Catatan baru setelah sekian lama
Sebelumnya Say Hai dulu👋 tulis komen "tes" dong. hehehhehe
Hampir satu tahun gue biarin ni cerita nganggur akhirnya ada niatan buat kembali lanjutin di sela kesibukan gue di masa magang.
Informasi juga buat kalian bahwa cerita ini mau aku rombak besar-besaran, dari alur setiap ceritanya bakal berbeda dan masalah yg diangkat juga bakal beda dari rencana awal.
Alasannya lebih ke, setelah dibaca ulang ternyata cerita ini ngga konsisten sama kurang nyambung ajh. Jatuhnya jadi aneh.
Tapi... tenang tokoh utama masih sama, untuk lainnya maybe bakal ada perubahan dan pengganti tokoh. Karena lagi-lagi ini adalah perombakan, untuk kejadian yang terjadi mungkin bakal aku masukin. so bagi pembaca lama pasti tahu yang mana.. gass baca
Tandai yg typo yaa!
Prolog - 00
Dari sekian banyaknya alur kehidupan kenapa ia harus di lahirkan dalam keadaan sendiri, pertumbuhan yang tidak sama sekali di temani sosok yang dapat dikasihi. Dia sedikit tertekan kalau membahas mengenai keluarga. Bukan tak mau mengakui tapi memang ngga ada yang bisa ia akui. Disebut anak terlantar kurang tepat, sebab dia hidup berkecukupan sampai saat ini." sampai kapan lo mau bersikap kaya gini Una? ". Lagi-lagi kalimat yang sudah ribuan kali ia dengar setiap kali ia berulah. Meraup wajah frustasi pada sosok gadis yang sudah ia besar bersamanya sejak kecil. Ia kira sudah mangawasi pertumbuhannya dengan ketat, apa itu yang menumbuhkan sikap berontaknya selama kurang lebih satu tahun dan puncaknya 3 bulan terakhir.
Helaan nafas dari keduanya terdengar bersautan. Jujur Una sendiri juga sudah mauk selalu di tanya pertanyaan yang sama, ia pikir tidak ada habisnya. Tidak kreatif dan terlalu monoton, seperti kehidupannya maybe.
" Sampai gue bener bener mati ". Gumamnya pelan namun terdengar oleh sosok didepannya saat ini. Sontak ia melebarkan mata mendengarkan jawaban gadis itu. Pembuluh darahnya naik seketika, emosinya sudah sangat sulit dikendalikan. Ia memilih beranjak dari suasana tidak memungkinkan untuk lanjut dibicarakan dengan kepala dingin. Arga bukan sosok yang sabarnya setebal baja, dia memiliki kadar setipis tisu, apalagi mengenai gadis yang sulit di atur ini.
Helaan nafas kembali terdengar, setelah Arga pergi dari ruang tamu. Una menatap kesekeliling ruangan, sedikit menyunggingkan seyum melihat banyaknya foto-foto pertumbuhannya sebagai pembubuh keharmonisan rumah pikirnya begitu.
" gue cape". Keluhnya. Kemudian ia beranjak menuju kamarnya memilih merebahkan tubuhnya untuk sekedar beristirahat sejenak. Namun belum sampai di ranjang, Una berhenti menatap pantulan dirinya yang cukup memprihatinkan.
Wajah, bibir terlihat pucat pasi, matanya terlihat sayu, terdapat lengkungan hitam dibawah matanya, tubuh yang kecil dan kurus. Sangat memprihatinkan kan, ia pikir pantas saja Arga begitu iba padanya. Memang sangat butuh dikasihani melihat penampilan yang ia pancarkan saat ini.
lagi-lagi helaan nafas luruh, berat juga menjalani hidup setahun terahkir ini. Pada akhirnya ia melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda tadi, merebahkan tubuh lemahnya dan memilih pergi ke alam mimpi.
Ya.. Dia Laluna Kaylo Pandi, gadis lemah yang kerap dipanggil Una. Gadis yang tadinya sangat ceria, penikmat hari yang indah, pembawaan ringan dan mudah tersenyum. Namun semuanya lenyap saat kabar itu muncul, keadaan yang sangat ia rasa mustahil di perbaiki di masa depan ini. Penyakit yang menggerogoti tubuh mungilnya perlahan, kegiatan rutin yang sangat membosankan. Membutuhkan waktu tiga jam dalam seminggu sekali ia harus berkutat rasa sakit pada alat penyambung hidupnya. Masih ingin hidup lebih lama, namun ginjal yang kini sudah meminta bantuan untuk memompa darahnya setiap hari membuat tubuhnya begitu sakit.
Awal bulan tahun ini sampai dua bulan seterusnya masih 1 bulan sekali, namun setelahnya lama-lama semakin dekat jadwal terapi cuci darahnya. Puncaknya 1 bulan terakhir ini, ia harus merasa kesakitan setiap minggunya. Sudah 2 kali ia bolos jadwal mingguannya, memilih 9 hari sekali cuci darah itupun kalau ia sudah sangat butuh kalau tidak seperti yang dipermasalahkan Arga tadi, terhitung kali ini adalah hari ke 12 tapi ia sama sekali tidak menyentuh alat bantu hidupnya itu. PERCUMA pikirnya, toh matipun pasti, keinginan hidup lebih lama pada saat itu sudah luntur seiring berjalannya waktu. Gadis PENYAKITAN yang sangat menyedihkan.
Ngomong-ngomong mengenai Arga, hmm dilihat dari umur, dia lebih cocok jadi kakaknya. Atau lebih tepatnya kaka angkatnya, Ya Arga adalah anak dari keluarga yang memungutnya 15 tahun yang lalu, tepatnya saat ia berumur 2 tahun. Keharmonisan keluarga bertambah lengkap dengan adanya anggota baru saat itu yaitu Una. Tapi naasnya itu tidak berjalan lama, setelah 7 tahun kemudian musibah berujung menewaskan orang tua Arga itu datang tiba-tiba. Berakhir Una yang berumur 9 tahun dan Arga yang 17 tahun harus menjadi anak Yatim piatu dadakan.
Tahun pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima hidup masih normal satu sama lain masih saling menguatkan dan mengisi kekosongan itu. Tapi tiga tahun setelahnya Una sudah mulai kesepian, menunggu Arga yang sibuk dengan pekerjaannya saat ini. Melanjutkan bisnis orang tua yang sempat kosong kursi kepemimpinannya.
" Bertahan? percuma ". gumamnya sebelum sepenuhnya terlelap.
#EPRIBADEH
Akhirnya luncur juga prolog ini, semoga sampe ya fill nya.
Kan.. kan beda beda banget dari sebelumnya, semoga ngga kecewa.
So.. tunggu dan jangan lupa tinggalin jejak ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me? Ataya!
Teen FictionUna tak pernah menyangka kalau ia berada disini. Seingatnya ia sudah menutup buku kehidupannya sebagai gadis pembangkang dan penyakitan. Kenapa ia bangun kembali di keadaan yg tidak kondusif dan penuh tekanan. Matanya mengedar mencoba mecerna keadaa...