"Primrose, apakah kau yang mengirimkan buku ini?"
Primrose melihat buku yang disodorkan kakak iparnya, kemudian seperti biasa, dirinya hanya mengangguk tanpa mengindahkan raut wajahnya. Sonya tersenyum lebar. Matanya berbinar dan tangannya bergerak mengelus buku itu.
Bagi Sonya, tak masalah Primrose memiliki sifat yang dingin dan kaku. Dirinya bisa memakluminya. Dengan adanya Primrose yang menyambutnya melalui buku ini, Sonya dapat menyimpulkan jika sebenarnya Primrose memiliki sisi yang hangat.
"Ohya, Prim. Ini hari yang cukup hangat, bagaimana kalau kita mengadakan pesta teh lagi di kamar-"
Untunglah Sonya menghentikan langkahnya saat pintu kamar Primrose tiba-tiba ditutup. Gadis dengan rambut pirang itu kaget karena papan kayu besar itu hampir saja terhempas ke wajahnya. Sonya yang kaget mematung seketika.
Dan tiba-tiba saja, sebuah suara di belakang gadis itu kembali mengejutkannya.
"Apa nona baik-baik saja?"
"Astaga! Kau mengagetkanku!"
Nampak seorang pelayan bertubuh mungil dengan wajah yang kaku, khas wilayah ini, memperhatikan Sonya sambil membawa keranjang pakaian di tangannya.
Bukan, bukan Hilda. Melainkan seorang gadis yang usianya jauh lebih muda. Sorot matanya yang kaku, namun lebih lunak daripada pelayan pribadi Primrose itulah yang menjadi ciri khasnya.
Sonya mengusap pelipisnya berulang kali.
"Tidak, aku baik-baik saja"
Pelayan itu masih menatap Sonya dengan tatapan yang sama, namun entah mengapa dengan perasaan yang berbeda, Sonya dibuat gugup olehnya. Mengapa semua orang di rumah ini selalu bisa membuatnya merasa terintimidasi?
Sepertinya pelayan itu tahu bahwa apa yang dirinya lakukan sedikit kurang sopan. Dirinya berniat untuk pamit undur diri dari sana.
Namun, Sonya mendengar pelayan itu berbicara sesuatu. Sesuatu seperti,
"Nona Prim sedikit sensitif beberapa hari belakangan. Saya mengira nona menjadi sensitif semenjak pertemuan beliau dengan Tuan Duke Gertons beberapa hari yang lalu"Sonya yang penasaran akan hal itu, balik bertanya.
"Duke Gertons? Bukankah beliau sedang terbaring lemah di kediamannya?"Pelayan itu menggeleng tidak yakin, sebelum dirinya benar-benar pergi dari sana.
Sonya menjadi berpikir.
Duke Gertons, saudara jauh keluarga kerajaan atau dengan kata lain juga saudara jauh dari Marquis Caerulum. Walaupun memang Marquis Damian bekerja di bawah kendali beberapa keluarga duke di kerajaan ini, tetapi sekarang tuan marquis sedang berada di daerah perbatasan dan tidak tahu kapan kembali.
Apa urusan mereka dengan keluarga ini?
🌦🌦🌦
Keesokan harinya, saat matahari remang-remang menembus lapisan es tipis di udara. Sonya bangun lebih awal dari biasanya. Gadis berambut pirang itu terlebih dahulu bersiap. Menatap pantulan dirinya di cermin seraya melihat detail dari penampilannya.
Sudah lewat beberapa hari semenjak Sonya datang ke daerah ini. Jujur saja, awalnya Sonya merasa sedikit asing. Mansion yang luas terasa sepi mengingat sedikitnya pekerja yang ada di kediaman ini.
Di wilayah kerajaan Antas, tepatnya di wilayah Count Floss, wilayah dimana Sonya berasal, semuanya terasa mudah. Suhu yang hangat dengan matahari yang bersinar sepanjang tahun, bahan pangan yang berlimpah, pakaian dan perhiasan, serta para penghuninya yang ramah dan selalu tersenyum.
![](https://img.wattpad.com/cover/316955931-288-k371709.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter with Summer || Sowon×Eunwoo
Historical FictionSowon×Eunwoo "Jika kau bertanya padaku, jawabanku adalah kamu" Sonya Glory Floss, seorang putri sulung Count dari keluarga Floss di haruskan untuk bertunangan secara politik untuk menghentikan peperangan yang telah berlangsung selama empat tahun. D...