'Udah nih.' Gina menutup buku latihan miliknya dan milikku. Aku mengambil buku latihan bahasa Inggris milikku dan melihat Gina. Dia tidak mengucapkan terimakasih kali ini, dia langsung mengobrol dengan Vincent seperti tidak ada yang salah.
Kecewa, itu yang aku rasakan saat ini. Yah tetapi mau bagaimana lagi, aku tidak mungkin menasehatinya lagi. Terlalu lelah untuk menasehatinya.
.
'Morning all.' Guru bahasa Inggris kami memasuki kelas 11 IPS-4 diawali dengan sapaan selamat pagi.
'Morning Miss,' jawab murid 11 IPS-4 dengan kompak.
'Today we will discuss your homework, all of you have done it right?' seluruh isi kelas mengangguk dan mengeluarkan buku latihan mereka.
'Number one, Vincent please read your answer,' kata Miss Bianca, guru bahasa Inggris kami. Vincent pun berdiri dari bangkunya dan lancar membacakan jawaban pertanyaan soal nomor 1. Semoga saja setelahnya aku tidak terpilih untuk membacakan jawabanku.
'Ok, thank you, Vincent. Next, Gina please!' Gina dengan percaya dirinya langsung bangkit dari bangkunya dan membacakan jawaban miliknya, maksudku jawaban milikku yang disalin olehnya.
Semua berjalan dengan lancar dan untung saja aku tidak terpilih. Dijamin habis ini aku bakal lebih religius hahaha.
'Silahkan kumpulkan homeworknya ya.' Aku terkejut dan mulai berucap dalam hati 'Aduh, kok tiba-tiba suruh kumpulin sih? gimana ya kalo Miss lihat jawaban punya aku sama Gina sama.' Aku memikirkan itu hanya beberapa detik, untuk selanjutnya aku serahkan kepada yang diatas saja.
'Thank you everyone, see you on the next meeting,' Miss Bianca berucap sembari merapikan buku latihan yang dipegangnya dan berjalan keluar dari kelas 11 IPS-4. Seluruh murid memperhatikan benar-benar ketika Miss Bianca sudah berada di luar kelas 11 IPS-4.
'Teman-temanku tercinta, sudah tahu kan?' Harto berjalan menuju papan sambil melihat teman-temannya.
'OLAHRAGA!' satu kata yang diucapkan Harto selaku ketua kelas 11 IPS-4 membuat seluruh murid di kelas teriak-teriak tidak jelas. Yah, tidak dapat dipungkiri bahwa pelajaran olahraga adalah pelajaran kesukaan seluruh makhluk bumi. Jam pelajaran olahraga itu pelajaran yang dapat digunakan untuk refreshing.
'Ekhem,' seluruh murid melihat ke arah sumber suara tersebut.
'Eh maaf pak hehe,' Harto mengangguk malu dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Pak Gerald guru bahasa Indonesia itu pun hanya menggelengkan kepada dan berjalan meninggalkan kelas 11 IPS-4.
.
'Astaghfirullah pak, udah pak nyerah saya,' ucap Priska, cewek paling mageran di kelas 11 IPS-4. Dia berjalan menuju tepi lapangan dan duduk di salah satu kursi.
Lapangan sekolah memang sengaja diberi beberapa kursi. Belajar dari pengalaman masa lalu waktu upacara ada salah satu siswa yang berbadan besar tiba-tiba pingsan dan tidak ada tempat dekat lapangan yang dapat dijadikan tempat istirahat. Sekolah menanggapi masalah tersebut dengan serius dan jadilah kursi di tepi lapangan sekolah.
Olahraga kali ini memang cukup berat bagi cewek-cewek sih. Roll depan dan roll belakang. Sungguh sangat menakutkan. Banyak teman perempuanku yang terheran-heran mengapa para cowok bisa dengan mudahnya roll depan dan belakang. Kok bisa ya mereka lebih lentur daripada perempuan?
'Permisi Pak Hendra, saya minta izin Gina dan Andrea untuk ikut ke ruang guru ya.'
'Oh iya bu, silahkan.' Aku terkejut dengan panggilan dari Miss Bianca dan berucap dalam hati 'Waduh, ada apa ini? jangan-jangan Miss noticed tentang jawaban aku sama Gina.'
Kami berdua saling menatap satu sama lain lalu mengikuti Miss Bianca dari belakang. Tidak ada yang buku suara sampai kami bertiga sampai di ruang guru.
'Gina, Andrea, kalian menyontek satu sama lain ya?' Tubuhku menegang mendengar pernyataan dari Miss Bianca dan menundukkan kepala.
'Iya Miss, tadi pagi itu Sofia minta aku buat kasih lihat tugas punya aku. Aku udah nasehatin dia supaya ga nyontek tapi dia keukeuh buat nyalin.' Mendengar penjelasan dari Gina, aku sangat terkejut. Mengapa dia membalikan semua fakta yang terjadi?
Aku melirik Gina dan menghadap ke Miss Bianca.
'Apakah yang dijelaskan oleh Gina itu benar, Andrea?' tanya Miss Bianca. Aku berusaha memberanikan diri untuk berbicara yang sebenarnya terjadi tadi pagi, tetapi entah mengapa mulut ini sulit sekali untuk berbicara.
'Andrera, jawab pertanyaan Miss! Miss tahu ya sudah beberapa kali jawaban kalian itu mirip!' Mendengar ucapan Miss Bianca membuatku lebih takut untuk membuka suara.
'Udah Miss, dia takut ngaku. Vincent aja tahu kok waktu Drea nyalin jawaban aku.'
'Andrea, jika kamu tidak segera menjawab Miss, Miss akan hukum kamu.'
'Andrea!'
'Andrea!' Kali ini Miss Bianca benar-benar membentak aku. Aku sangat kesal kepada diriku sendiri karena tidak dapat membuka mulut untuk berbicara satu kata pun.
'Ya sudah, dengan diam kamu berarti mengakui kesalahanmu. Miss hukum kamu untuk menyalin bab 1-5 dari buku paket dan bersihkan toilet perempuan lantai 1. Sudah sana kalian berdua kembali.'
Aku dan Gina kembali ke lapangan bersama-sama setelah kurang lebih 10 menit kami di introgasi oleh Miss Bianca. Kami sama-sama tidak memulai pembicaraan selama perjalanan menuju lapangan. Aku sangat terkejut dan heran mengapa Gina tidak berbicara jujur dan malah memberitahu Miss Bianca seolah-olah aku yang bersalah.
'Gina,' dengan berani aku mencoba berbicara kepadanya. Seolah tak mendengar panggilanku, Gina malah berlari menuju lapangan dan meninggalkanku dibelakangnya.
.
'Drea, kamu ga istirahat? aku ama Gina mau makan bareng Lean sama Syerin di kantin nih!' Vincent berjalan ke arah bangku milikku.
'Lagi males makan Vin, habis istirahat ni aku disuruh bersihin toilet cewe, mana bau banget lagi. Dari pada muntah abis makan terus ngebau itu toilet, mending engga makan,' ucapku lalu Vincent mengangguk tanda mengerti.
Tak terasa bell masuk istirahat sudah berbunyi. Aku berjalan melewati lorong menuju toilet untuk mengerjakan hukuman dari Miss Bianca. Saat aku melewati lorong, entah mengapa banyak murid yang melihatku dengan tatapan jijik. Walaupun begitu, aku tetap berusaha untuk bersikap acuh tak acuh dan terus melanjutkan perjalanan.
'Itu kan yang suka nyontek sama Gina,' samar-samar aku mendengar orang-orang bergosip tepat di samping kiri dan kananku.
Aku berpikir sebentar untuk memahami arti dari kalimat tersebut 'Maksud mereka gimana ya? oh, sepertinya ada seseorang yang menyebarkan berita hoax itu. Tetapi siapa yang menyebarkannya? tidak ada orang lain saat Miss Bianca memanggil kami ke ruang guru selain aku, Gina, dan Miss Bianca sendiri.' Aku berusaha memecahkan masalah tersebut yang berputar-putar dalam pikiranku sambil mengepel lantai toilet yang sangat kotor.
'apa jangan-jangan Gina sendiri yang menyebarkan gosip itu ya? tidak mungkin deh, dia kan sahabat lama aku. Tapi jika dilihat dari perilaku Gina hari ini, mungkin saja memang benar Gina yang menyebarkannya.' Aku berbicara dengan diriku sendiri yang sesekali melihat kaca toilet seolah-olah sedang berbicara dengan orang lain.
Aku sekarang tidak peduli dengan hukuman yang Miss Bianca beri, itu tidak masalah bagiku, yang masalah sekarang adalah bagaimana hampir satu angkatan tahu bahwa aku digosipkan suka menyontek jawaban milik Gina.
______
saya sangat berterimakasih kepada anda yang sudah membaca cerpen ini. Semoga anda dinotice bias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beranjak
Short StorySebenernya cerpen ini untuk tugas sekolah, tp pingin aja dipublish di sini hehe ° ° ° Orang yang aku benci, orang yang aku cinta, orang yang aku rindukan sekarang berada tepat didepan mataku. ° ° ° Rank terbaik: #13 - SMP✨ #1 - cerpen remaja✨ #24...