Bab 5- Eighteen

438 5 0
                                    

     'Hmm.' Tidurku terganggu ketika aku merasa ada yang menepuk kakiku.

      'Andrea bangun atuh nak, kasian Lean sudah nunggu lama tuh!' Aku mendengar suara ibu dan berpikir sebentar.

     'Oh iya! Jalan-jalan!' ucapku setelah teringat hari ini aku memiliki janji dengan Lean untuk keliling komplek sebentar sambil olahraga. Aku segera bangkit dari ranjang dan menuju ke kamar mandi.

     'Lama banget.' Lean menggodaku ketika aku menyapanya. Aku melihat kearahnya dan berucap 'Maaf lupa hehe.'. Lean terlihat menggelengkan kepalanya sambil berdecak.

     'Ih yaudah lah, ini mau lari atau jogging?' tanyaku.

     'Jogging aja, kamu mana kuat lari hahaha.'

     'Ish nyebelin amat jadi orang, ati-ati kecebur got aku mampusin nanti!'

     'Kamu itu ga ada ide lain gitu selain kecebur got?' Tanya Lean kepadaku sambil mengikatkan tali sepatu milikku. 

     'Oh iya lupa diiket,' ucapku dengan kikuk.

     'Kecebur got itu udah paling bagus. Sakit, malu, plus bau hahaha,' lanjutku. Lean yang mendengar ucapanku hanya menarik bibirnya membentuk senyuman. 

.

     Kami ber-jogging sambil mengobrol. Aku membahas banyak sekali topik, mulai dari drama yang aku tonton hingga kucing kecebur got. Untung saja aku melihat kejadian itu dan menyelamatkan kucing tersebut. Walaupun baunya luar biasanya tapi nyawa kucing itu lebih penting bagiku. Lean kebanyakan hanya  mendengarkan ceritaku dan terkadang tertawa karena ceritaku yang lucu. 

     'Lean! demi apa! ada pak eskrim lewat!' seruku ketika mendengar suara khas eskrim kakilima dan melihat pak eskrim lewat. 

     'Ayo beli, aku bawa uang!' kataku menarik tangan Lean dan memanggil pak eskrim. 

      'Pak masih ada apa aja nih?' tanyaku. 

     'Vanilla, coklat, nanas, durian, strawberry aja neng. Semangkanya udah abis' jawab pak eskrim menunjuk eskrim satu persatu.

     'Yah, yaudah pak saya yang strawberry aja dua. Kamu mau apa Lean?

      'Aku ga usah deh.'

      'Yaudah pak, strawberrynya dua sama vanilla satu ya.' Aku mengambil eskrim tersebut dan memasukkannya kedalam kresek yang sudah disiapkan oleh pak eskrim. 

     '10 ribu totalnya neng.' Aku memmberikan uang pas dan mengucapkan terimakasih. 

     'Nih.' Aku memberikan eskrim vanilla yang sebelumnya aku beli kepada Lean.

     'Istirahat disana dulu yuk sambil makan eskrimnya.' Aku menunjuk tempat duduk dekat taman yang tidak jauh dari tempat kita berdiri. 

     'hm.' Lean mengambil eskrim yang aku sodorkan dan berjalan menuju tempat duduk tersebut. 

      'Makasih ya eskrimnya,' kata Lean melihat kearahku. 

     'Didunia ini tidak ada yang gratis anak muda, eksrimnya bayar ya nanti. Aku anggep ini lagi ngutang,' Ucapku tersenyum ke arah Lean. Lean menatapku malas dan lanjut menjilat eskrimnya.

     'Canda Lean.' Aku membuka bungkus eskrim strawberry dan mulai memakannya. 

      'hem.' Aku melihat Lean setelah mendengar suara tertawa kecil darinya. 

      'Kayaknya lagi seneng banget, kenapa?' tanyaku setelah mengetahui Lean sedang tersenyum lebar sembali memakan eskrimnya.

     'Ga apa-apa, cuma lucu aja,' 

      'Lucu mana?' tanyaku bingung.

    B'Ada deh,' jawab Lean.

     'Aneh, awas nanti kecebut got,' sahutku.

.

     Tak terasa waktu berjalan dengan cukup cepat. Sudah hampir jam 11 pagi, cuaca mulai terik dan kami memutuskan untuk pulang untuk membersihkan badan yang penuh keringat ini. 

     'Nanti malam mau ke pasar malam depan komplek?' ajak Lean. 

     'Oh ada pasar malam ya? nanti aku izin bunda dulu ya,' jawabku.

      'Sip, nanti chat aja ya!' seru Lean lalu membuka pagar rumahnya untuk masuk kedalam, sama juga denganku. 

     Aku membuka pintu rumah dan menyapa ibu. 

     'Bu, udah dateng nih,' ujarku. 

      'Mandi dulu terus makan ya!' ucap ibu yang sedang seru menoton TV. 

     'Siap komandan!' 

      Aku menyiapkan pakaian terlebih dahulu, mengambil HP dan masuk kedalam kamar mandi. Saat mandi biasanya aku memutar musik dan menyanyikannya pelan. Mandi tanpa musik itu seperti roti tanpa selai, hambar hahaha. Aku menaruh baju dicantolan dan HP dipinggir wastafel. 

     Aku mulai membersihkan tubuhku sambil bernyanyi. 

     'I have loved you since we were 18. Long before we both thought the same thing. To be loved and to be in love. All I can do is say that these arms are made for holding you, oh-oh. I wanna love like you made me feel when we were 18.' Aku menyanyikan lagu dari One direction yang berjudul 18, salah satu lagu kesukaanku. Aku biasanya mandi selama 15-20 menit, sekitar 5 lagu yang aku putar dari playlist 'khusus karaoke dikamar mandi'. 

'Aku bisa tersenyum sepanjang hari karena hujan pernah menahanmu di sini, untukku~~' Hujan, lagu dari Utopia memang terbaik untuk karaoke. Biasanya aku sangat suka mendengarkan dan menyanyikan lagu-lagu yang relate dengan kehidupanku, atau tidak apa yang ingin aku rasakan. 

     15 menit berlalu, sekarang aku sudah berada dimeja makan untuk menyantap makan siang yang sudah disediakan oleh ibu. 

     'Drea, kamu tadi lupa ya eskrimnya kamu taruh di sofa. Ibu udah tarruh di freezer.' Ibu berucap tanpa mengalihkan perhatiannya dari TV. Biasa, sinetron. 

      'Oh iya! hehe, makasih Ibu, makin sayang deh! Drea makan ya bu!' seruku lalu tak lupa berdoa terlebih dahulu sebelum menyantap soto dan krupuk. 

     'Ibu, Drea mauk kepwasar malwem amwa Lwean jwam enwam,' ucapku dengan mulut penuh nasi. 

     'Telen dulu Drea. Iya boleh, ibu bolehin pergi,' balas Ibu.

      'Mwakaswi bwu,' jawabku sambil cengengesan. 

.

    'Aduh, remaja jompo ya begini, baru olahraga dikt langsung encok,' kataku setelah merebahkan tubuh kekasur kesayangan dan membuka HP untuk meng-chat Lean. 

     Aku membuka aplikasi pesan dan menekan kontak milik Lean lalu mengetik pesan

Lean 🦦

Anda
Ibu izinin kepasar malam nanti

Lean 🦦
Oke sip
jangan ketiduran

Anda
Et dah
Nanti traktir ya
Mksh

Lean 🦦
Kere ya
Kasian deh

Anda
🙄

Lean 🦦
👍

     Aku melihat chat tadi sambil tersenyum. Ini sih sudah jatuh cinta lagi.

_____

Hai, ini author.
Bab kali ini khusus diwattpad aja, baru dibuat.
Terimakasih sudah membaca ❤

Sampai jumpa lagi!

BeranjakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang