~HAPPY READING~
•
•
•
(❂‿❂)Tok.
Tok.
Tok.
"Permisi, Bu" seorang lelaki mengetuk pintu kelas dengan perlahan, suaranya terdengar sopan.
Suasana kelas mendadak hening. Semua mata tertuju pada sosok lelaki itu. Perubahan drastis dalam sikapnya membuat semua orang terkejut. Biasanya, jika dia masuk kelas, pintu akan dibuka seenaknya, bahkan ditendang jika tertutup, tanpa peduli siapa pun yang ada di dalamnya, termasuk guru sekalipun. Tapi kali ini? Dia mengetuk dan meminta izin.
"Bu, saya boleh masuk?" tanyanya dengan nada yang tak biasa.
Sang guru, yang terkejut dengan sikap ini, hanya mampu menjawab terbata-bata, "E-eh, bo-boleh, silakan masuk."
Lelaki itu berbalik sebentar pada seseorang di belakangnya. "Lo tunggu di sini dulu bentar. Gue mau masuk dulu ambil tas lo sekaligus minta izin ke guru" katanya.
Namun gadis itu menggeleng tegas. "Nggak, gue ikut. Gue nggak mau nunggu sendirian di sini. Gue takut" jawabnya dengan suara pelan namun mantap.
Lelaki itu mendesah pelan, mengalah. "Ya udah, ayo."
"Permisi, Bu. Maaf mengganggu" kata lelaki itu sambil melangkah masuk ke dalam kelas, diikuti oleh seorang gadis di belakangnya.
Seketika suasana kelas menjadi hening. Semua orang yang ada di ruangan itu langsung menyadari alasan di balik perubahan sikap drastis lelaki tersebut.
"Sa, lo kenapa? Kok pucet banget?" tanya seorang siswi yang langsung berlari menghampiri Salsa, memperlihatkan wajah khawatir. Siswi itu, Dila, menatap Salsa penuh rasa cemas.
"Asraf, lo apain Salsa, hah?" tambah Dila dengan nada tinggi sambil melirik tajam ke arah Asraf.
"Gue nggak apa-apa kok, Dil. Tenang aja" jawab Salsa dengan senyum lemah, mencoba menenangkan Dila.
"Cuma lagi nggak enak badan aja" lanjutnya sambil memaksakan senyuman yang lebih lebar.
"Tapi bukannya tadi lo di UKS, Sa? Kenapa sekarang malah ke sini? Harusnya istirahat di sana aja" timpal Nana yang ikut mendekat.
Asraf mencoba menjelaskan, "Tadi di UKS dia—"
Namun, Salsa buru-buru memotong, "Gue bosen di UKS, makanya ke sini."
Nana menatap Asraf curiga, sementara Nurul, yang juga penasaran, bertanya, "Terus, kok lo bisa bareng sama dia?" sambil menunjuk ke arah Asraf.
"Tadi di jalan gue ketemu dia. Jadinya ya bareng" jawab Salsa ringan.
"Oh, gitu" Nurul mengangguk, meskipun tatapan matanya masih menyiratkan keraguan.
"Udah selesai, kan? Yuk, pulang" kata Asraf sambil menggenggam tangan Salsa, mencoba menariknya keluar kelas.
"Eh, eh! Lo mau bawa Salsa ke mana? Mau lo culik, ya?" sergah Nana, melangkah maju dengan tatapan penuh kecurigaan.
"Dia cuma mau nganterin gue pulang" jawab Salsa sambil menoleh ke arah Nana, tersenyum tipis untuk menenangkan.
Asraf mendengus. "Berisik" gumamnya sambil terus membawa Salsa pergi.
Namun, langkahnya terhenti. Dia menoleh ke belakang, menatap Rama yang duduk santai di bangku belakang kelas. "Rama, kunci mobil lo sini."
Tanpa berkata banyak, Rama merogoh sakunya, mengambil kunci mobil, lalu melemparkannya ke arah Asraf.
Asraf menangkap kunci itu dengan sigap, lalu melemparkan kunci motornya sebagai gantinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MISTERI LORONG SEKOLAH [PROSES REVISI]
Horror❗WARNING ❗ Cerita ini sedang proses Revisi jadi agak berantakan!! Salsa Razella Winata atau yang akrab di sapa Salsa, seorang gadis dengan kemampuan yang jarang dimiliki oleh orang lain yaitu dapat melihat sesuatu yang tak kasat mata. Saat berusia...