BAGIAN 05

741 128 6
                                    


Terdengar ketukan di kaca mobil yang mengejutkan Rintarou.

'Tuhan...'

.
.
.
.

Rintarou melirik ke kaca mobil, ternyata hanya Shinsuke yang menggendong Osamu. Segera dia membuka pintu mobil.

Setelah mendudukkan Osamu di bangku belakang, dan Shinsuke juga sudah duduk di bangku sampingnya. Rintarou segera melajukan mobilnya menuju mansion keluarganya.

"Kau terlihat terkejut tadi, urgent tentang apa?" Tanya Shinsuke.

Rintarou menghela nafas, "Atsumu melihat orang tuanya dulu. Aku khawatir jika mereka melihat kami, lalu memaksa si kembar untuk kembali dengan mereka. Bagaimana jika mereka disiksa lagi?" Jelasnya.

"Tenanglah, mereka aman bersama kita. Jangan pernah berfikiran yang berlebihan." Ucap Shinsuke.

"Mama, tadi ada pelayan restoran yang memberi dua coklat ke Tsumu tau." Celetuk Atsumu dari belakang.

Shinsuke menoleh, "Pelayan yang mana, kak?" Tanya Shinsuke.

"Hmm... Seinget Tsumu yang menyambut papa waktu masuk restoran." Jawab Atsumu.

"Siapa? Ada beberapa pelayan tadi." Ucap Shinsuke.

"Asheria, kepala pelayan sekarang." Jawab Rintarou.

"Jangan lupa satu coklat untuk adikmu, dia bilang satu untuk kembaranmu bukan?" Lanjutnya. Atsumu langsung memberikan satu batang coklat untuk Osamu yang kebetulan baru saja bangun.

"Oh iya, aku juga baru mengetahuinya. Bulan lalu kita kesana, dan aku tak melihat Asheria menjadi kepala pelayan." Ucap Shinsuke.

"Jelas tidak melihatnya, dia baru saja diangkat menjadi kepala pelayan oleh Mizumi 2 Minggu yang lalu." Jelas Rintarou. Shinsuke hanya mengangguk.

Perjalanan menuju mansion keluarga Suna hanya membutuhkan waktu 20 menit dari restorannya. Kebetulan juga Rintarou belum mengunjungi mansion 2 bulan, dan sekarang dia kesana bersama dengan Shinsuke dan dua anak kembar. Sungguh Rintarou tak bisa membayangkan bagaimana reaksi keluarganya dan keluarga Kita.

(N. Mines respon kakak Rintarou, karena memang sudah mendengar ceritanya :D )

.
.
.
.

Akhirnya mereka sampai di mansion keluarga Suna. Si kembar hanya memegang erat jemari Shinsuke dan Rintarou. Bagai adanya tali yang menghubungkan, rasa khawatir dan takut si kembar seperti terbagi ke Shinsuke dan Rintarou.

"Tenanglah, jangan terlalu tegang anak-anak." Ucap Rintarou menenangkan si kembar.

Si kembar yang tak sanggup menjawab, hanya mengangguk.

Shinsuke mengetuk pintu mansion megah itu. Tak lama, terlihat wanita paruh baya yang membuka pintu.

"Eh, nak Rintarou dan nak Shinsuke. Ayo masuk, orang tua kalian sudah menunggu diruang tamu." Ucap wanita itu.

"Terimakasih, bi. Kami masuk duluan ya." Ucap Rintarou.

Lalu Shinsuke memberikan bingkisan roti ke wanita itu, "Bibi Reika, tolong sajikan ke ruang tamu sebagian, lalu sisanya bagikan ke pelayan lain." Ucapnya.

"Baiklah, nak." Ucap bibi Reika lalu pergi ke dapur.

Saat Shinsuke dan Rintarou menuju ruang tamu, si kembar sama sekali tak mengikuti langkah mereka.

"Ayo, tak perlu takut. Jangan terlalu mengikuti ekspetasi sendiri." Ucap Shinsuke lembut.

Tetap tak ada jawaban, keduanya masih terlalu mengalami trauma mendalam. Akhirnya, Shinsuke menggendong Atsumu dan Rintarou juga menggendong Osamu.

Happiness [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang