.
Siap atau tidak, Clara tetap harus masuk ke dalam. Dia sudah meminta Johan untuk meluangkan waktu untuknya hari ini. Jadi, Clara tidak boleh membuatnya menunggu terlalu lama. Lagipula, kesan pertama itu adalah hal yang penting. Jika Clara ingin dikenal sebagai gadis baik yang menepati janjinya dan datang tepat waktu, dia harus masuk sekarang!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Villain's Mom✔ [TERBIT]
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] Clara yang seorang pengangguran berusia 25 tahun mati karena serangan jantung setelah bertemu dengan mantannya yang jadi tampan dan mapan dalam kencan buta. Bukannya pergi ke alam baka, Clara malah jadi tokoh antagonis...