"Mama, kenapa orang itu selalu memfoto kita?" Ucap Atsumu sembari menunjuk seseorang berjubah hitam. Sama seperti orang yang mengejarnya sebelum bertemu Shinsuke..
.
.
."Kids, disana ada permainan untuk anak-anak. Kalian kesana dengan paman ini, ya?" Ucap Rintarou.
"Papa dan mama mau pergi kemana?" Tanya Osamu.
Shinsuke tersenyum tipis dan mengelus surai si bungsu. "Tak jauh dari sini. Jadi, kalian kesana dulu bersama om ini, okay?" Ucapnya dengan lembut.
Si kembar mengangguk, mereka berjalan menuju tempat yang dimaksud. Tersisa Rintarou, Shinsuke dan dua bodyguard.
Segera, mereka berempat menuju kearah pria berjubah hitam yang sedari tadi memotret mereka. Pria itu yang mengetahui jika dia diincar, langsung melarikan diri.
Benar nyatanya, pria tersebut ditemukan bersama Nayuka, mantan kekasih Rintarou.
"Apalagi rencanamu kali ini, Nayuka? Beberapa kali aku memperingatkan dirimu untuk menjauhi keluargaku." Ucap Rintarou.
"Rencanaku? Sudah jelas anak kembar itu dan kekasihmu ini!!" Ucap murka Nayuka.
"Anak-anakku tidak ada hubungannya dengan ini!! Jangan pernah kau libatkan mereka." Tegas Shinsuke.
"Anak-anakmu? Anak-anak kalian? Ucap kalian seperti itu, padahal orang tua asli mereka saja tidak tahu?!" Ucap remeh Nayuka.
"Kau tahu apa?! Tak peduli bentuk apa orang tua mereka, yang terpenting kami yang merawatnya sekarang!!" Jawab Rintarou.
Nayuka tersenyum miring, "Jika aku mengatakan bahwa aku adalah ibu dari si kembar, apa kalian percaya?"
Oh, kebenaran apa kali ini? Fakta yang membuat Rintarou dan Shinsuke tercengang.
"Berhenti membual, Nayuka!!" Ucap tegas Rintarou.
"Kenapa harus aku membual?! Aku memberikan si kembar kepada kakak kandungku. Kabarnya mereka juga menyiksa anak-anak itu."
"Sebelum aku berpacaran denganmu, aku telah melahirkan bayi kembar. Sebelumnya aku mencoba untuk membunuh anak itu, tapi sayangnya mereka malah tumbuh dengan sehat. Aku depresi, aku lelah, sampai saat mereka lahir aku memberikannya kepada kakakku agar cepat membunuhnya." Jelas Nayuka.
"Tapi, setelah pertemuan kita di restoran itu, aku terkejut anak-anakku masih hidup. Kenapa?! Kenapa anak-anak sial itu masih hidup bahkan bersama kalian?!" Lanjut Nayuka dengan mata berkaca-kaca.
"Cukup, Nayuka!!" Bentak Shinsuke.
"Tidak ada yang namanya anak sial. Kau yang salah, jangan katakan hal buruk tentang anak-anak yang lahir tak berdosa itu!! Jika kau tak menginginkan kehadiran mereka, titipkan saja ke panti asuhan. Biarkan mereka merawatnya, kau semakin menambah dosa karena berniat membunuh anak yang tak bersalah." Ucap Shinsuke.
"Hidupmu tidak tenang hanya karena anak-anak itu masih hidup bukan?! Jika kau ibu yang baik, seharusnya senang karena anak-anakmu bisa hidup bahagia tanpa mencampuri urusan hidupmu." Lanjutnya.
Nayuka terdiam, air matanya tak terbendung lagi. Rasa bersalah, rasa menyesal, rasa jika hidupnya tak adil. Segalanya tercampur aduk.
"Aku tak menyukai anak-anak itu hidup dengan bahagia dengan kasih sayang orang tua, sementara aku tidak." Ucap Nayuka.
"Seharusnya kau bisa membuat si kembar merasakan kasih sayang, bukan malah membuat mereka merasakan sepertimu!!" Sahut Rintarou.
"Pemikiranmu selayak anak kecil, kau hanya belum siap menjadi seorang ibu. Apalagi menjadi single parent." Ucap Shinsuke.

KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness [ END ]
Ficción GeneralHal yang sama sekali tidak dipikirkan oleh Shinsuke, adalah menemukan anak kembar di halte saat pulang bekerja. Bukan bukan, lebih tepatnya dua anak tersebut memanggilnya dengan sebutan "mama".