07 - My Ata

98 13 1
                                    

Regaswara argian pimpinan REGAR Geng. Perseteruan nya dengan ARION Geng menyebabkan geng itu cukup terkenal. Terkenal mencari masalah, dari tawuran di lingkungan warga, rekrut anggota preman, bahkan berlaku kriminal dengan menjadi anggota begal jalanan. Cukup miris cricle mereka, tak heran mereka cukup ditakuti dikalangan masyarakat. Tak sedikit anggota merka yg sudah keluar masuk jeruji beri. Tapi itu tak meminimalisir kejahatan yang mereka lakukan. Hal ini juga yang sebenarnya ARION Geng cegah dijalanan. Mereka dijuluki Raja Jalanan untuk menertibkan Geng kriminal seperti ini. Onar sendiri disebabkan karena menangani para Geng motor lainnya di jakarta termasuk anak-anak REGAR ini pasti berujung kekerasan.

Dan sekarang yang ada dihadapan Ata kali ini adalah leader dari REGAR Geng itu sendiri, Regas. Langkah duduk mundur snagat menyulitkan nya. Ata ingin menangis, matanya mengedar mencoba mencari bantuan. Tapi nihil jalanan ini terlalu sepi untuk dilalui banyak orang.

Tak lama kemudian, datang rombongan sekitar 10 orang. Ia kira mereka ingin menolong nya ternyata ia terlalu berfikir positif terhadap orang-orang tersebut.

" Dapet bos, mau diapain dulu ni bocil ".

" Nyicipin dulu ngga sih, lumayan lama gue ngga main sama cewe perawan ".

" Plis jangan lakuin itu ". Ujarnya memohon. Tapi malah mendapat tawa menggelegar.

Semakin sulit Ata untuk mencari celah kabur. Apa ini akhir dari perjalanan nya?.
Ata kembali di seret kesisi jalan menuju pohon besar. Ata semakin memberontak, menggeleng kan kepala dan bergerak acak untuk mempersulit mereka menyeretnya. Namun tenaga yang memang tak seimbang membuatnya terseret dengan ringan.

" Plis, jangan lakuin itu. Gue mohon! ". Pintanya hinteris, tubuhnya sudah gemetar.

Bukh

Ata terlempar membentur pohon, tangannya diikat dengan tali yang entah sejak kapan Mereka dapatkan. Ata semakin memberontak namun lagi-lagi usahanya sia sia.

" Lihat dan ingat! Se brengsek apa gue Ta ".

Ata sudah menangis sejadi jadinya, dua kancing baju paling atas sudah terbuka. Tangan itu mulai menyingkirkan kesamping, bahu putihnya terlihat jelas di malam hari. Regas membasahi bibirnya, jakunnya mulai naik turun seolah itu adalah makanan yang lezat. Tangan Ata sudah tak bisa bergerak karena dicekal dan kakinya terhimpit kaki milik Regas.

" Plis jangan, gue mohon ". Pintanya sekali lagi.

Regas menggeleng, lalu menyentuh bahu putih tersebut. Kemudian matanya kini menyusuri wajah Ata dan behenti di bibir Ramunnya.

" Kita mulai dari sini baby ". Ujarnya sebelum mendekat, jarak semakin dekat. Ata mencoba menggeleng-gelengkan kepala namun tangan yang berada di bahunya berpindah ke tengkuknya. Mengakibatkan ia tak lagi dapat menghindari itu.

Ata menutup mata, air matanya terus mengalir. Samar ia mendengar perkelahian disekitar nya. Tak lama seseorang menendang Regas hingga tersungkur jauh.

" Bangsat ". Umpatnya menyeka sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.

Ata masih menutup matanya, menarik kakinya menyembunyikan wajahnya. Meringkuk dan gemetar sekujur tubuhnya.

Melihat kondisi Ata menyebabkan Alan naik pitam, matanya menyorot amarah, tangannya mengepal, urat nadinya terlihat. Seolah menahan sesuatu yang akan membuncah.

Me? Ataya!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang