Semua berjalan sebagaimana mestinya. Kini, sudah pukul 11 malam. Dan mereka semua sudah bersiap-siap untuk pergi tidur.
"Oke, semua pintu sama Jendela udah di cek?" tanya Jeno.
Sunwoo dan Haechan datang beriringan dari arah dapur. "Pintu sama jendela di belakang aman." Jeno memberi jempol.
"Pintu depan aman, udah di kunci dan di halang laci." suara Baejin terdengar.
Setelah di rasa sudah aman, mereka kembali berkumpul di ruang tengah. "Gue hampir lupa, pintu buat ke atap siapa yang cek?"
"Aman. Udah gue kunci trus gue halang juga pake lemari." saut Soobin.
"Entah kenapa setelah ngedenger penjelasan Soobin sebelumnya, gue rasa kita harus waspada. Apalagi kak Dejun yang ngasih wejangan, gue yakin dia ga mungkin becanda di kondisi kayak gini" jelas Jeno.
"Dan gue mohon. Gue takut nya ada sesuatu hal yang ga kepikiran sama kita, kita harus tetep bareng. Ini alat-alat yang menurut gue lumayan bahaya ada di gudang. Buat jaga-jaga, gue taruh disini."
Di tengah-tengah mereka ada barang-barang yang biasanya sering ada di gudang. Skop, gergaji dan alat berat lainnya. Jeno membawa semua itu untuk berjaga-jaga agar mereka bisa membawa salah satu nya. Pria dengan mata tersenyum itu menyimpan nya di atas meja di ruang tengah.
Dengan strategi yang mantap, mereka semua sudah bisa tenang untuk tidur. Mereka jalan beriringan menaiki tangga untuk ke lantai atas, ke kamar masing-masing.
"Masa gue tidur sendiri? Takut men." keluh Hyunjin, pria itu sedang membujuk Jeno agar bisa membawa nya tidur bertiga bersama Haechan.
"Laki bukan lo?"
"Anjing pelit banget, ga kawan lagi kita."
"Lah, emang lu temen gue?" Hyunjin berdecak kesal dan pergi begitu saja ke kamarnya.
Jaemin yang jalan dengan Haechan terus mengeluh karena Renjun yang sudah di bawa pergi. Tentu Jaemin merasa takut seperti Hyunjin. Tapi dia juga merasa, dia telah menyukai pria mungil itu. "Renjun emang deket ya sama temen kakak lo?" tanya nya.
Haechan tentu mengangguk, "Iyalah, orang si gorila Lucas mantan nya Renjun." jawabnya acuh.
"Anjir Chan, lo tau darimana? Pantes tadi dia takut di grepe-grepe. Kek masa sih Renjun mau sama modelan si Lucas Lucas itu?"
"Ya emang kenapa anjir? Dia cakep, tinggi, banyak duit, aura nya beuhh kek pacar posesif dan selalu ngangguk kalo pacarnya minta apapun. Minusnya dia cuma lawak sih, Renjun kan gasuka orang yang berisik." jelas Haechan.
Jaemin manggut-manggut doang, bikin Haechan ngerasa aneh sama temen nya ini. Ga biasanya tiba-tiba diem, biasanya ngereog. "Kenapa dah? Tiba-tiba banget diem?"
"Kan katanya Renjun ga suka sama orang yang berisik." jawabnya.
[00Line]
Entah mengapa Bomin merasa canggung ketika harus sekamar dengan Baejin. Apalagi mengingat kejadian siang hari yang hampir terciduk oleh Yangyang dan Shotaro.
Apalagi Soobin yang juga mengetahui keadaan lehernya. Dia malu sekali, walaupun Soobin lebih ganas. Soalnya Bomin sekarang tau keadaan dada sama pundak Sanha, ancur banget:)
Soobin tau permasalahan nya dengan Baejin, semua nya. Karna Bomin merasa Soobin lah satu-satunya orang yang bisa menjadi tempat curhatan nya.
"Lo pacar gue kan?"
Bomin yang sedang melamun langsung terperanjat ketika mendengar suara berat terdengar jelas di telinga nya. Baejin menariknya, membuat Bomin berada di bawah kendali nya. Bomin tak kunjung menjawab pertanyaan Baejin, membuat si dominan menyeringai. "Aku tau semuanya sekarang, sayang."
Tiba-tiba Baejin menempelkan bibir keduanya. Baejin menciumnya!
Dengan lembut mencumbu bibir sang kekasih. Dia membawa kedua tangan Bomin agar memeluk lehernya. Ciuman semakin terasa panas, Baejin mengigit pelan bibir bawah Bomin. Membuat mulut submisif nya langsung terbuka. Sang dominan mengajak si manis untuk berperang lidah.
Pria itu menyalurkan hasrat menggebu pada dirinya. Akan tetapi di sisi lain Bomin masih dalam keadaan terkejut, walaupun begitu ciuman dari Baejin membuat nya kehilangan akal sehat.
Bomin menepuk pelan dada bidang Baejin. Dia memandang Baejin dengan sayu, dia kehabisan oksigen. Saat mata keduanya bertemu saat itulah Bomin baru menyadari bahwa Baejin di kuasai oleh nafsu. Nafsu yang memuncak di tengah malam ini.
Dengan nafsu yang menggebu, Baejin mulai mencumbu setiap jengkal tubuh Bomin. Ia bahkan sudah merobek kaos pemuda cantik itu, hingga Bomin bertelanjang dada.
"Jinyoung berhenti!" pekik Bomin mencoba menyadarkan Baejin, akan tetapi sorot mata nya sudah berubah. Dia benar-benar berusaha mendominasi keadaan.
"A-akhh..." Bomin kembali mendesah. Baejin mencium dan menyesap kulit lehernya dalam, kembali meninggalkan bercak merah yang akan hilang cukup lama.
Tanpa sadar itu semua membuat hasrat sexsual Bomin naik. Baejin juga mulai memainkan kedua nipple tegang Bomin. Dia mulai menciumnya, menghisapnya bahkan mengigit kecil saking gemasnya.
Baejin dengan terburu-buru melepaskan semua pakaian kedua nya. Tubuh polos mereka, hanya tertutup selimut tipis. Si dominan mulai menjelahi area selangkangan si manis, yang membuat Bomin merinding hebat.
Bomin merasa malu dan takut. Jantung nya berdebar hebat dan keringat mulai keluar dari permukaan kulit nya.
"Aku bakal pelan-pelan, sayang." bisiknya lembut.
Baejin menyodorkan 3 jari nya untuk di kulum Bomin. Dengan patuh, Bomin langsung mengulum ketiga jari itu tanpa permisi. Awalnya kesusahan, tapi mulai terbiasa.
Baejin mulai melonggarkan lubang yang akan dia singgahi. Baru satu jari, Bomin melotot kaget. Itu sakit. "Tenang sayang"
Satu jari panjang itu keluar masuk dengan tempo yang sama. Hingga dimana dia menambahkan jari nya, Bomin meremas pundak nya kuat.
"Sakit! Lepas Jinyoung." keluh nya.
Baejin hanya bisa mencium kening nya untuk menenangkan, jika hanya jari nya saja sudah sesempit ini, bagaimana dengan miliknya?
"Aku masuk, cakar atau gigit aku kalo kamu merasa kesakitan." bisiknya lagi, dengan kecupan singkat di telinga nya.
Tubuh Bomin hanya pasrah ketika Baejin mulai melakukan aksinya. Kejantanan milik sang dominan mulai mendobrak bagian bawah Bomin.
"AKHH SAKIT!!" rasa sakit mulai menjelajah tubuh nya, Bomin tanpa sadar mencakar punggung si dominan. Nafasnya tersengal ketika setengah dari kepemilikan dominan sudah berada di dalam nya. "Lepas! Sakit! Huhh" Bomin menangis lemah, air mata nya turun begitu saja.
Baejin tak mempedulikan itu, dia hanya fokus untuk memasukkan semua miliknya kedalam sangkar nya. Raungan dominan dan desahan submisif mengisi kamar itu. Tubuh pihak bawah seperti melayang hebat, seakan sedang menemukan titik terindah yang pernah ada.
Kedua nya memadu kasih, tak mempedulikan orang lain yang hidup dengan mereka. Seperti dunia milik berdua, sisa nya ngontrak.
Di sela kegiatan kedua nya, Bomin terus membatin dengan semua yang telah mereka lakukan "Ini salah, tapi terkadang kesalahan itu rasanya enak. Manusia bisa apa?"
"Sayangku, Bomin. Hanya milik Baejin." deep voice si dominan terdengar sangat menakutkan.
*******
Apa ini?!!!
Aneh banget ga sih, baru pertama kalinya bikin NC kek gini. Gausah terlalu detail lah, kalian juga tau kali yang aslinya gimana😭🤏
Bye, Gio mau kabur. MALU BANGET!!!