Setelah sampai di pasar malam, kami berdua langsung mencari stan minuman.
'Lean, kamu mau beli minum apa? Aku sih mau jus jeruk itu,' kataku sambil menunjuk stan yang bertuliskan 'Jus jeruk asli, Lee Min Ho pernah beli disini'. Lean terlihat melihat sekeliling lalu berucap 'Sama in aja.'
'Oke, kamu tunggu sini aja.' Saat hendak menuju stan tersebut, langkahku terhenti karena Lean menggengam tanganku.
'Bareng aja. Kamu pendek, takut ilang,' ujarnya. Mendengar ucapkan Lean aku pun menganggukkan kepala.
'Mas, jus jeruknya dua. Pake es ya.' Aku memesan dua jus jeruk lalu melirik ke arah Lean.
'Pake es?' tanyaku.
'Ga usah,' jawabnya. Aku mengangguk tanda mengerti lalu beralih lagi ke mas penjual jus jeruk.
'Mas satunya ga pake es ya,' ucapku kepada mas-mas itu dan dia menjawab 'siap'.
Setelah membeli jus jeruk, kita mencari tempat duduk terlebih dahulu untuk menghabiskan jus jeruk tersebut.
'Nih, kamu yang ga pake es,' ucapku menyodorkan jus jeruk yang tidak memakai es batu. Lean melihat kearah jus dan mukaku bergantian.
'Ga, kamu ga boleh es malam-malam,' kata Lean mengambil jus jeruk yang memakai es di tangan kiriku.
'Loh, kenapa ih?' tanyaku bingung.
'Nanti sakit aku yang salah engga ngejaga kamu,' jawabnya santai sambil meneguk jus jeruk dengan es batu.
'Ih aneh, awas nanti kecebur got.' Aku meminum jus jeruk tanpa es tersebut.
Setelah meneguk habis jus jeruk itu, kami membuang gelas plastik dan memperhatikan sekitar.
'Lean! main itu yuk!,' ucapku sambil menunjuk salah satu wahana yang berputar.
'Bianglala?' tanya lean.
'Iya! pokoknya yang muter-muter ada lampunya itu!' Lean mengangguk lalu menarik tanganku untuk menuju wahana tersebut.
'Mohon ditunggu sebentar ya mbak,' kata operator bianglala tersebut. Kami menunggu ada tempat kosong sekitar 3 menit. Memang kalo yang couple-couple gitu muternya berkali-kali hahaha.
Petugas tersebut membukakan pintu bianglala dan kami memasukinya.
'Lean kamu tahu ga, sebenarnya aku itu phobia ketinggian.'
'Loh? terus kok mau naik ini? kamu mau turun aja?' bingungnya.
'Kalo ada temen ga takut kok!' terangku. Aku melihat Lean yang terlihat ingin mengatakan sesuatu tetapi ragu-ragu untuk mengucapkannya.
'Eumm..kalo kamu mau aku bisa duduk disebelahmu kok!' Ucapan Lean membuatku sedikit terkejut.
'Eh, ga usah gapapa. Kalo tambah miring ke satu sisi gimana? malah berabe,' sahutku. Sebenarnya sih pingin, tapi aku masih mementingkan nyawa yang berharga ini.
'Hahhaha, oke oke.'
Tidak ada yang memulai pembicaraan setelah itu, kita hanya menikmati indahnnya lampu-lampu yang terlihat dari atas. Lampu yang menyala dimalam hari itu terasa menenangkan sekali.
'Andrea, aku punya gombalan bagus. Dengerin ya.' Tiba-tiba Lean memecah keheningan yang sedang terjadi.
'Apa tuh?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Beranjak
Cerita PendekSebenernya cerpen ini untuk tugas sekolah, tp pingin aja dipublish di sini hehe ° ° ° Orang yang aku benci, orang yang aku cinta, orang yang aku rindukan sekarang berada tepat didepan mataku. ° ° ° Rank terbaik: #13 - SMP✨ #1 - cerpen remaja✨ #24...