BAGIAN 03

889 130 12
                                        


"Kalau begitu, bisa ceritakan apa yang kalian alami?" Ucap Shinsuke.

"Kalian tidak akan melukai kami, kan?" Ragu Atsumu.

.
.
.
.

Shinsuke dan Rintarou kembali terdiam mendengar ucapan Atsumu.

Shinsuke memeluk Atsumu, lalu berkata "Tak masalah jika kalian belum mempercayai kami, kalian bisa menceritakan semuanya kapanpun."

Rintarou juga mengelus surai Osamu yang berada di pangkuannya. "Benar, kami tak masalah dengan itu. Semuanya akan kami lakukan agar trauma kalian hilang."

"Kami akan menceritakan sekarang." Ucap Osamu.

Flashback On

"Papa akan berangkat, jaga diri kamu Atsumu." Ucap papa Miya.

Sejenak dia merasakan kebebasan, tapi saat papa nya bekerja, keadaan kembali menyiksanya.

"Atsumu, sampai kapan kau akan diam disana?! Cepat cuci baju saya sekarang!!" Teriak mamanya.

Atsumu yang masih berusia 3 tahun, tak ada keberanian untuk melawan. Dia menurut dengan ucapan mamanya.

"Tsumu, jangan putus asa. Suatu hari kita akan keluar dari keadaan ini." Bisik Osamu yang menghampiri kakaknya. Tentu saja tanpa sepengetahuan mamanya.

Atsumu mengangguk dan tersenyum tipis. "Pergilah, sebelum mama melihat kau bersamaku." Balas bisik Atsumu.

Setelah Osamu pergi, Atsumu bergumam "Tuhan, bebaskan hidupku dan Samu."

Hari terus berlanjut, Atsumu dan Osamu sama-sama babak belur karena perlakuan orang tua mereka. Seperti roda yang berputar, Atsumu akan mendapat siksaan dari pagi sampai siang oleh mamanya. Dan Osamu akan mendapat siksaan dari papanya dari sore sampai malam.

Jika papanya berkata, dia menyayangi Atsumu dan membenci Osamu. Begitu juga dengan mamanya yang menyayangi Osamu tetapi membenci Atsumu.

Itu hanya bualan mereka. Jika benar sayang, kenapa saat mereka mengetahui anak kesayangannya disiksa respon hanya diam tak berkutik?

Siksaan itu tak datang dari kedua orangtuanya saja. Tetapi juga nenek mereka.

Saat nenek mereka berkunjung, si kembar berekspektasi sang nenek lebih menyayangi mereka berdua. Namun sayang, mereka hanya menelan kenyataan pahit tentang kenyataan.

"Nenek, aku tak suka dengan mama, dia selalu menyuruhku dan memukulku dengan tongkat kayu." Ucap Atsumu kepada sang nenek.

"Aku benci dengan papa, dia selalu memukulku dengan ikat pinggang dan pernah menyiram kaki ku dengan air panas." Lanjut Osamu.

"Lalu apa urusannya dengan saya? Kalian memang merepotkan, itu adalah perlakuan yang cocok untuk kalian." Jawab neneknya.

Si kembar hanya terdiam, hingga sampai mereka dipukul oleh neneknya. Tak sanggup melawan, mereka hanyalah anak kecil yang membutuhkan kasih sayang keluarga.

Happiness [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang