Bab 1 : Latar Belakang

49 6 0
                                    

Jari-jemari cantik menyibak perlahan tirai sutra. Bola mata keemasan bagai matahari senja mengintip dari balik sana. Melihat apakah yang menjadikan suara gaduh di luar sana yang semakin menjauh.

Terlihat, sebuah kereta kuda dengan banyak sekali pengawal kerajaan, pergi menjauh. Hilang di balik rimbunnya pepohonan serta gerbang mansion tempatnya tinggal.

Gadis cantik itu menghela napas perlahan. Seakan kelopak bunga pun, akan tertiup hembusan helaan napasnya yang lembut.

Tirai tertutup. Meninggalkan sang surya yang hampir tenggelam di luar sana.

Sejenak, tak ada pergerakan berarti dari gadis itu. Seolah nampak berpikir, kepalanya bersender pada kunsen jendela besarnya. Mengira-ngira apa yang akan terjadi kemudian.

Dan sepertinya, dirinya akan menebak jika datangnya pengawal kerajaan ke mansion seorang Count yang bahkan tak begitu tersohor merupakan sebuah awal dari kejanggalan.

Apa tujuan mereka datang kemari?

Mengapa mereka terburu-buru?

Dan apa yang mereka inginkan?

Tiba-tiba saja, suara pintu terketuk membangunkan sang nona dari lamunan cantiknya.

Dari balik pintu, muncul seorang pria tua dengan rambut putih kelabu serta jas hitam khasnya.

Kaca mata gantung dengan rantai emas yang mulai memudar dengan tangan di tekuk di depan dada, membuat gadis itu mengerti apa yang dirinya butuhkan.

"Nona, tuan memanggil anda"

Sonya Glory Floss, gadis yang tanpa senyuman itu mengangguki perintah sang kepala pelayan dan menyuruh pria tua itu untuk melangkah terlebih dahulu.

Menuntunnya membuka pintu kamarnya serta menuntunnya menuruni tangga.
Melihat punggung pria tua itu dari belakang membuat Sonya sedikit menampilkan senyuman dalam diamnya. Teringat saat dirinya masih muda.

Tapi itu takkan terjadi lagi. Dirinya akan segera meninggalkan rumah ini. Dirinya akan segera pergi.

Kemanapun mereka mengirimnya.

🌦🌦🌦

"Maaf membuat ayah menunggu"

Dengan sopan, gadis itu memberikan hormat pada pria tua yang terduduk di depannya.

Pria tua itu sedikit tak merespon. Menaruh terlebih dahulu cangkir tehnya dan terdiam sejenak.

Lama Sonya menunduk seraya memberikan hormat namun belum ada tanda bahwa sang pria menerima salamnya. Membuat gadis itu diam-diam mengintip, memeriksa apa yang terjadi padanya.

Saat dirinya hampir bisa melihat wajah pria itu, sang ayah mengangguk. Mempersilahkan putri sulungnya itu untuk duduk.

Suasana hening sejenak.

Tak ada percakapan antara ayah dan putrinya itu.

Padahal Sonya tahu, ayahnya tak mungkin memanggilnya untuk percakapan serius jika tidak menyuguhkan teh dan menyuruh berkumpul di ruang tengah.

Namun, ini sedikit aneh atau memang gadis itu disuruh untuk sedikit bersabar.
Teh telah tersaji dan ayahnya belum membuka percakapan sedikitpun. Sonya meminum tehnya sedikit.

Lama tak ada pembicaraan berarti dari mulut sang pria, Sonya memutuskan untuk berbicara terlebih dahulu.
Rasa penasarannya mengalahkan sopan santunnya.

"Jadi, apa yang ingin ayah katakan?"

Vincent Bernhard Floss, pria itu menaruh cangkirnya saat sang putrinya itu bertanya dengan tiba-tiba.

Winter with Summer || Sowon×EunwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang