Realita

781 81 11
                                    

ㅤㅤ



























ㅤㅤ

"Kamu ngapain ajak aku kesini?" tanya seorang gadis cantik pada gadis pemilik lesung pipi manis yang sedang tersenyum dihadapannya.

Ia bingung pasalnya gadis ini menelpon untuk meminta dirinya pergi. Apalagi ini malam. Sebenarnya ia ragu untuk keluar tetapi karena gadis dihadapannya ini meyakinkannya jadilah dirinya berada di taman yang dekat dengan kompleknya bersama gadis itu.

"Sebelumnya maaf banget aku maksain buat ketemuan." Bukannya menjawab gadis itu malah mengatakan maaf kepadanya.

Si gadis cantik mengangguk. "Iya gapapa kok. Jadi... Kenapa kamu ngajak ketemuan?" tanyanya lagi.

"Ehm... Aku... Aku mau ngomong sesuatu sama kamu..." Ucapan gadis itu agak tercekat, dan gadis itu terlihat gugup. Entahlah gadis itu sangat gugup sekarang.

"Oke... Mau ngomong apa? Kok kaya serius banget. Mana ngotot banget tadi kamu ngajak ketemuannya." Gadis cantik itu menatap bingung gadis manis yang terlihat selalu mengalihkan matanya saat mereka bertatapan. "Sepenting itu ya? Sampe gak bisa di chat aja ngomong nya?" sambungnya.

"IYA!" teriak gadis manis itu spontan, tak lama ia menutup mulutnya karena tersadar baru saja berteriak.

"Eh sorry sorry aku gak sengaja. Aduh bodoh banget sih kamu Zee," gumam gadis manis yang ternyata bernama Zee itu.

Gadis cantik yang melihat gadis manis atau Zee itu menggerutu hanya terkekeh. Lucu sekali gadis itu.

"Iya gapapa. Nanti kan kamu juga yang kena bukan aku," canda gadis cantik itu.

Zee melotot mendengar perkataan gadis cantik dihadapannya. Bukannya menenangkan dirinya gadis itu malah menakutinya. "Ih kamu mah, Ashel. Malah nakut-nakutin aku. Jahat tauu," sebal Zee pada gadis cantik yang bernama Ashel.

"Bercanda Zee. Aku mana tega sih ngelihatin kamu dihakimin warga," ucap Ashel.

"Cie mbaknya perhatian banget sih sama saya. Jadi malu saya," kekeh Zee.

"Apaan sih gak jelas deh kamu. Oke lanjutin yang tadi. Jadi apa yang mau kamu omongin?" tanya kembali Ashel pada Zee. Sebenarnya ia takut akan dimarahi oleh orang tuanya jika berlama-lama diluar.

Zee mengambil nafas pelan. Kemudian mengambil kedua tangan Ashel. Menatap lurus pada Ashel.

"Oke..."

"Kamu mau gak jadi pacar aku?"

Setelah mengatakan itu Zee menghela nafas panjang. Merasa lega telah mengutarakan isi hatinya yang ia pendam sejak lama.
ㅤㅤ

"..."

ㅤㅤ
Ashel berusaha mencerna pertanyaan Zee. Ia menatap Zee sangat tajam. Mencari kebohongan pada mata Zee. Melihat apakah gadis ini hanya bermain-main dengan ucapannya. Namun ternyata yang dapat dirinya lihat hanyalah tatapan tulus dan senyum tulus yang diberikan Zee padanya.

Ashel pun tersenyum.

"Iya... Aku mau."

"Apa? Coba ulangin sekali lagi, Shel."

"Iya Azizi.. Aku mau jadi pacar kamu."

Senyum Zee mengembang mendengar jawaban dari Ashel.

"YESS HUHUU AKHIRNYA MIMPI AKU BISA JADI KENYATAAN. MENJADI PACAR SEORANG ASHEL."

INFINITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang