❣ _ HAPPY READING _ ❣
-
-
-
-
-
-
13 tahun kemudian..........Seorang perempuan barhijab dengan gamisnya yang terbilang lebar untuk usianya yang masih 18 tahun, terlihat sedang berjalan di koridor kampus. Seperti biasa dengan langkahnya yang sangat anggun dan tak lupa juga dengan wajahnya yang tertunduk. Dia harus berjalan lumayan jauh karena kelasnya berada di ujung koridor.
Dia Alesha Putri_anak kecil yang dulu pernah bertanya kepada ibunya, apakah adiknya bisa jajan atau tidak? Dan ibunya bisa membeli makanan atau tidak? Dan sekarang dia sudah tumbuh dewasa. pagi ini dia sudah berada di sebuah Universitas ternama di kotanya, Satarligh University. Sebenarnya dia sendiri masih tidak yakin bisa berada di kampus ini, mengingat kondisi ekonominya yang bisa dikatakan sangat buruk, walaupun sekarang sedikit lebih baik dari dulu waktu dia masih kecil.
Alesha bisa berkuliah di Startligh University, karena Beasiswa. Dari SD sampai SMA dia selalu menjadi juara kelas.
Alesha merasakan perubahan yang sangat drastis didalam hidupnya di saat dia memutuskan untuk bersekolah Madrasah Aliyah di pondok pesantren yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Sebenarnya dari dulu kedua orang tua Alesha sangat ingin menyekolahkan nya disana, namun karena faktor ekonomi, itu semua hanya menjadi keinginan semata.
Pada saat Alesha sudah menyelasaikan sekolah SMP nya, dia nekat datang kepesantren tersebut untuk meminta izin supaya diperbolehkan belajar disana. Pada saat itu dia bilang ke Pak Kyai kalau dia bersedia disuruh mengerjakan apapun asal diperbolehkan belajar disana, namun karena kemurahan hati Pak Kyai, beliau bersedia menerima Alesha disana tanpa disuruh mengerjakan apapun, bahkan beliau bersedia menanggung semua kebutuhan yang diperlukan Alesha, karena Pak kyai sangat kagum dengan kesungguhan hati seorang gadis manis yang waktu itu masih berumur 15 tahun.
Seiring berjalannya waktu pak kyai sangat menyadari kecerdasan Dan ketulusan seorang Alesha dalam menuntut ilmu, maka dari itu beliau mendaftarkan Haura kuliah di Startligh University, namun karena Alesha tidak mau terus-terusan merepotkan pak kyai dia berusaha mendaftarkan diri untuk ikut tes beasiswa Dan berkat prestasinya yang sangat gemilang dia berhasil mendapatkan besiswa tersebut.
"Assalamualaikum!" ucapnya saat sudah sampai di kelasnya.
"Waalaikumussalam." Jawab teman-teman nya serempak.
"Masyaallah, ustazah kita hari ini. Auranya itu lohhh keliatan banget, fiks ini mah! calon mantu idaman," ucap sahabatnya yang diketahui bernama Rania Hafizoh. Mereka bersahabat sejak jadi maba (mahasiswa baru) ."Bener tu Ran, asli! Beruntung banget tau cowok yang bisa dapet istri kayak dia."sahut seseorang yang duduk di sebelah Rania, yang tidak lain adalah Syakila Anindy. Dia juga sahabat Haura dan Rania,mereka ber tiga bisa dikatakan bestie.
Alesha hanya tersenyum menaggapi ocehan random teman-temannya sambil berjalan perlahan menuju bangkunya yang berada di depan Rania. Haura mendudukan diri dibangkunya Dan kemudia mengahadap kedua temannya yang sedari tadi mengoceh. "Kalian jangan terlalu berekspektasi tentang aku! Aku nggak sebaik yang kalian kira. Kita semua itu sama dan mungkin kalian jauh lebih baik dari aku," ucapnya lembut Dan tak lupa disertai dengan senyum manisnya.
"Eh Alesha! Kamu itu tawadhu banget tau ngak?" Kesal Syakila, pasalnya setiap dipuji Alesha ini selalu merendah. Padahal sudah jelas-jelas Alesha lebih segalanya dibanding mereka, apalagi soal akademik. Kalau dari fisik mungkin bisa dikatakan Alesha itu biasa saja, tapi jika dilihat dari akhlaqnya, Syakila yakin cuman laki-laki bodoh yang mau menolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Takdir (On Going)
Spiritual"Taqdir itu gak adil." Mungkin itulah kalimat yang selalu ada di pikiran semua orang, ketika mereka menghadapi masa sulit di tengah kehidupannya. Padahal pemikiran seperti itu tidak benar. Pikiran itulah yang membuat mereka semakin sulit menjalani h...